Oleh: Abd Misno
Manusia diciptakan dengan segala keterbatasan, sehingga banyak hal
di luar pengetahuannya yang sejatinya masalah besar yang harus diketahuinya
namun tidak disadarinya. Jika masalah tersebut terkait dengan dirinya sendiri
tentu tidak menjadi masalah, namun jika sesuatu yang tidak dia ketahui atau
tidak disadari itu menyangkut orang lain maka ini adalah masalah besar. Dalam hal
ini adalah kesalahan atau kedzaliman yang dilakukan kepada orang lain yang dia
sendiri tidak mengetahuinya atau tidak merasakannya.
Sebagai contoh, seseorang yang tanpa dia sadar menginjak kaki
temannya, atau tanpa disadarinya dia menabrak seseorang yang tidak disadarinya.
Maka dalam hal ini tentu dimaafkan jika dia betul-betul memang tidak
mengetahuinya. Bagaimana jika kedzaliman yang dilakukan kepada orang lain
tetapi dia tidak merasakannya atau tidak sadar telah mendzalimi orang lain?
Dzalim (ظلم) bermkan meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya,
lawan katanya adalah adil yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dalam konteks
dengan orang lain disebut dzalim adalah ketika ia menyakiti orang lain dengan
ucapan atau tindakannya. Kedzaliman ini bisa karena sengaja atau tidak sengaja.
Ada juga yang dia ketahui telah mendzalimi orang lain atau ia tidak
menyadarinya. Kedzaliman yang seringkali dirasakan oleh orang lain namun
pelakunya tidak merasakannya adalah kedzaliman yang sebenarnya. Maka kita harus
hati-hati dengan hal ini, yaitu kedzaliman yang tidak sadar dilakukan.
Biasanya pelaku kedzaliman adalah orang-orang yang kedudukannya
berada di atas atau memiliki sesuatu yang lebih dibanding orang lain yang
didzalimi. Misalnya seorang pemimpin yang memutuskan sebuah kebijakan, tanpa
dia sadari kebijakan tersebut mendzalimi bawahannya. Mungkin dia tidak sadar
bahwa ia telah mendzalimi, sehingga ia bersikap biasa saja dengan bawahannya
tersebut. Namun bukan berarti hal ini dimaafkan, karena bisa jadi kedzaliman
yang tidak disadari itu lebih besar dosanya daripada kedzaliman yang nyata.
Kedzaliman dalam Islam sangat dilarang, Allah Ta’ala berfirman “…dan
peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
QS. Al-Anfaal: 25. Rasulullah Shalallahu Alaihi Salam memberikan contoh
mengenai kedzaliman tersebut dalam sabdanya “Di antara bentuk kezaliman
seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia
ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya.”. pada Riwayat
yang lainnya bahwa kedzaliman itu akan membawa kegelapan pada hari kiamat,
sebagaimana sabdanya “Takutlah kalian akan kezhaliman karena kezhaliman
adalah kegelapan pada hari Kiamat.” Keharaman dari berbuat dzalim secara
nyata dalam haditsnya “Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di
antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.”.
Merujuk pada ayat dan hadits yang telah disebutkan sebelumnya dapat
dipahami bahwa berbuat dzalim kepada orang lain adalah dosa dan akan
mendapatkan balasan yang berat.
Sehingga sebagai orang Islam kita harus berhati-hati jangan sampai
berbuat dzalim kepada orang lain. Termasuk seorang atasan yang memutuskan
berbagai kebijakan, hendaknya jangan asal membuat sebuah keputusan, ajaklah
para bawahan untuk bermusyawarah tentang keputusan yang akan dilaksanakan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Ta’ala “…sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka…” QS. Asy-Syuraa: 38. Ajaklah para bawahan
bermusyawarah dan berikan kesempatan untuk memberikan ide dan gagasannya. Apabila
memutuskan suatu perkara maka tanyalah pendapatnya agar jangan sampai terjadi
kedzaliman kepada para bawahan kita.
Sebagaimana dipahami bahwa kedzaliman yang kita lakukan baik
sengaja ataupun tidak, sadar atau tidak akan membuka pintu bagi doa yang
dikabulkan. Riwayat dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ
بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada
hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan). HR. Muslim. Dari Abu Hurairah
bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:
دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ
كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ
Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang
durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri. HR. Ahmad.
Maka ketika kita menjadi pemimpin hendaknya selalu ajak musyawarah
para bawahan kita, berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasannya.
Jangan sampai keputusan yang kita lakukan mendzalimi mereka, dan akan menjadi
dosa bagi kita. Selalulah bertanya tentang kebijakan kita akan mendzalimi
mereka atu tidak? Mintalah maaf kepada mereka agar kedzaliman yang sadar atau
tidak sebagai efek dari kebijakan kita tidak menjadi kedzaliman yang membawa
kepada dosa dan kesalahan yang berakibat adzab di dunia dan juga di akhirat.
Semoga kita semua terhindar dari segala bentuk kedzaliman, baik
yang disengaja ataupun tidak disengaja, baik yang sadar ataupun tidak sadar
dilakukan. Aameen Ya Rabbal ‘aalameen. 17062022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...