Dr. Abd Misno, MEI
Salah satu atsar (ucapan, tindakan dan sifat para shahabat tabi’in, tabi’ut tabi’in dan ulama masa
lalu yang sholeh) dari salaf ash-sholeh (para pendahulu umat Islam yang
sholeh dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan ulama masa
lalu yang sholeh) yang selalu mengiang di telinga adalah ucapan dari mereka:
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak
buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan hewan tungganganku.
Pada riwayat lainnya, disebutkan dari Fudhail bin Iyadh, beliau
berkata:
إني لأعصي الله فأعرف ذلك من خلق حماري وخادمي.
Sesungguhnya ketika aku bermaksiat kepada Allah Ta’ala, maka
dampaknya akan terlihat pada perilaku kendaraan dan pembantuku.
Sebagai suami tentu saja atsar ini harus menjadi perhatian,
bagaimana ternyata dosa dan kesalahan yang kita lakukan akan nampak dari
perilaku istri dan kendaraan yang kita miliki. Tentu saja para salaf ash-sholeh
mengucapkan astar ini bukan berdasarkan hawa nafsunya, namun berdasarkan
kepada pengalaman dan pemahaman mereka terhadap nash dari al-Qur’an dan al-Sunnah
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Bahkan setelah 1400 tahun lebih berlalu, ternyata atsar ini
masih berlaku hingga saat ini dan dapat dirasakan oleh orang-orang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan kesadaran tentang agama dan keyakinan pada Allah Ta’ala
yang Esa dan RasulNya yang mulia. Bukan sebuah kebetulan ketika sebagai suami
seringkali kita mendapatkan realita yang demikian; istri uring-uringan,
kendaraan yang mogok di jalan hingga khadimah yang susah untuk diberikan
amanah. Ternyata merujuk kepada atsar tersebut salah satu penyebabnya
adalah karena dosa yang oleh para suami lakukan.
Merujuk pada atsar tersebut, maka efek dari dosa yang
dilakukan oleh para suami adalah perilaku istri yang sering tidak sesuai
ekspektasi. Susah ketika diajak kepada kebaikan, selalu melanggar yang dilarang
hingga uring-uringan dan ngomel-ngomel tanpa adanya sebab yang kita lakukan. Bagi
para suami mungkin hal ini seperti biasa, padahal apabila kita cermati lebih
mendalam ternyata memang benar atsar tersebut. Oleh karena itu, ke
hadapan jika istri ngomel-ngomel atau marah-marah tanpa adanya sebab maka
muhasabah diri, “Dosa apa yang telah para suami lakukan?”
Kedua adalah kendaraan yang susah diatur, pada masa lalu kendaraan
seperti kuda, unta, keledai dan binatang tunggangan lainnya menjadi alat
transportasi utama. Salaf ash-sholeh sangat meyakini bahwa jika
tiba-tiba binatang tunggang tersebut susah diatur, memberontak ketika
diperintah berjalan atau berhenti, tiba-tiba terjatuh atau berhenti dan berlari
tanpa sebab. Maka semua itu adalah karena dosa dan kesalahan yang mereka
lanjutkan. Mereka sangat meyakini hal ini sehingga mereka sangat berhati-hati dalam
menjalani kehidupan ini. Kontekstualisasi dari pemahaman ini adalah, jika
kendaraan kita seperti sepeda, sepeda motor, mobil, pesawat dan kendaraan
lainnya tiba-tiba mogok atau sulit dikendalikan maka salah satunya adalah
karena dosa dan kesalahan yang kita lakukan.
Ada tambahan dalam riwayat yang lainnya yaitu, susahnya khadimah
diatur adalah karena dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh para lelaki
termasuk sebagai suami. Kontekstualisasi dari pemahaman terhadap atsar ini
adalah bahwa jika bawahan kita, staff dan orang-orang yang berada dalam
tanggungjawab kita dalam pekerjaan tiba-tiba susah diatur, melawan dan tindakan
yang tidak menyenangkan lainnya. Maka dapat dipastikan bahwa salah satu
sebabnya adalah karena dosa dan kesalahan yang kita lakukan.
Sebagai orang beriman, saya sangat meyakini atsar ini,
karena para shahabat adalah umat terbaik yang ada dalam Islam, sebagaimana
firman Allah Tala “Sungguh Allah telah ridha kepada orang-orang yang beriman
(para sahabat Nabi) ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon
(Bai’atu Ridwan). Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Kemudian
Allah menurunkan ketenangan kepada mereka dan membalas mereka dengan kemenangan
yang dekat.” (QS. Al Fath : 18). Demikian juga firmanNya “Dan
orang-orang yang terlebih dulu (berjasa kepada Islam) dari kalangan Muhajirin
dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah
telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha mepada Allah. dan Allah telah
mempersiapkan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang sangat besar.”
(QS. At Taubah : 100). Selain itu banyak lagi ayat dan hadits yang menunjukan
keutamaan mereka, di antaranya adalah sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam “Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian
orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang
mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” HR. Muttafaq ‘alaih.
Tentu saja selain ayat dan hadits tersebut, pengalaman hidup
menunjukan hal yang demikian, di mana ketika istri, kendaraan dan staff kita ngambek
biasanya saya akan muhasabah diri tentang dosa apa yang sudah saya lakukan.
Ternyata benar adanya, hingga kemudian efek positifnya adalah selalu berusaha
utuk terus memperbaiki diri, mujahadah dan terus berusaha meninggalkan dosa dan
maksiat kepadaNya. Apakah anda juga merasakan yang demikian? Bogor, menjelang
maghrib, 10 Juni 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...