Oleh:
Abdurrahman
Salah
satu dari hikmah puasa adalah agar manusia memiliki sikap empati kepada orang
lain. Sikap empati bisa dalam bentuk turut merasakan kesusahan orang lain atau
sekadar memiliki sikap tenggang rasa dan menghormati orang lain. Oleh karena
itu jika seseorang yang sedang dan telah menjalankan puasa namun tidak memiliki
rasa empati dan menghormati orang lain maka bisa jadi kualitas puasanya
dipertanyakan. Jika tujuan dari puasa adalah agar manusia itu bertakwa, maka
menghormati orang lain dan merasakan sebagaimana perasaan orang lain adalah
salah satu dari aplikasi ketakwaan tersebut.
Kemudian,
jika ada seseorang yang berpuasa namun tidak menghormati orang yang tidak
berpuasa maka bisa jadi orang tersebut belum memahami hakikat dari puasanya
tersebut atau mungkin belum tahu penyebab dari orang yang tidak berpuasa
tersebut. Saya mencatat bahwa orang yang tidak berpuasa itu ada beberapa jenis:
1.
Orang kafir
2.
Orang muslim
zindiq
3.
Orang muslim
fasiq
4.
Orang muslim
jahil (bodoh)
5.
Orang gila atau
mabuk
6.
Orang yang dalam
perjalanan (safar)
7.
Orang yang sakit
8.
Perempuan yang
haidh atau nifas
9.
Anak kecil yang
belum baligh
Orang-orang yang tidak puasa
tersebut baru sebagian, pastinya masih banyak alasan lain yang menjadikan
seseorang tidak berpuasa.
Nah, sebagai orang yang sedang
berpuasa maka sudah selayaknya kita “menghormati” mereka yang tidak berpuasa
saja. Tentu saja kadar penghormatannya sesuai dengan ukuran yang menjadi alasan
mereka tidak berpuasa. Sebagai contoh orang kafir yang tidak berpuasa tentu
harus kita hormati, dengan timbal balik bahwa mereka juga harus menghormati
orang yang berpuasa. Saling hormat-menghormati adalah hal yang sangat
dianjurkan dalam Islam sehingga baik yang berpuasa ataupun yang tidak berpuasa
harus saling menghormati. Menghormati orang kafir yang tidak berpuasa bisa
dilakukan dengan memberikan waktu dan kesempatan kepada mereka untuk makan
siang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebaliknya mereka juga memiliki kewajiban
untuk menghormati orang yang berpuasa dengan cara tidak makan di tempat umum
yang mudah nampak oleh orang yang sedang berpuasa. Walaupun secara pribadi saya
sendiri mempersilahkan kalau mau makan di mana saja walaupun di depan saya. Hanya
saja etika dan rasa empati kepada orang yang sedang berpuasa tentu harus
diperhatikan sebagaimana kita yang berpuasa menghormati orang kafir yang tidak
berpuasa.
Selanjutnya “menghormati” orang
yang tidak berpuasa dari kalangan orang Islam yang zindiq dan fasiq, tentu saja
memiliki “cara” tersendiri dalam menyikapinya. Jika orang muslim tersebut tidak
berpuasa karena ia meyakini bahwa puasa itu tidak wajib maka kewajiban dari
pemerintah dan para tokoh untuk memberikan nasehat kepadanya. Jika ia tetap
tidak mau berpuasa maka sudah selayaknya ia diberikan “punishment” atas kezindiqannya
tersebut. jika ia adalah fasiq maka haruslah ada iqamatul hujjah (memberikan
dalil tentang wajibnya puasa padanya) kepada orang tersebut. jika ia juga tetap
tidak mau berpuasa maka urusannya dikembalikan kepada pihak yang berwenang
dalam system pemerintahan Islam adalah qadhi atau hakim untuk diadili
karena telah menodai agama Islam.
Apabila orang yang tidak berpuasa
tersebut adalah orang muslim yang karena kemalasannya tidak berpuasa, maka cara
“menghormatinya” adalah dengan memberikan pengajaran tentang kewajiban puasa
tersebut. mungkin kita berfikir di zaman sekarang apakah masih ada orang yang
tidak tahu bahwa puasa itu wajib? Hal ini bisa saja terjadi, saya sempat
beberapa kali bertanya kepada seorang muslim yang tidak puasa mereka menyatakan
bahwa mereka tidak puasa karena malas, tidak kuat, kerja keras dan lain
sebagainya. Tentu saja semua itu adalah alasan yang dibuat-buat, cara
mengobatinya juga tidak langsung menyatakan bahwa mereka salah. Namun lebih
bijak ketika mereka diberikan nasehat dan pengajaran secara kontinyu agar bisa
memahami bahwa puasa itu adalah wajib. Sementara alasan-alasan mereka berupa
malas, karena tidak kuat, karena bekerja keras atau karena takut sakit dan lain
sebagainya tidak bisa menjadi alasan.
Realitas di masyarakat memang saat
ini banyak orang Islam yang tidak berpuasa, maka menghormati mereka bukan membiarkan
mereka tetap dalam kesesatannya, namun lebih bijak ketika bisa memberikan suatu
pengajaran yang bisa menyadarkan mereka bahwa puasa itu adalah bagian dari
Islam sehingga seseorang yang tidak berpuasa termasuk orang-orang yang
merobohkan bangunan Islam sebagaimana seorang muslim yang tidak shalat. Usaha ini
tentu saja harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, selain
dibutuhkan berbagai cara agar orang yang tidak puasa tersebut mau berpuasa
sesuai dengan kesadaran dirinya.
Pada orang-orang yang tidak
berpuasa karena udzur syar’i seperti dalam safar, anak kecil atau perempuan
yang haidh dan nifas maka menghormati mereka adalah dengan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk makan dan memenuhi kebutuhannya. Namun mereka juga
memiliki kewajiban untuk menghormati orang yang berpuasa. Oleh karena itu
hormatilah orang yang tidak berpuasa sesuai dengan alasan mereka masing-masing
tidak berpuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...