Oleh Abu Aisyah
Friends....
Salah satu ciri orang modern adalah pintar karena ilmu dan pengetahuannya
luas. Agar bisa jadi orang yang pintar, kita tentu harus rajin menuntut ilmu.
Iya, kan?
Nah, hal ini sejalan banget sama Al-Quran maupun Al-Hadits. Kamu tentu masih ingat, ayat Al-Quran yang
pertama kali turun adalah Iqra, yang artinya “bacalah”. Ini bukan cuma
perintah untuk membaca buku pelajaran sekolah, lho. Membaca di sini luas banget
deh pengertiannya.
Kalo kita mempelajari proses pertumbuhan pohon, itu juga membaca namanya. Kalo kita memikirkan kenapa bintang bisa bercahaya dan berkelap-kelip, itu
juga membaca namanya. Dan seterusnya dan seterusnya.
Jadi, pengertian membaca pada ayat pertama Al-Quran
itu luas banget, deh. Dengan membaca kita jadi pintar,
tahu banyak hal, dan bisa mengikuti perkembangan jaman.
Nah, kita udah mendapatkan salah satu bukti bahwa Islam itu agama modern!
Dari hadits nabi disebutkan bahwa mencari ilmu itu dari mulai lahir (mahdi)
hingga dikubur (lahdi), wah long life education banget dong.
Bahkan sewaktu Nabi masih tinggal di Madinah beliau telah membuka
"Akademia" yang bernama Ahlu Suffah, di mana mereka tugasnya hanya
menuntut ilmu dari Nabi dengan mencatat hadits-hadits yang disebutkan. Dan di
antara alumni "akademia" ini adalah Abu Hurairah sebagai Profesor di
bidang Hadits.
Kegiatan ilmiah ini terus berlanjut pada masa-masa berikutnya, dan kamu
bisa baca deh Golden Age-nya Islam.
Begitulah (bacanya sambil mendesah yah...) Islam itu paling konsen dengan
ilmu pengetahuan, sehingga nggak heran kalau Islam telah memberikan kontribusi
kepada ilmu pengetahuan modern.
* * *
Friends....
Ciri orang modern lainnya adalah menguasai (atau paling enggak tahu) ilmu
pengetahuan dan teknologi. Itulah sebabnya kita dituntut sama ortu
kita untuk sekolah setinggi-tingginya. Kalo kita enggak sekolah, gimana caranya
kita bisa mengikuti perkembangan jaman. Iya enggak, sih?
Nah, ternyata di Al-Quran itu banyak banget lho, ayat yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan. Ini dia beberapa di antaranya[1]:
Proses
penciptaan manusia
“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian Kami
ciptakan saripati itu (menjadi) mani (yang tinggal) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami ciptakan menjadi segumpal darah, lalu
menjadi segumpal daging dan (pada) segumpal daging itu Kami ciptakan
tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami tutup dengan daging. Kemudian
kami ciptakan ia berbentuk yang lain (manusia yang sempurna). Maka Maha Suci
Allah, Pencipta Yang Paling Ulung.” (Al Mukminun: 12 – 14)
Ayat ini merupakan dasar dari ilmu kedokteran mengenai proses pertumbuhan
bayi di dalam kandungan ibunya. Di sini Allah SWT juga menegaskan bahwa hanya
Zat Yang Maha Pintar yang bisa menciptakan makhluk sesempurna manusia.
Selain itu dalam ayat yang lain dikatakan "Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim". QS Luqman ayat 34.
Maksud dari ayat ini adalah bahwa ada beberapa ilmu
pengetahuan yang itu hanya milik Allah saja, sementara ada pula ilmu
pengetahuan yang diberikan kepada manusia.
Contohnya nih, kalau zaman dulu khan kita ngga tahu,
apakah janin yang ada dalam rahim itu laki-laki atau perempuan? Namun kini,
dengan di-USG kita bisa melihat jenis kelamin dari janin tersebut, walaupun
terkadang ada yang meleset.
Namun yang pasti bahwa Al-Qur'an mengabarkan bagaimana
proses penciptaan manusia dalam rahim, nah ini tentu menjadi tugas umat Islam
(termasuk saya, kamu dan kita semua) untuk meneliti lebih jauh. Nah... pertanyaan
yang muncul adalah, apa ada kita suci yang berbicara seperti ini selain
Al-Qur'an?
Mengenai
tumbuh-tumbuhan
“Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan (tempat kamu tinggal)
dan langit (ibarat) atap. Allah menurunkan hujan dari langit. Dengan air hujan
itu tumbuh dan keluarlah buah-buahan rejeki untukmu....” (Al-Baqarah: 22)
Dari ayat di atas, kita mengetahui bahwa salah satu fungsi air hujan adalah
untuk menumbuhkan buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa kita gunakan untuk
kebutuhan kita sehari-hari (bisa dimakan dan sebagainya).
Pada ayat berikut ini, kita bisa mengetahui proses perkembangbiakan
tumbuh-tumbuhan yang dibantu oleh angin.
“Dan Kami tiupkan angin untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan....” (Al-Hijr: 22)
Ini tentu sesuai banget kan, sama pelajaran biologi yang kita dapatkan di
sekolah?
Selanjutnya, ayat berikut bercerita tentang manfaat air untuk menyuburkan
negeri yang kekeringan karena kemarau.
“Dan Yang menurunkan hujan dari langit (awan yang mendung) menurut ukuran.
Maka Kami hidupkan negeri yang mati (dengan air hujan itu). Demikianlah kamu
akan dibangkitkan.” (Az Zukhruf: 11)
Walaupun zaman sekarang para ilmuwan mampu membuat hujan buatan, namun
tetap saja masalah kapan akan turun hujan nggak ada yang tahu, belum lagi kapan
badai berlalu, (ini sih mirip judul lagu...).
Yang pasti dalam proses turunnya hujan telah disebutkan secara rinci dalam
Al-Qur'an, di sana adanya kekuatan Allah yang membuat hujan, namun tidak
menutup adanya hukum sebab akibat. Sehingga manusia berhak untuk meneliti
bagaimana hujan itu terbentuk dan
akhirnya turun ke bumi. So... apa ada kitab suci yang kaya' gini?
Manfaat
bintang di langit buat pelayaran (kapal laut dan nelayan)
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang agar kamu mendapat petunjuk
(pedoman) dalam (perjalanan) di gelap gulita di daratan dan dalam (berlayar) di
lautan yang gelap....” (Al-An’aam: 97)
Wah, cocok banget deh ayat ini sama kehidupan para pelaut. Coba kamu
bayangkan jika para nelayan berada di tengah-tengah laut di malam hari yang
gelap gulita. Mereka enggak tahu ke arah mana mereka harus berlajar. Subhanallah!
Allah Maha Pintar.
Dia menciptakan langit yang bertaburan bintang-bintang. Bintang-bintang
itulah yang dijadikan oleh nelayan dan para pelaut lainnya untuk mengetahui
arah mata angin. Jadi, mereka enggak bakal kesasar ke tempat lain.
Ngomongin soal bintang, tapi bukan bintang yang TV lho, ternyata dalam
Al-Qur'an ada surat yang bernama An-Najm yang berarti bintang, kemudian
ada juga Al-Buruj yang berarti gugusan bintang-bintang. Kalau ngomongin
tentang ayatnya jangan tanya deh, pokoknya dijamin banyak.
Selain sebagai penunjuk arah, bintang-bintang dilangit juga sebagai hiasan
langit lho, simak deh firmanNya :
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan binatang- binatang, dan Kami jadikan binatang- binatang itu alat-alat
pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala"
Kata para ahli tafsir ini (tau khan?) menunjukan bahwa bintang itu juga
berfungsi sebagai aksesoris langit, tapi kayaknya ga cuman itu deh, dan ini
nih.... tugas kamu untuk menyingkap rahasinya, siapkan?
Selain itu bintang sebagai alat pelempar syetan, wow, keren gak? dua jenis
ilmu pengetahuan diramu sekaligus, yaitu ilmu empiris yang harus kita observasi
plus ilmu agama yang harus kita yakinin, hasilnya ruuuuaaaar biasa.....
Manfaat
peredaran bulan dan bumi
“Dialah yang telah menciptakan matahari yang bersinar (memberi sinar) dan
bulan yang bercahaya (menerima sinar matahari). Dan ditentukanNya
manazil-manazil (tempat-tempat waktu peredaran bulan itu) supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)....” (Yunus: 5)
Karena kita tinggalnya di bumi, maka Al-Qur'an banyak sekali membahas
tentangnya, ayat di atas dan di bawah sebagai contohnya (bingung khan lihat
atas bawah ) benar, friends itu menunjukan bahwa Al-Qur'an memang tiada
duanya....yang paling penting adalah ternyata semua itu tidak serampangan
dibuat, semua itu pasti ada manfaatnya, dan belum semuanya terungkap.
“Mereka bertanya kepadamu tentang (besar kecilnya) bulan. Katakanlah,
‘Bulan itu menunjukkan tanda-tanda waktu bagi manusia dan (untuk menentukan
waktu) haji....” (Al Baqarah: 189)
Subhanallah! Kedua ayat di atas menceritakan hal-hal
yang udah kita pelajari di sekolah.
Pertama, matahari memiliki sinar sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan
cahaya yang berasal dari bulan.
Kedua, manusia bisa menentukan pergantian detik, menit, jam, hari, bulan,
tahun, dan abad. Dari mana manusia menentukan ini? Tak lain dan tak bukan dari
peredaran bumi (mengitari matahari) dan bulan (mengitari bumi). Dengan kata
lain, peredaran bumi dan bulan antara lain bermanfaat dalam pembuatan kalender
di rumah kita! Melalui peredaran bulan pula kita bisa menentukan kapan tibanya
bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Lebaran Haji.
Coba kamu bayangkan, kalau kita tinggal di planet yang mempunyai satelit
(sejenis bulan) lebih dari satu, bingung khan ngitung hari dan bulan serta
tahun.
Bukan cuma itu, perputaran matahari, bumi dan bulan ternyata menjadi
semacam hukum alam yang dapat dijadikan prediksi kapan terjadi gerhana
matahari, gerhana bulan atau musim panas dan musim hujan, lengkap to'...?
Mengenai
gravitasi
Gravitasi adalah salah satu hukum alam yang menyebabkan manusia bisa
“menyentuh” bumi. Kalo gak ada gravitasi, tubuh kita cuma bisa melayang-layang
di udara, kayak balon gas. Bisa-bisa kita saling bertabrakan, iya khan?
Pokoknya gak kebayang deh kalau ngga ada gaya gravitasi, cuman ada nggak
yah ayat yang berbicara tentang hal ini?
Nah, ini dia ayat Al-Quran yang menjelaskan soal gravitasi.
“....Dan Dialah yang menahan (isi) ruang angkasa sehingga tidak jatuh ke
bumi (dengan kekuatan gravitasi yang diciptakanNya) kecuali dengan izinNya....”
(Al Hajj: 65)
Ayat ini kesannya berbicara tidak hanya garvitasi yang dimiliki bumi saja,
namun bintang-bintang di ruang angkasa juga memiliki gaya gravitasi tersendiri,
apa benar demikian? kayaknya kita tunggu kontribusi kamu semua di bidang ini ?
Matematika
Al-Qur'an
Wuih, ada-ada saja penulis buku ini, enggak friends, saya serius, ini adalah salah satu bukti nyata bahwa Al-Qur'an itu benar-benar
wahyu dari Allah. Kamu yang keranjingan dengan matematika kudu pantengin
tulisan ini.
Yup, satu di antara matematika Al-Qur'an adalah tentang
kodetifikasi bilangan prima. Hah... bilangan prima? "gue nyerah deh".
Gak apa-apa tapi coba deh perhatikan bagi yang serius membaca dan menghayatinya
akan tahu dan akan
menemukan contoh-contoh struktur bilangan prima dari ratusan struktur yang
ada.
Istimewa sekali karena struktur tersebut menggunakan
bilangan prima kembar, di samping ujicoba dengan menggunakan Hukum Benford
untuk "melihat keaslian" Al-Quran.
Apa benar dalam al-Qur'an terdapat
kodetifikasi tertentu?
Mana mungkin dalam kitab "antik" ada struktur
matematikanya?
Paling tidak, terdapat dua ayat yang memberikan informasi
bagi kita bahwa al-Qur'an diturunkan dengan "hitungan".
Pertama, dalam Surat
al-Jinn, Tuhan menciptakan segala sesuatu (kejadian dan semua objek di alam
semesta) dengan "hitungan yang teliti satu persatu", yaitu dari kata
Arab, 'adad.
"Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul
itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmuNya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu.
(QS al-Jinn 72 : 28)
Esensi ayat ini adalah bahwa ilmu Tuhan meliputi segala
sesuatu, tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek alam, penciptaan di
bumi dan langit, dan struktur Al-Quran tidak ada
yang kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti.
Sebenarnya bila diketahui, (sebagian) ilmu tersebut meliputi risalah-risalah
yang disampaikan dan ilmu yang ada pada para Rasul.
Kedua, Al-Quran menjelaskan
bahwa untuk menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan
lainnya), maka ia memberikan kita "enkripsi" atau "kode"
bilangan 19.
Dalam bahasa Al-Quran disebut "suatu perumpamaan yang sangat aneh",
atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para
pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan
bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan "menentang" kitab.
Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat alMuddatstsir:
"Neraka (saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (19)
penjaga " (al-Muddatstsir 74: 29-31)
Dari situ, angka 19 menjadi "perumpamaan yang
aneh" atau matsal bagi para ilmuwan yang membaca Al-Quran. Karena ditemukan ratusan struktur matematis yang berhubungan dengan
bilangan prima.
Struktur matematis al-Quran sangat bervariasi, tetapi
yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19. Struktur
pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam Al-Quran. Jumlah surat di dalam al-Qur'an adalah 114. Angka 114 adalah
angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6
x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita
ketahui pula, isi al-Quran terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan
komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22,
24, 25, 26, 27, 28, 30.
Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60
surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat
yang ganjil. Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan
ayat ganjil. Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat
genap.
Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu
ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat
genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan
ayat-ayat ganjil adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah
6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3
+ 4 + 5 + 6+7+....+114=6.555.[2]
Ekonomi Islam
Wah ini nih, keahlian saya. Soalnya kalau ngomongin
tentang ekonomi pasti UUD (Ujung-Ujungnya Duit) dengan modal sedikit mungkin
memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Oke prinsip itu gak seratus persen salah,
tapi gak juga benar. Cuman kita bukan ngomongin tentang itu.
Friends ......
Justru kita ngomongin tentang bagaimana norma-norma dalam
Al-Qur'an yang menjadi dasar bagi berbagai kegiatan ekonomi yang ada, ini buat
nunjukin sama kamu bahwa Al-Qur'an mengatur masalah ekonomi juga. Nggak heran
khan kalau akhir-akhir ini trend ekonomi Islam terus berkembang.
Di antara ayat yang berdimensi ekonomi adalah firmanNya :
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba" QS Al-Baqarah ayat 75.
Ayat ini sebagai pedoman dalam bermuamalah dalam Islam,
selain ayat tersebut puluhan ayat yang berdimensi ekonomi bertebaran dalam
Al-Qur'an. Tinggal buat kamu yang ingin mendalaminya, benar, kita tunggu kamu
untuk menjadi ekonom muslim.
* * *
Friends....
Ayat-ayat di atas cuma segelintir aja lho, dari ayat-ayat Al-Quran yang membahas ilmu
pengetahuan. Kalo kamu membaca Al-Quran, kamu akan menemukan
lebih banyak lagi di sana.
Dari contoh-contoh di atas, kita jadi tahu bahwa Al-Quran itu sangat sesuai
dengan teori-teori ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di sekolah, atau yang
didapatkan kakak-kakak kita di bangku kuliah.
Islam sama sekali enggak kuno, karena kitab suci kita –Al-Quran– justru
berisi banyak sekali ayat yang memerintahkan kita untuk menuntut ilmu
setinggi-tingginya.
* * *
Dalam hadits nabi (tahu hadits khan? Tul, hadits adalah setiap ucapan dan
perbuatan Nabi Muhammad SAW) banyak sekali disebutkan tentang pentingnya
mencari ilmu, misalnya nih beliau pernah bersabda "Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim". Maksudnya yah jelas, mencari ilmu itu
wajib bagi setiap orang Islam, baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Dari sini kita gak bisa komentar lagi, bahwa Islam itu sangat menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan, dengan memerintahkan para pemeluknya untuk mencari
ilmu. So.... apa itu bukan modern namanya?
Bukti di atas baru secuil friends dari modernnya Islam dan hukum-hukumnya.
Kamu yang ingin tahu lebih banyak coa deh baca-baca tentang kaidah-kaidah hukum
Islam.
Intinya adalah bahwa
setiap bagian hukum Islam akan selalu up to date every time and every where,
suer deh.
[1] Terjemahan ayat-ayat Al-Quran di
sini diambil dari buku Tafsir Rahmat, H. Oemar Bakry, cetakan/ 1983.
[2] Buat kamu yang
pengin tahu lebih dalam, baca aja buku karangan Arifin Muftie "Matematika Alam Semesta ,
Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an" Cetakan I, Rabiulawal 1425/Mei
2004 Diterbitkan oleh: PT Kiblat Buku Utama Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...