Oleh: Muhammad Zain
Ada
banyak hal yang menarik selama saya mengikuti Summer Institut, Hong Kong
University dari tanggal 17 s.d 27 juni 2013, antara lain:
1.
Revolusi informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari
pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT.
Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang
tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan,
bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru
terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang
dilakukannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan ’common sense’
kepada mahasiswanya.
2.
Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas
Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan
sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Bahwa kita hidup dan
sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk
memasuki persaingan global. Orang China termasuk sangat ekspansif dalam hal
ini. Mereka membuat perkampungan China di mana-mana. China Town. Cirinya,
mereka menyediakan berbagai makanan yang bercita rasa Asia, menjual sovenir
dengan harga murah, dan kebutuhan lainnya yang lebih murah dari harga
rata-rata. Dengan fenomena ini sesungguhnya bangsa China sedang menaklukan
dunia.
3.
Pentingnya rekruitmen global/ international student. HKU science and
technology—perguruan tinggi terbaik satu Hong Kong dan baru berumur 20
tahunan-- menargetkan 20% global studentnya dari total jumlah mahasiswa. Untuk
mencapai ini mereka sangat serius dalam promosi untuk merekrut global student.
Media komunikasi sosial seperti face book, twitter, para alumni, dan tesmoni
para mahasiswanya yang telah mengalami nikmatnya kuliah di Hong Kong, semua
dimanfaatkannya. Keuntungan global student ini yakni dengan sendirinya program
ini mendukung internasionalisasi HKU. Para mahasiswa sjdah terbiasa dengan
kehidupan multikultural. Mereka dengan sendirinya terbuka wawasannya dengan
dunia lain.
4.
Revolusi Pembelajaran.
Dr
Jamil Salmi (seorang nara sumber inti dalam Summer Institut) membahas masa depan
pendidikan tinggi. Pokok bahasannya dihubungkan dengan perubahan teknologi
informasi yang demikian cepatnya. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam
proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian
cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan robot akan menggantikan
posisi dokter yang sesungguhnya. Sekarang sudah era paper less culture.
Penggunaan kertas sudah berkurang atau tidak sama sekali. Face booker society.
Masyarakat pengguna face book. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan
di face book. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang
"berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat
internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang
sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new student".
Mahasiswa di era baru. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang duduk, dan siap
menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak
lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah demikian
masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah
diketahui oleh para mahasiswanya. pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi
dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana
pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk
kepentingan pendidikan dan dunia usaha. lalu, pertanyaannya kemudian, apakah
pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan
dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta
artikel mengenai sain dan teknologi. How can we update our knowledge? Learning
for life. Knowledge for safety, tandas Dr Jamil. Dalam pembelajaran,kita
membutuhkan new pedagogical approaches.
5.
Revolusi IT
What
are our students expectations? Have less "respect" for the teacher,
more willing to challenge. Demikian sepenggalan kalimat dari Prof. Nicholls,
HKU. Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu
daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan
dunia lainnya. Globalisasi. Hampir tidak ada infromasi yang dapat
ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah
satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media
sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan
manusia. Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat
dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus
mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita
seharusnya menekakan pada penttingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis
"tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian
pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik
putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu
berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua
tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti
kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati.
Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul".
Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia.
Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan
di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu
waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah
yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena
"numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Gawat! Demikian pula dalam hal
kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai
bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership,kata
Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di
era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau
sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang
arus, lebih baik mengalir bersamanya. (Muhammad Zain)
-
See more at:
http://diktis.kemenag.go.id/index.php?artikel=lihat&id=72#.UeVbbtIqyzk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...