Oleh: Dr. Abd Misno, MEI
Pesona hawa memang selalu memikat raga, membelenggu sukma dan memberi
rasa yang tiada tara kelezatannya. Hingga kemudian manusia terbiasa dengannya
dan kesulitan untuk melepaskannya. Apalagi jika hawa itu memang selalu dituruti
kemauannya, hingga sebuah dosa menjadi hal yang biasa, astaghfirullah.
Bukan sebuah cerita, tapi ini adalah fakta dari segelintir anak
manusia yang masih terlena dengan hawa dunia, pesona raga membuatnya lupa akan
kenikmatan abadi dan selamanya di alam sana. Imajinasi liarnya membawa kepada
eksploitasi raga yang menyeret jiwa untuk menikmatinya. Hingga keinginan untuk
kembali ke fitrahnya lemah adanya, karena hawa telah membelenggunya…
Kembalilah ke fitrah manusia, di mana Allah Ta’ala telah menciptakannya
dengan sempurna. Akan berat memang dirasa, apalagi jika hawa telah masuk ke
dalam setiap aliran darahnya, melebur bersama sumsum dan tulang-belulangnya serta
menjadi candu bagi setiap jengkal kulitnya, na’udzubillah min dzalika. Semoga
kita semua terbebas dari kenyataan yang demikian adanya.
Fitrah manusia telah jelas adanya, jalan menuju ke sana pun telah
terang benderang, namun masih ada saja yang menyimpang dan mengingkari fitrah
yang diciptakan Allah Ta’ala atasnya. Mereka akan berdalih ini bukan
kemauannya, trauma di masa lalu menjadi kambing hitamnya, atau “naluri” yang
diikutinya membawa pada pengakuan yang tidak sama dengan faktanya, belum lagi
merasa terjebak dalam raga yang menurutnya tidak semestinya. Ada juga yang
merasa ini adalah bawaan alami yang dia tidak bisa melepaskannya, hingga semua
alasan itu menutup fitrah manusia sebenarnya.
Mereka yang tertawan dengan hawanya memang lemah jiwanya, yang
selalu menuruti hawanya juga lemah bahkan yang menjadikan hawanya sebagai
petuah juga lemah. Maka kelemahan itu adalah sebab dari lemahnya keimanan,
sulit memang dikorelasikan karena terkadang faktanya tidaklah semudah yang
dibayangkan. Tapi, wahai jiwa yang lemah… kembalilah. Kembali ke jalan
fitrahNya, mumpung masih ada usia, mumpung pintuNya masih terbuka, mumpung
nafas masih ada di raga, sampai kapan dalam tawanannya?
Kembalilah… wahai jiwa yang lemah… mungkin akan banyak yang harus
dikorbankan; rasa yang ada di dada, pesona di depan mata, raga yang merajuk
ingin mendapatkannya hingga hawa yang sudah pasti akan menentangnya. Kembalilah…
walau terseok dan merangkak untuk kembali kepadaNya, bahkan harus terlempar
kembali ke dalam jurang hinanya, tapi teruslah berusaha. Sakit memang terasa,
berat memang di raga, dan juga sesak di jiwa. Tapi yakinlah bahwa rasa berat
itu, rasa sakit itu dan rasa sesak itu akan digantikan dengan kebahagiaan yang
tidak ada bandingan.
Kembalilah, walaupun mungkin masih lemah… tak perlu menunggu kuat. Kembalilah
sesuai dengan kemampuan kita, kembali menuju fitrahNya dengan mengharap ridha
dan ampunanNya. Semoga semua kesalahan kita dapat terhapuskan dengannya, niat
yang ikhlas dan mujahadah (bersungguh-sungguh) fi sabilillah (di
jalan fitrahNya) hingga jiwa terlepas dari raga. Semoga…. Menjelang malam di
Kota Hujan, Bogor 01 April 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...