Jumat, 17 Juni 2022

Kedzaliman yang Tidak Sadar Dilakukan

Oleh: Abd Misno

 


Manusia diciptakan dengan segala keterbatasan, sehingga banyak hal di luar pengetahuannya yang sejatinya masalah besar yang harus diketahuinya namun tidak disadarinya. Jika masalah tersebut terkait dengan dirinya sendiri tentu tidak menjadi masalah, namun jika sesuatu yang tidak dia ketahui atau tidak disadari itu menyangkut orang lain maka ini adalah masalah besar. Dalam hal ini adalah kesalahan atau kedzaliman yang dilakukan kepada orang lain yang dia sendiri tidak mengetahuinya atau tidak merasakannya.

Sebagai contoh, seseorang yang tanpa dia sadar menginjak kaki temannya, atau tanpa disadarinya dia menabrak seseorang yang tidak disadarinya. Maka dalam hal ini tentu dimaafkan jika dia betul-betul memang tidak mengetahuinya. Bagaimana jika kedzaliman yang dilakukan kepada orang lain tetapi dia tidak merasakannya atau tidak sadar telah mendzalimi orang lain?

Dzalim (ظلم) bermkan meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya, lawan katanya adalah adil yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dalam konteks dengan orang lain disebut dzalim adalah ketika ia menyakiti orang lain dengan ucapan atau tindakannya. Kedzaliman ini bisa karena sengaja atau tidak sengaja. Ada juga yang dia ketahui telah mendzalimi orang lain atau ia tidak menyadarinya. Kedzaliman yang seringkali dirasakan oleh orang lain namun pelakunya tidak merasakannya adalah kedzaliman yang sebenarnya. Maka kita harus hati-hati dengan hal ini, yaitu kedzaliman yang tidak sadar dilakukan.

Biasanya pelaku kedzaliman adalah orang-orang yang kedudukannya berada di atas atau memiliki sesuatu yang lebih dibanding orang lain yang didzalimi. Misalnya seorang pemimpin yang memutuskan sebuah kebijakan, tanpa dia sadari kebijakan tersebut mendzalimi bawahannya. Mungkin dia tidak sadar bahwa ia telah mendzalimi, sehingga ia bersikap biasa saja dengan bawahannya tersebut. Namun bukan berarti hal ini dimaafkan, karena bisa jadi kedzaliman yang tidak disadari itu lebih besar dosanya daripada kedzaliman yang nyata.

Kedzaliman dalam Islam sangat dilarang, Allah Ta’ala berfirman “…dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. QS. Al-Anfaal: 25. Rasulullah Shalallahu Alaihi Salam memberikan contoh mengenai kedzaliman tersebut dalam sabdanya “Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya.”. pada Riwayat yang lainnya bahwa kedzaliman itu akan membawa kegelapan pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya “Takutlah kalian akan kezhaliman karena kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat.” Keharaman dari berbuat dzalim secara nyata dalam haditsnya “Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.”.

Merujuk pada ayat dan hadits yang telah disebutkan sebelumnya dapat dipahami bahwa berbuat dzalim kepada orang lain adalah dosa dan akan mendapatkan balasan yang berat.

Sehingga sebagai orang Islam kita harus berhati-hati jangan sampai berbuat dzalim kepada orang lain. Termasuk seorang atasan yang memutuskan berbagai kebijakan, hendaknya jangan asal membuat sebuah keputusan, ajaklah para bawahan untuk bermusyawarah tentang keputusan yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala “…sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…” QS. Asy-Syuraa: 38. Ajaklah para bawahan bermusyawarah dan berikan kesempatan untuk memberikan ide dan gagasannya. Apabila memutuskan suatu perkara maka tanyalah pendapatnya agar jangan sampai terjadi kedzaliman kepada para bawahan kita.

Sebagaimana dipahami bahwa kedzaliman yang kita lakukan baik sengaja ataupun tidak, sadar atau tidak akan membuka pintu bagi doa yang dikabulkan. Riwayat dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan). HR. Muslim. Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:

دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ

Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri. HR. Ahmad.

Maka ketika kita menjadi pemimpin hendaknya selalu ajak musyawarah para bawahan kita, berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Jangan sampai keputusan yang kita lakukan mendzalimi mereka, dan akan menjadi dosa bagi kita. Selalulah bertanya tentang kebijakan kita akan mendzalimi mereka atu tidak? Mintalah maaf kepada mereka agar kedzaliman yang sadar atau tidak sebagai efek dari kebijakan kita tidak menjadi kedzaliman yang membawa kepada dosa dan kesalahan yang berakibat adzab di dunia dan juga di akhirat.

Semoga kita semua terhindar dari segala bentuk kedzaliman, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, baik yang sadar ataupun tidak sadar dilakukan. Aameen Ya Rabbal ‘aalameen. 17062022.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...