Oleh: Misno
Manusia di dunia telah diciptakan oleh Allah Ta’ala dengan berbagai
suku bangsa (QS. Al-Hujuraat: 13), Dia menciptakan manusia dengan berbagai
warna kulit, dari yang hitam legam hingga yang putih bercahaya. Demikian pula
Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan berbagai perilaku dan wataknya, ada
yang mulai lebih malaikat hingga ada yang durjana melebihi Iblis dan bala
tentaranya. Berbagai perilaku manusia akan nampak dalam muamalah keseharian
mereka, kita akan mendapatkan banyak manusia yang baiknya luar biasa, namun
tidak jarang yang jahatnya di luar batas rasa manusia. Semua itu adalah cobaan
dan bala bagi manusia, apakah mereka akan selalu mengingat Allah Ta’ala dan
hidup di bawah syariahNya, atau durjana dan mendurhakaiNya hingga akan bersama
Iblis di neraka.
Inilah fenomena yang ada di sekitar kita, berapa banyak manusia
durhaka yang selalu berbuat nista, tidak hanya kepada Rabbnya, namun juga
kepada manusia. Mereka mendzalimi manusia lainnya tanpa merasa atau karena hawa
nafsunya yang membawa kepada perbuatan yang selalu merugikan orang lain di
sekitarnya. Ada banyak penyebabnya, namun secara khusus adalah kotornya hati
karena dipenuhi oleh sifat dengki kepada manusia di sekitarnya. Dari hari ke
hari mereka mendzalimi orang lain, menindas, menghina, mengeksploitasi, memfitnah
dan berbagai ucapan dan tindakan yang menyusahkan manusia lainnya. Seringnya ia
melakukan perbuatan tersebut hingga tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya
adalah dosa, yang sejatinya bukan hanya kepada manusia lainnya namun kepada
pemilik semesta raya yaitu Allah Ta’ala.
Ya… ketika seseorang mendzalimi orang lain sejatinya ia tengah
bermaksiat kepada Allah taa’ala. Ketika hatinya dipenuhi dengan kedengkian
kepada manusia lainnya maka sejatinya ia telah durhaka kepada Sang Pencipta.
Apalagi jika orang yang didzaliminya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Ini terancam
dalam firmanNya:
وَٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ
بِغَيْرِ مَا ٱكْتَسَبُوا۟ فَقَدِ ٱحْتَمَلُوا۟ بُهْتَٰنًۭا وَإِثْمًۭا مُّبِينًۭا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata. QS. Al-Ahzab: 58.
Merujuk pada ayat ini, maka merupakan dosa besar apabila seseorang
menyakiti dan mendzalimi orang lain tanpa ada sebab yang dilakukan oleh orang
yang didzalimi. Sehingga Allah Ta’ala serta rasulNya yang mulai selalu
mewanti-wanti jangan sampai manusia menyakiti manusia lainnya.
Bagi mereka yang merasa disakiti, didzalimi, diperlakukan tidak
sebagaimana mestinya maka mencegah kedzaliman tersebut adalah hal yang utama. Memberikan
nasehat agar orang tersebut berhenti melakukan kedzaliman dan menyakiti orang
lain, agar orang tersebut terhindar dari adzab Allah yang sangat pedih.
Namun, jika berbagai upaya telah dilakukan dan kedzaliman itu masih
tetap ada maka ingatlah “Gusti Allah Mboten Sare”, Allah Ta’ala tidak
pernah tidur dan lalai dari berbagai kedzaliman yang dilakukan oleh manusia
kepada manusia lainnya. Ada dua kemungkinan, pertama orang yang berbuat dzalim
tersebut akan segera diadzab di dunia dengan adzab yang dahsyat, atau ia akan
diadzab di akhirat dengan adzab yang lebih dahsyat lagi. Seseorang yang
mendzalimi orang lain di akhirat akan menjadi orang-orang yang muflis (bangkrut)
karena amal baiknya diambil oleh orang-orang yang didzalimi. Tidak hanya itu,
dosa-dosa yang dilakukan oleh orang yang didzalimi akan diberikan kepadanya dan
dia harus menanggung siksaannya. Apalagi jika orang tersebut terus mendzalimi,
menyakiti, memfitnah dan hatinya penuh dengan rasa dengki kepada manusia
lainnya. Maka adzabnya akan diberikan dua kali lipat, di dunia dan juga di
akhirat.
Jika demikian adanya, maka sudah selayaknya kita sebagai manusia
untuk berhati-hati jangan sampai mendzalimi manusia, jangan sampai ada dalam
diri kita rasa dengki dengan manusia lainnya hingga membuat kedzaliman kepada
manusia lainnya.
Sedangkan bagi mereka yang didzalimi namun tidak bisa lagi dicegah
dengan tangan dan kekuasaan maka serahkan semuanya pada Allah Ta’ala, Dia akan
memberikan balasan di dunia dan juga di akhirat sana. Kedzaliman yang kita
terima akan menjadi tabungan kita di akhirat sana karena sejatinya Allah Ta’ala
memang tidak akan pernah alpha, selalu mencatat amal semua hambaNya dan akan
dimintai pertanggungjawaban di akhirat sana. Bogor, 27062022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...