Oleh: Dr. Misno, MEI
Setiap orang memiliki kekurangan, dan hanya orang-orang pintar yang
bisa memahami kekurangannya sendiri. Lalu bagaimana dengan kekurangan orang
lain? Apakah kita mampu untuk menerima dan memahaminya?
Manusia tercipta dengan segala kelebihan dan kekurangan, kelebihan
yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Demikian pula
kekurangan yang tidak sama dengan kekurangan orang lainnya. Banyaknya orang
lain di sekitar kita dengan berbagai kelebihan dan kekurangan sudah selayaknya
memberikan banyak hikmah kepada kita, termasuk memahami kekurangan setiap
orang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekurangan orang lain sering kali
mengganggu kita, orang yang pendengarannya kurang tentu akan membuat orang lain
di sekitarnya merasa tidak nyaman. Demikian pula seseorang yang banyak
berbicara akan membuat orang lain di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Bagaimana
dengan orang yang pendiam dan tidak banyak bicara? Setali tiga uang, sama saja
akan membuat orang lain di sekitarnya menjadi serba salah. Maka menyikapi dan
memahami setiap kekurangan orang lain adalah satu hal yang harus dipelajari
oleh setiap orang.
Kekurangan orang lain akan semakin nampak apabila kita bersamanya
dalam waktu yang cukup lama, pada momen tertentu bisa saja kita bisa memahami
kekurangan orang lain karena memang nampak. Misalnya dalam sebuah acara, maka
kita akan lihat bagaimana setiap orang akan nampak kelebihan dan kekurangannya.
Dari mulai yang tidak sabaran dalam menghadapi masalah, hingga tidak peduli denga
napa yang terjadi. Dari yang rajin membantu acara tersebut, hingga yang cuek
dan tidak peduli dengan acara itu. Pada momen seperti ini sejatinya akan
kelihatan siapa yang memang sejak awal akan membantu acara, sekadar mencari
momen jalan-jalan atau hanya mengisi waktu luang. Sebagian yang lainnya memang
sejak awal ingin membantu sehingga kekurangan dalam konteks acara ini tidak
kelihatan.
Apakah kita akan diam saja, ketika melihat setiap kekurangan ini? Tentu
saja dalam konteks dan waktu yang singkat kita diamkan tidak masalah, namun
jika berkepanjangan tentu tidak bisa dibiarkan. Mengajaknya untuk menyukseskan
acara dengan membantu beberapa teknis pelaksanaan acara menjadi hal yang
menarik. Namun jika dia tetap cuek yang tidak peduli, maka berarti memang karakter
dari orang tersebut demikian adanya. Kekurangan dalam konteks bahwa memang
masing-masing memiliki keperluan, namun dengan kepedulian dan sikap membantu
selayaknya tidak diperlihatkan pada momen yang singkat semacam ketika ada
acara. Apalagi jika ternyata pemilik acara memang sangat membutuhkan bantuan
dari orang lain. Secara lebih spesifik jangan sampai kekurangan seseorang
menghalangi untuk berbuat baik kepada orang lain. Misalnya kalau dia pemalu
bukan berarti harus selalu di kamar dan tidak membantu orang lain yang
membutuhkan, demikian pula orang yang mungkin tidak biasa kerja keras (kasar)
bukan berarti dia tidak bisa berkontribusi dalam satu pekerjaan.
Kembali ke judul tulisan ini, bahwa memahami kekurangan orang lain
memang sangat penting, jangan sampai kemudian kita buruk sangka dengan
seseorang karena ia tidak membantu pekerjaan kita. Mungkin karena dia memang
tidak terbiasa dengan pekerjaan tersebut, atau tidak bisa melakukannya. Sebagian
yang lainnya merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang akan dilakukan sehingga
memilih diam dan tidak melakukan apa-apa. Kita sebagai tuan rumah harus paham
dengan hal tersebut, ya memahami kekurangan orang lain dalam konteks yang lebih
luas memang memikirkan bagaimana latar belakang dari seseorang, sehingga mampu
menyikapinya dengan bijak. Memang perlu kedewasaan dalam menyikapinya, apalagi
jika kita tahu bahwa dia bisa membantu dan melakukan sesuatu untuk kita tapi
dia tidak mau melakukannya. Semoga kita mampu untuk memahami kekurangan orang
lain, sedangkan bagi orang lain hendaknya memperhatikan apa yang bisa dilakukan
untuk orang lainnya.
Bogor, Kenangan
Mei 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...