Rabu, 22 Agustus 2012

Makna Mudik

Oleh : Abu Aisyah


 Tradisi mudik saat ini telah menjadi semacam ritual menyambut hari raya Idhul Fitri bagi masyarakat muslim di Indonesia. Kembali ke kampung halaman menjadi klangenan tersendiri bagi masyarakat yang merantau dan tinggal di kota-kota besar. Saya sendiri juga menikmati ritual ini, karena memang saat-saat lebaran inilah kita bisa bertemu dengan seluruh keluarga dan  teman-teman lama di kampung. Tidak ada waktu lain selain hari raya ini, semua keluarga bisa berkumpul dan saling menikmati nostalgia masa lalu.
Lebih dari itu saya lebih memaknai mudik ini sebagai bentuk berbuat baik kepada orang tua, setiap kali lebaran tiba saya memang selalu pulang ke kampung. Saya hanya ingin melihat orang tua bahagia karena seluruh keluarga bisa berkumpul. Jadi mudik dalam hal ini lebih saya maknai sebagai bentuk berbuat baik kepada orang tua. Tentu saja ini menjadi ritual yang penuh dengan kebahagiaan dan lebih dari itu lebih bernilai ibadah. Saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua, jadi yang memang setiap tahun menikmati ritual ini.
Bagi sebagian orang bisa jadi memaknai mudik dengan cara yang berbeda, mereka akan pulang ke kampung dengan menampakan segala prestasi selama tinggal di kota, atau sebagian lagi akan menampakan gaya hidup kota yang sering sekali tidak sesuai dengan norma dan budaya desa. Ini jelas tidak sesuai dengan tujuan utama dari hari raya. Walaupun secara syar’i bisa jadi ritual ini tidak pernah ada pada masa Nabi, apalagi jika dikaitkan dengan tradisi muslim Indonesia ketika hari raya tiba. Saya melihat bahwa pada dasarnya budaya ini sah-sah saja selama tidak menyelisihi nash-nash shahih, tentu saja yang paling penting dari semua itu adalah meluruskan niat kita untuk melakukan ritual mudik ini. Mari jadikan segala aktifitas kita adalah lillah (karena Allah ta’ala) wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...