Jumat, 31 Agustus 2012

Bekerja dalam Islam

Oleh : Abu Dawud Fachri

Menurut agama Kristen bekerja adalah sebagai hukuman Tuhan yang ditimpakan kepada manusia karena adanya dosa asal (original sin) yang di lakukan oleh nabi Adam ‘alaihissalam, sehingga bekerja keras untuk hidup tidak dianjurkan karena sangat bertentangan dengan kepercayaan terhadap Tuhan[1]. Sedangkan dalam agama Hindu untuk mencapai kondisi manusia ideal menurut mereka harus melakukan dis asosiasi (pemutusan) hubungan -dengan segala aktivitas sosial serta semua kenikmatan apapun- dalam rangka mencapai kesatuan dengan Tuhan.
Sedangkan Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi dalam bekerja. Prinsip yang mendasar dalam Islam adalah melakukan suatu pekerjaan yang bernilai dan bermanfaat, begitu pula sebaliknya pekerjaan yang sia-sia dan membawa kemudharatan dinyatakan sebagai pekerjaan yang terlarang bahkan di anggap sekutu setan. Juga hal ini terlihat pada banyaknya ayat al Qur’an dan Hadist yang menyerukan kepada seorang muslim untuk berkerja
A.      Urgensi Kerja
a.    Kerja sebagai kewajiban
Islam menjadikan amal atau bekerja sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dirinya. Alloh Ta’ala berfirman:
#sŒÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ
“Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. 94: 7)
Sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.
Islam juga telah mengangkat level kerja pada kewajiban religious dengan menyebutkan secara konsisten sebanyak 50 kali yang digandengkan dengan kata iman. Karena penekanan terhadap amal dan kerja inilah terdapat konsep Al Islamu ‘Aqidatu ‘Amalin Wa ‘Amalu ‘Aqidatin (Islam sebagai ideologi praktis, juga sebagaimana juga praktek ideolog). Bahkan seorang Ismail Raji al Faruqi mengatakan bahwa Islam adalah a Religion Of Actions (agama aksi).[2]
b.    Frekuensi Penyebutan Kerja Dalam Al Qur’an
Dalam al Qur’an di sebutkan kata kerja atau amal dalam satu konteks dengan yang lainnya dengan frekuensi yang banyak. Ada 360 ayat yang membicarakan amal dan 109 yang membicarakan fi’il (keduanya bermakna kerja dan aksi). Nama lain yang memiliki penekanan pada aksi dan kerja adalah:
-            Kasaba / كسب
-            Baghiya  / بغية
-            Sa’aa / سعى
-            Jahada / جهد
c.    Celaan Pada Kemalasan Dan Berpangku Tangan
Al Qur’an selalu menyeru manusia untuk mempergunakan waktu (‘ashr) dengan cara menginvestasikannya dalam hal-hal yang akan menguntungkan dengan segala mempergunakannya dalam tindakan dan kerja yang baik. Orang yang tidak mempergunakan waktunya secara baik akan dicela dan dimasukkan ke dalam orang-orang yang sangat merugi.
d.   Konsiderasi (Perhatian) Untuk Pekerja
Kerja produktif diberikan sebuah posisi yang demikian penting, bahkan dispense tertentu telah diberikan dalam sebuah ibadah memberikan kesempatan tersebut.

e.         Kerja Sebagai Satu-Satunya Penentu Manusia
Kerja dan amal adalah yang menentukan posisi dan status seseorang dalam kehidupan. Alloh Ta’ala berfirman:
9e@à6Ï9ur ×M»y_uyŠ $£JÏiB (#qè=ÏJtã 4 $tBur š/u @@Ïÿ»tóÎ/ $£Jtã šcqè=yJ÷ètƒ ÇÊÌËÈ
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al An’am [60]: 132).
Di dalam ayat yang lain Alloh Ta’ala berfirman:
9e@à6Ï9ur ×M»y_uyŠ $­IÊeE (#qè=ÏHxå ( öNåkuŽÏjùuqãÏ9ur öNßgn=»uHùår& öNèdur Ÿw tbqçHs>ôàムÇÊÒÈ
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”. (QS. Al Ahqaf [46]: 19).


[1] DR. Mustaq Ahmad; Etika bisnis dalam Islam, Jakarta, Pustaka al Kautsar, 2001, hal: 7
[2] Etika bisnis dalam Islam, Jakarta, Pustaka al Kautsar, 2001, hal: 10

Kamis, 30 Agustus 2012

Menentukan Nama Hari Dalam Kalender Masehi

Oleh : KH. M. Syakur Chudlori, MA

1.      Dengan perhitungan caranya :
a. tentukan lamanya hari sejak beridirnya tarikh ini (1 Januari tahun 1) sampai dengan tanggal yang akan kita cari dengan cara :
Tahun yang dicari-1 = hasil + sisa
             4
Jumlah hari = (hasil X 1461) + sisa + 365) + (lama hari sejak 1 Januari s/d tanggal yang ditentukan ) koreksi seperlunya.
b. tentukan hari itu dengan cara : jumlah hari (hasil 1) dibagi tujuh kemudian lihat sisanya : Jika sisa 0 = hari jumat, 1= hari sabtu, 2 = minggu/ahad, dst.
Untuk menentukan nama pasaran , hasil dibagi lima kemudian lihat sisanya
Jika sisannya. Jika sisanya 0 = wage, 1 = kliwon, 2 = legi, 3 = pahing, 4 = pon
Contoh satu :
Soal : pada hari dan pasaran apakah Proklamasi kemerdekaan Indonesia diucapkan ? (17 Agustus 1945 M.)
Jawab : 
1945-1 = 486 sisa 0
   4

486 X 1461 hari          = 710.046 hari
    0 X 365 hari            = 0 hari
1 jan s/d 17 agust        = 229 hari = (31+28+31+30+31 +30+31+17)
---------------------------------------------------------------------------------
                                    = 710, 262 hari  ============ Jumlah hari s/d tanggal 17 Agustus 1946 
710.262 : 7 = 101.466 sisa 0 ---------------- 0 Jum’at.
710.262 : 5 = 142.052 sisa 2 ---------------- 2 Legi
Jadi tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jum’at Legi.

Contoh 2 :
Soal : Jatuh pada hari apakah Dekrit Presiden diucapkan? (5 Juli 1959 M.)
Jawab : 1959 – 1 = 489 sisa 2
                 4
           
            489 X 1461 hari = 714.429 hari
            2 X 365 hari = 730 hari
            1 Jan s/d 5 Juli = 186 hari             +
                                    = 715.345 hari
           
            Koreksi Gregorius = 13 hari
            Jumlah hari = 715.332 hari
            715.332 : 7 = 102.190 sisa 2 ----------- 2 =  hari minggu
            Jadi tanggal 5 Juli 1959 M adalah hari Minggu

Keterangan : koreksi 13 hari tersebut di atas diambil dari : 10 hari peloncatan dari tanggal 5 Oktober menjadi 15 Oktober 1582 M. ditambah dengan tiga hari yaitu dengan menjadikan tahun 1700, 1800 dan tahun 1900 bukan tahun kabisat, padahal tahun-tahun tersebut habis dibagi empat.
Pemakaian tarikh Gregorian tidak serempak diterima di eluruh dunia, di Inggris baru tahun 1752 M, yaitu setelah perbedaan waktu 11 hari, sedang di Unisoviet baru dipakai tahun 1918 M yaitu setelah perbedaan waktu 13 hari.

2.    Dengan menggunakan table I  
Hari apakah tanggal 17 Agustus 1945 M?
Jawab : 1945 pada table I B terdapat pada pertemuan (1940; dari atas ke bawah) dengan lajur tahun (5; dari kiri ke kanan) angka 710.033.
17 Agustus pada table I A terdapat pada pertemuan lajur bulan (Agustu/bulan 8; dari atas ke bawah) dengan lajur tanggal (17 Agustus dari kiri ke kanan) angka sebesar 229.
Jumlahkan kedua angka tersebut !
710. + 229 = 710.262.
Hasil dibagi tujuh
710.262 : 7 = sisa nol – hari jum’at.

Penulisan :       1945 M = 710.033
                        17 Agt  =        229 +
                                         710.262 : 7 sisa nol –0 = jumat
                        Jadi 17 Agustus 1945 M – Jum’at
Contoh soal 2.
            Hari apakah 5 Juli 1959 M ?
            1959 M            = 715.146
            5 Juli                =       186 +
                                       715.332 : 7 = sisa 2 --- 2 = hari minggu
Dengan menggunakan table III
Hari apakah tanggal 17 Agustus 1945 M?
Jawab :
1945 M, pada table III B, pertemuan jalur tahun 1945 (dari kiri ke kanan) dengan bulan agustus (dari atas ke bawah) terdapat angka empat (4).
Empat ini ditambah dengan bilangan tanggal (17)
4+17 = 21
Pada table II A; dari angka 21 ditarik ke kiri ditemui hari jumat.
Atau 21: 7 = sisa nol --- 0 = hari jumat
Jadi 17 agustus 1945 M = hari jumat
Penulisan :
1945 M = 4. 4+17 = 21. Lalu 21: 7 = 0 (nol). 0=hari jumat.