Sabtu, 20 Agustus 2016

Merdeka dalam Islam

Oleh: Abdurrahman 

Kemerdekaan Hidup
Supaya manusia leluasa menjalankan hidupnya di dunia ini, Islam memberi aturan yang keras berupa larangan membunuh, baik bunuh diri (QS. An-Nisa : 29) atau membunuh orang lain (QS. Al-Isra : 33). Rasulullah mengkampanyekan pembebasan budak, kesetaraan laki-laki dan perempuan, dan kesederajatan bangsa-bangsa. Dalam khutbah terakhirnya di Arafah, saat haji wadaí, beliau menegaskan bahwa tak ada perbedaan antara hitam dan putih, antara Arab dan non-Arab. Semuanya sama di mata Tuhan. Tidak ada celah yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya, kecuali tingkat ketakwaan mereka kepada Tuhan-Nya (QS Al-Hujuraat:13).

Kemerdekaan Beragama
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 256)
Dalam ayat lain disebutkan: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus : 99)

Kemerdekaan Ekonomi
Al-Baqarah ayat 188 : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” Penindasan ekonomi itu dilukiskan Alquran sebagai sesuatu yang membuat kekayaan hanya berputar pada kelompok-kelompok tertentu saja (QS Al-Hasyr: 7). Rasulullah mengkritik orang-orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung harta tanpa memedulikan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi (QS Al-Humazah:1-4; Al-Maa’uun:2-3).

Kemerdekaan Berpendapat
Hal ini berdasar dalil Al-Quran, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maidah : 49).

Kemerdekaan Bertempat Tinggal
Dalam Islam setiap orang memiliki kemerdekaan bertempat tinggal dan menjadikan tempat tinggalnya itu sebagai kawasan privatnya. Allah SWT berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sehingga kalian minta ijin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian agar kalian menjadi ingat. Apabila kalian tidak mendapatkan satu orang pun didalam rumah itu, maka janganlah kalian memasukinya sampai kalian diijinkan. Dan apabila dikatakan kepada kalian,’Kembalilah!’ maka kembalilah kalian. Yang demikian itu lebih suci bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala yang kalian perbuat.” (QS. Al-Nur: 27-28).
Kesimpulannya adalah bahwa sebagai umat Islam sekaligus warga negara Indonesia maka kita patut bersyukur dengan kemerdekaan ini. Syukur oleh sebagian ulama didefinisikan dengan:
استعمال النعمة في الطاعة لزيادة النعمة
Memanfaatkan ni’mat di jalan ketaatan sehingga ni’mat tersebut bertambah.

Dengan syukur atas kemerdekaan ini mudah-mudahan Allah ta’ala akan menambah nikmat kemerdekaan. Implementasi rasa syukur atas kemerdekaan adalah dengan semkin mendekatkan diri kepada Sang Pemberi Nikmat yaitu Allah ta’ala, melaksankana semua yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya. Kita juga berhati-hati, jangan sampai muncul dalam diri kita rasa kufur (mengingkari) dari kemerdekaan ini. Kufur di sini adalah sikap seseorang yang sudah mengetahui bahwa kemerdekaan itu datang dari Allah ta’ala, namun justru ia malah bermaksiat kepadaNya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...