Oleh :
Bambang Prawiro
“Ramadhan
adalah bulan mulia, bulan penuh berkah, dan bulan kesabaran. Pada
bulan ini kita diperintahkan untuk menahan makan, minum dan hawa
nafsu”, seperti itu kata ustadz dan Guru ngaji yang sering saya
dengar, dari dulu sampai sekarang ini. Memang benar bahwa menahan
hawa nafsu itu bukan hanya pada bulan Ramadhan saja tapi juga pada
bulan-bulan lainnya. Nah... kalau menahan hawa nafsu itu berarti
menahan segala hal jelek yang bisa mengurangi pahala puasa kita maka
kalau marah juga termasuk tidak bisa menahan hawa nafsu. Marah....?
ya, menahan marah adalah suatu yang sangat dianjurkan dalam Islam,
tentu saja bukan semua marah tidak boleh. Ada beberapa hal yang marah
itu juga dibolehkan, misalnya saja ketika melihat suatu kemungkaran
maka kita harus marah atau melihat syariat Islam dihina kita juga
harus marah juga.
Kaitannya
dengan bhulan ramadhan adalah bahwa kita memang harus lebih ekstra
dalam menahan marah ini, saya sendiri bukan tipe orang yang suka
marah (ehm...... Astaghfirullah...). Tapi bener sih, cuman kalau
sudah dipancing dan ternyata ada seseorang yang bikin marah ya...
marah juga lah. Tapi bukan berarti marahnya itu tidak menahan hawa
nafsu ya.... Contoh nyatanya begini, misalnya ada seorang siswa yang
kita ajar ternyata susah diatur, disuruh menulis gak mau, disuruh
mengerjakan tugas gak mau? Alasananya ada aja, gak punya pulpen
lah... (Pembaca heran kali ya, masa ke sekolah gak bawa pulpen... )
tapi ini benar-benar terjadi, biasa di lembaga pendidikan anak yatim
memang begini, sudah itu penginnya pulang dan gak mau dialphakan lagi
(Kalau komentar para guru sih katanya peroistiwa ini adalah cermin
gurunya tersebut tidak bisa mengajar dan tidak bisa memotivasi
siswa...... ah... teori. Tapi kalau sudah keterlaluan begini boleh
khan marah? (Ya enggak lah...) Oke deh... anggap saja itu bukan marah
tapi hanya kesel lagian siswa itu juga hanya dicoret tangannya pakai
pena, tapi agak kenceng emang sih...
Kembali
ke marah.... jadi menurut saya sih definisi menahan marah sepertinya
tidak tepat, apalagi kalau dikaitkan dengan bulan Ramadhan... yang
tepat (lagi-lagi menurut saya) adalah menyalurkan marah pada
tempatnya. Kalau kita melihat seseorang yang melanggar perintah Allah
dan rasulNya sudah pasti kita harus marah, walaupun cara menyalurkan
marahnya harus tepat. Kalau menahan marah dan menyimpannya dalam hati
bisa-bisa jadi penyakit, dan merusak tubuh kita. Jadi mari kita isi
Ramdhan ini dan bulan-bulan berikutnya dengan menyalurkan marah pada
tempatnya. Setuju.....? Harus Itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...