Oleh: Abd Misno
Tujuan utama dari shaum (puasa) di bulan Ramadhan adalah
agar orang-oang beriman (mukmin) bertakwa kepada Allah Ta’ala. Ketakwaan ini
tentu saja bukan secara instan dilakukan, ia memerlukan proses dan tahapan agar
tercapai apa yang menjadi tujuan dari ibadah di bulan Ramadhan ini.
Ketakwaan yang menjadi tujuan dari shaum sejatinya sangatlah
luas, ia mencakup keyakinan mendalam akan rububiyah Allah Ta’ala, Uluhiyah-Nya
serta semua yang terkait dengan keyakinan bahwasanya Allah Ta’ala menguasai
segala sesuatu. Pada sisi lainnya, ketakwaan juga bermakna kemanfaatan untuk semesta,
di mana orang yang bertakwa akan memberikan manfaat yang banyak kepada manusia,
hewan, tumbuhan dan seluruh maklukNya di semesta raya.
Ibadah shaum (puasa) sejatinya memberikan tarbiyah (Pendidikan)
kepada orang-orang beriman agar kepedulian dengan sesama insan dapat diasah dan
dilatih. Rasa lapar dan haus yang dirasakannya selama menjalankan ibadah puasa,
adalah sarana agar kepeduliannya dengan sesama insan dapat dioptimalkan. Demikian
pula rasa lemah dan kurang tenaga ketika tidak ada masukan makanan dan minuman
sepanjang siang juga mengajarkan kepada manusia bahwa banyak di luar sana orang
lain yang kesulitan dalam mendapatkan makanan dan minuman.
Sudah selayaknya bahwa ketika rasa haus dan lapar mulai terasa,
ruhaniyahnya akan meningkat dan sifat empati dalam dirinya juga akan memuncul
dengan membayangkan orang lain yang bukan hanya di bulan Ramadhan, tapi hari-harinya
yang dilanda kelaparan dan kekurangan. Tubuh manusia yang lapar akan terasa
lemah hingga yang akan benyak berperan adalah akal, logika dan hati yang lebih
terbuka dalam menerima segala sesuatu yang bersifat non-material semisal
minuman dan makanan. Maknanya ia akan lebih peduli dengan sesama insan, dan
terdorong untuk meringkan beban kehidupan yang mereka rasakan.
Shaum (puasa) mengajarkan setiap insan
beriman untuk peduli dengan sesama insan, bukan hanya dari puasa yang dilakukan
tapi motivasi besar tentang pahala bagi mereka yang memenuhi kebutuhan
orang-orang yang kekurangan di bulan penuh keberkahan. Banyak sekali ayat dan
hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang memberikan motivasi
agar banyak memberikan makan dan memunuhi kebutuhan orang-orang yang kekurangan
selama Ramadhan. Bahkan di akhir bulan yang mulai ini kita diwajibkan untuk
membayar zakat fitr, dengan tujuan agar orang-orang yang kekurangan dapat ikut
merasakan hari raya yang penuh dengan kebahagiaan.
Jika shaum yang kita lakukan tidak memberikan peningkatan
kepada kepedulian dengan insan, maka pertanyaan besar haruslah menjadi
perhatian “Kenapa Shaum Ramadhan yang dilakukan tidak menumbuhkan kepedulian
dengan sesama insan?” jawabannya bisa jadi karena shaum yang dilakukan
hanya sebatas kewajiban, bukan untuk mengajarkan manusia agar bertakwa
sebaliknya menjadi masa memperbanyak makanan dengan berbuka secara berlebihan.
Semoga kita terhindar dari sikap yang demikian, karena sejatinya shaum
ini adalah untuk Ar-Rahmaan, yang bermakna memberikan dampak peningkatan
keimanan serta kepedulian dengan sesama insan. Wallahu a’lam, pagi mendung di
Bogor, 12 April 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...