Selasa, 28 Februari 2023

Tips Menjadi Muslim Kreatif

By: OpenAI and Misno

 


Sebagai seorang Muslim, terkadang kita berpikir bahwa kegiatan kreatif tidak sesuai dengan nilai dan prinsip agama yang kita anut. Namun, sebenarnya tidak demikian. Islam mengajarkan kita untuk menjadi kreatif dan produktif dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan seni dan budaya. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi Muslim kreatif:

1.     Mempelajari Islam secara mendalam

Mempelajari Islam secara mendalam akan membantu kita memahami nilai-nilai agama dan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan kreatif. Dengan memiliki pemahaman yang kuat tentang agama, kita dapat menciptakan karya seni yang memiliki makna dan pesan yang mendalam.

2.     Mencari inspirasi dari alam dan karya Allah

Allah menciptakan alam semesta dengan segala keindahannya. Kita dapat mencari inspirasi dari alam untuk menciptakan karya seni yang indah dan bermakna. Selain itu, kita juga dapat mempelajari karya-karya Allah yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis, serta karya para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang kreatif.

3.     Berpartisipasi dalam kegiatan seni dan budaya

Berpartisipasi dalam kegiatan seni dan budaya dapat membantu kita meningkatkan keterampilan kreatif dan memperluas wawasan kita. Kita dapat belajar dari orang lain dan memperoleh pengalaman baru dalam menciptakan karya seni.

4.     Menjadi pengamat yang peka terhadap keindahan

Sebagai seorang Muslim kreatif, kita harus menjadi pengamat yang peka terhadap keindahan. Kita harus melatih diri untuk melihat keindahan dalam segala hal, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya seni. Hal ini dapat membantu kita menciptakan karya seni yang memiliki nilai estetika yang tinggi.

5.     Mengembangkan keterampilan dan bakat

Mengembangkan keterampilan dan bakat adalah hal yang penting untuk menjadi Muslim kreatif. Kita harus terus belajar dan berlatih untuk meningkatkan keterampilan dalam menciptakan karya seni. Dengan mengembangkan keterampilan dan bakat, kita dapat menciptakan karya seni yang lebih berkualitas dan bermakna.

6.     Menggunakan karya seni untuk menyebarkan pesan Islam

Karya seni yang kita ciptakan dapat menjadi sarana untuk menyebarkan pesan Islam. Kita dapat menciptakan karya seni yang menyampaikan nilai-nilai Islam, seperti toleransi, keadilan, cinta kasih, dan perdamaian. Dengan cara ini, kita dapat memperkuat identitas sebagai Muslim dan menyebarkan pesan kebaikan kepada masyarakat luas.

7.     Membuat karya seni yang bernilai sosial dan moral

Sebagai Muslim kreatif, kita harus menciptakan karya seni yang memiliki nilai sosial dan moral yang tinggi. Karya seni yang kita ciptakan harus mampu memberikan inspirasi dan memberikan pesan yang positif kepada masyarakat. Dengan cara ini, kita dapat menjadi panutan bagi orang lain dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

8.     Mengikuti perkembangan teknologi

Teknologi berkembang sangat cepat, dan sebagai Muslim kreatif kita juga harus mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Dalam menciptakan karya seni, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan karya seni yang lebih modern dan lebih kreatif. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan karya seni yang lebih berkualitas dan lebih mudah diakses oleh masyarakat.

9.     Menciptakan karya seni yang beragam

Sebagai Muslim kreatif, kita harus menciptakan karya seni yang beragam. Kita tidak hanya terbatas pada satu jenis seni saja, seperti seni lukis atau seni musik, tetapi kita juga dapat mencoba untuk menciptakan karya seni dalam berbagai jenis seni, seperti seni teater, seni film, seni tari, dan sebagainya. Dengan menciptakan karya seni yang beragam, kita dapat memperluas wawasan kita dan meningkatkan kemampuan kreatifitas kita.

10.  Membuat karya seni dengan keikhlasan hati

Terakhir, sebagai Muslim kreatif, kita harus membuat karya seni dengan keikhlasan hati. Kita harus menciptakan karya seni tidak hanya untuk tujuan komersial atau popularitas semata, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan untuk menghargai keindahan ciptaan Allah. Dengan membuat karya seni dengan keikhlasan hati, kita dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan juga memperkuat nilai-nilai keislaman kita.

Demikianlah beberapa tips menjadi Muslim kreatif. Sebagai seorang Muslim, kita harus memahami bahwa kreativitas adalah suatu bentuk ibadah, dan karya seni yang kita ciptakan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, mari kita terus meningkatkan kemampuan kreatifitas kita dan menciptakan karya seni yang bernilai positif bagi masyarakat dan agama kita.

Cara Menghadapi Rasa Khawatir

Oleh: ChatGPT and Misno

 


Rasa kekhawatiran yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental dan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Namun, ada beberapa cara yang dapat membantu mengatasi rasa kekhawatiran yang berlebihan, antara lain:

1.     Mengidentifikasi sumber kekhawatiran

Coba pikirkan apa yang sebenarnya membuat Anda khawatir. Jika Anda dapat mengidentifikasi sumber kekhawatiran, Anda dapat mencari cara untuk mengatasi masalah atau menemukan solusi. Kadang-kadang, rasa kekhawatiran yang berlebihan dapat disebabkan oleh pemikiran yang tidak realistis atau berlebihan.

2.     Latihan pernapasan dan relaksasi

Teknik pernapasan dalam yang baik dan relaksasi dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan. Cobalah untuk mengambil beberapa napas dalam-dalam, tahan selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan-lahan. Terapkan teknik pernapasan ini secara rutin dalam kehidupan sehari-hari Anda.

3.     Olahraga teratur

Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi. Olahraga dapat memperbaiki suasana hati dan membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar. Coba lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, jogging, atau yoga.

4.     Menjaga gaya hidup sehat

Makan makanan sehat, tidur cukup, dan menghindari alkohol dan obat-obatan dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi. Perubahan kecil dalam gaya hidup Anda dapat membantu memperbaiki kesehatan mental Anda.

5.     Terapi atau konseling

Terapi atau konseling dapat membantu Anda mengatasi rasa kekhawatiran yang berlebihan. Terapis atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi pikiran dan perasaan negatif yang mendorong kecemasan, dan memberikan strategi untuk mengatasinya.

6.     Menjaga hubungan sosial yang sehat

Mempertahankan hubungan sosial yang positif dan mendukung dapat membantu mengurangi kecemasan. Cobalah untuk menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman Anda, dan cari dukungan dari mereka saat Anda merasa khawatir.

7.     Hindari pemikiran negatif

Hindari membiarkan pikiran negatif mempengaruhi kehidupan Anda. Cobalah untuk berfokus pada hal-hal positif dan realistis, dan hindari membuat asumsi atau pemikiran yang berlebihan.

Tidak ada satu cara yang tepat dalam mengatasi rasa kekhawatiran yang berlebihan, karena setiap orang berbeda. Namun, dengan mencoba beberapa strategi yang berbeda dan menemukan yang paling cocok untuk Anda, Anda dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesehatan mental Anda. Jika rasa kekhawatiran yang Anda alami masih terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental terpercaya untuk mendapatkan bantuan yang lebih tepat dan terstruktur dalam mengatasi masalah tersebut. 28022023.

Kecerdasan Bermanhaj dalam Islam

By: ChatGPT and Misno

 


Pendahuluan

Kecerdasan bermanhaj dalam Islam mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami ajaran Islam dengan benar dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan pemahaman tersebut. Hal ini mencakup pemahaman tentang akidah, hukum, akhlak, dan tata cara beribadah dalam Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang kecerdasan bermanhaj dalam Islam secara rinci, serta bagaimana meningkatkan kemampuan kita untuk menjadi Muslim yang cerdas dalam beragama.

 

Definisi Kecerdasan Bermanhaj dalam Islam

Kecerdasan bermanhaj dalam Islam dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dengan benar. Kecerdasan bermanhaj ini mencakup kemampuan untuk memahami ajaran agama secara mendalam, menghindari pemahaman yang keliru, serta mampu mempraktikkan ajaran Islam dengan baik.

Dalam Islam, kecerdasan bermanhaj meliputi pemahaman tentang akidah Islam, pemahaman tentang hukum-hukum Islam, tata cara beribadah, serta etika dan akhlak yang diharapkan dari seorang Muslim. Kecerdasan bermanhaj juga mencakup kemampuan untuk memperdalam pemahaman tentang Al-Quran dan hadis, serta mengambil hikmah dari kisah-kisah para nabi dan rasul dalam Islam.

 

Pentingnya Kecerdasan Bermanhaj dalam Islam

Kecerdasan bermanhaj dalam Islam sangat penting karena dapat membantu seseorang untuk memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Sebagai seorang Muslim, kita harus memahami dan mempraktikkan ajaran Islam dengan benar, karena hal ini akan mempengaruhi akhirat kita kelak. Selain itu, kecerdasan bermanhaj juga dapat membantu kita dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban sebagai seorang Muslim.

Kecerdasan bermanhaj juga penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan umat Muslim. Dalam masyarakat Muslim, terdapat banyak perbedaan dalam pemahaman tentang ajaran Islam. Kecerdasan bermanhaj dapat membantu menghindari perbedaan pemahaman yang keliru dan menghindari perpecahan di antara umat Muslim.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Bermanhaj dalam Islam

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan bermanhaj dalam Islam antara lain:

1.     Pendidikan: Pendidikan yang baik dan berkualitas dapat membantu meningkatkan kecerdasan bermanhaj seseorang. Pendidikan Islam yang benar dan tepat dapat membantu seseorang untuk memahami ajaran Islam dengan benar dan dapat mempraktikkan ajaran tersebut dengan baik.

2.     Lingkungan: Lingkungan di sekitar kita juga dapat mempengaruhi kecerdasan bermanhaj kita. Lingkungan yang baik dan mendukung dapat membantu seseorang untuk mempelajari ajaran Islam dengan lebih baik. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil pemahaman yang keliru tentang ajaran Islam.

3.     Keterlibatan dalam kegiatan keagamaan: Keterlibatan dalam kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, kajian agama, dan mengikuti pengajian dapat membantu meningkatkan kecerdasan bermanhaj seseorang. Hal ini karena kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu seseorang memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam dan mengembangkan akhlak yang baik.

4.     Pembinaan dari orang tua dan guru: Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam membentuk kecerdasan bermanhaj seseorang. Mereka dapat membantu menyampaikan ajaran Islam dengan benar dan memberikan teladan yang baik dalam mempraktikkan ajaran tersebut.

 

Cara Meningkatkan Kecerdasan Bermanhaj dalam Islam

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan bermanhaj dalam Islam, antara lain:

1.     Membaca Al-Quran dan Hadis: Membaca Al-Quran dan hadis dapat membantu memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam. Dalam membaca Al-Quran dan hadis, sebaiknya kita tidak hanya memahami makna secara harfiah, tetapi juga memahami makna yang terkandung di dalamnya.

2.     Mengikuti kajian agama: Mengikuti kajian agama dapat membantu memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam dan menghindari pemahaman yang keliru. Kajian agama juga dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang ajaran Islam.

3.     Berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman: Berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman dalam memahami ajaran Islam dapat membantu memperdalam pemahaman kita tentang ajaran Islam. Orang yang lebih berpengalaman dapat memberikan pandangan yang berbeda dan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

4.     Menjadi relawan di lembaga keagamaan: Menjadi relawan di lembaga keagamaan seperti masjid atau pesantren dapat membantu meningkatkan kecerdasan bermanhaj seseorang. Dalam lembaga keagamaan, kita dapat terlibat dalam kegiatan keagamaan dan belajar dari para ustadz dan kiai.

5.     Menghindari pemahaman yang keliru: Menghindari pemahaman yang keliru tentang ajaran Islam dapat membantu meningkatkan kecerdasan bermanhaj kita. Hal ini dapat dilakukan dengan memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam dan menghindari pemahaman yang didasarkan pada prasangka atau informasi yang keliru.

 

Kesimpulan

Kecerdasan bermanhaj dalam Islam sangat penting bagi setiap Muslim. Kecerdasan bermanhaj mencakup pemahaman tentang akidah, hukum, akhlak, dan tata cara beribadah dalam Islam. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan bermanhaj, seperti pendidikan, lingkungan, keterlibatan dalam kegiatan keagamaan, dan pembinaan dari orang tua dan guru. Namun, kita juga perlu melakukan upaya untuk meningkatkan kecerdasan bermanhaj kita, seperti membaca Al-Quran dan Hadis, mengikuti kajian agama, berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman, menjadi relawan di lembaga keagamaan, dan menghindari pemahaman yang keliru tentang ajaran Islam.

Sebagai Muslim yang cerdas, kita tidak hanya perlu memahami ajaran Islam secara teoretis, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan bermanhaj dapat membantu kita memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan memberikan manfaat bagi diri kita sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kecerdasan bermanhaj kita dengan belajar dan mempraktikkan ajaran Islam secara konsisten dan benar. Kita juga perlu berusaha untuk memperdalam pemahaman kita tentang ajaran Islam dan menghindari pemahaman yang keliru. Dengan demikian, kita dapat menjadi Muslim yang cerdas dan berakhlak mulia, serta memberikan manfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. 28022023.

Menjadi Muslim yang Cerdas

By: OpenAI and Misno

 

Islam adalah agama yang kaya dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang tinggi. Sebagai umat Muslim, menjadi cerdas dalam memahami dan menerapkan ajaran-ajaran Islam adalah suatu keharusan. Kecerdasan dalam beragama dapat membantu kita untuk memperkuat iman, menghindari kesalahan dalam beribadah, dan menghindari kesesatan dalam memahami ajaran Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana menjadi seorang Muslim yang cerdas, yang dapat membantu kita dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

1.     Meningkatkan Pengetahuan tentang Islam

Meningkatkan pengetahuan tentang Islam adalah langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menjadi seorang Muslim yang cerdas. Kita dapat membaca kitab suci Al-Quran, hadits, dan kitab-kitab agama lainnya. Kita juga dapat memperdalam pemahaman kita tentang Islam melalui seminar, kajian, atau kursus agama yang diadakan oleh lembaga-lembaga Islam.

Selain itu, kita juga harus memahami prinsip-prinsip dasar Islam, seperti iman kepada Allah, memperhatikan hak dan kewajiban sebagai Muslim, serta mengenal hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2.     Berlaku Ramah dan Santun

Sebagai Muslim, kita harus selalu berlaku ramah dan santun terhadap sesama. Islam mengajarkan untuk berbuat baik dan memberikan manfaat kepada orang lain. Kita harus selalu memuliakan orang lain dan menjaga sopan santun dalam pergaulan. Dalam Islam, berlaku ramah dan santun juga dikenal sebagai akhlak mulia atau adab.

3.     Menerapkan Ilmu yang Dipelajari

Meningkatkan pengetahuan tentang Islam tidak cukup jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika kita telah mempelajari tentang shalat, kita harus melakukan shalat dengan benar dan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Jika kita telah mempelajari tentang zakat, kita harus membayar zakat dengan benar dan tepat waktu.

4.     Memperdalam Pemahaman tentang Tauhid

Tauhid adalah prinsip dasar Islam yang menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus memperdalam pemahaman tentang tauhid. Kita harus memahami bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta. Kita juga harus memahami bahwa tidak ada yang dapat menyamai atau menyekutukan Allah.

5.     Menghindari Bid'ah

Bid'ah adalah praktik-praktik agama yang tidak didasarkan pada ajaran Islam yang sahih. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus menghindari bid'ah. Kita harus memahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan sudah lengkap dengan ajarannya. Kita tidak boleh menambahkan atau mengurangi apapun dari ajaran Islam.

6.     Menghindari Fanatisme

Fanatisme dalam agama dapat menjadi hal yang berbahaya dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan untuk selalu berbuat baik dan memuliakan sesama. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus menghindari fanatisme dan harus selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan perdamaian.

7.     Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

Sebagai umat Muslim, menjaga kesehatan jasmani dan rohani adalah suatu keharusan. Kita harus menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan kita. Selain itu, kita juga harus menjaga kesehatan rohani kita dengan melakukan ibadah secara konsisten, membaca Al-Quran, dan berdzikir kepada Allah SWT.

8.     Mempraktikkan Islam secara Moderat

Islam mengajarkan untuk mempraktikkan ajaran-ajarannya secara moderat. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus memahami bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan dapat diadaptasi dengan berbagai kondisi kehidupan. Kita harus mempraktikkan ajaran Islam secara moderat dan tidak terlalu keras atau ekstrim dalam menjalankan ajaran tersebut.

9.     Menjalin Hubungan yang Baik dengan Allah SWT

Menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT adalah suatu keharusan bagi umat Muslim. Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Kita harus selalu menghadirkan-Nya dalam setiap langkah hidup kita, menghormati-Nya, dan selalu berdoa kepada-Nya.

10.  Menghindari Perilaku Negatif

Sebagai Muslim yang cerdas, kita harus menghindari perilaku negatif seperti berbohong, mengadu domba, atau berperilaku kasar terhadap sesama. Kita harus selalu memperhatikan perilaku kita dan berusaha untuk selalu berbuat baik dalam segala hal.

 

Kesimpulan

Menjadi Muslim yang cerdas adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan sebagai umat Muslim. Dalam proses menjadi Muslim yang cerdas, kita harus meningkatkan pengetahuan tentang Islam, berlaku ramah dan santun, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, memperdalam pemahaman tentang tauhid, menghindari bid'ah dan fanatisme, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, mempraktikkan Islam secara moderat, menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT, dan menghindari perilaku negatif.

Dalam menjalankan prinsip-prinsip tersebut, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kecerdasan kita dan menghindari kesalahan dalam beribadah dan memahami ajaran Islam. Dengan menjadi Muslim yang cerdas, kita dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat serta menjadi panutan bagi orang lain dalam kehidupan sehari-hari. 28022023.

Teknologi ChatGPT

Bismillah

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

 

Saat ini telah berkembang satu aplikasi yang sedang trend di masyarakat yaitu OpenAI dengan menggunakan ChatGPT. Aplikasi ini sangat membantu khususnya para penulis dalam menuangkan ide dan gagasannya. Sebagai sebuah aplikasi baru, maka aplikasi ini masih dalam proses pengembangan, di mana pada beberapa bagiannya khususnya yang terkait dengan konten atau isi dari tulisan yang telah dibuat sering tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya, sebagai contoh ketika kita menuliskan tentang Islam maka ada beberapa konten ada yang tidak tepat. Demikian juga ketika kita melakukan perintah untuk membuat tulisan yang bersifat ilmiah maka beberapa bagian masih belum sesuai dengan kedalaman dari pembahasannya.

Hal ini menunjukkan bahwa memang aplikasi ini perlu terus dikembangkan sehingga ke depan akan menjadi satu aplikasi yang sangat membantu para penulis khususnya pemula yang ingin menerbitkan buku atau tulisannya. Perkembangan teknologi saat ini khususnya artificial intelligence memang sangat membantu para penulis baik dalam membuat outline mencari judul atau pun menulis secara lengkap dari artikel jurnal ataupun skripsi tesis dan juga disertasi. Sehingga ke depan akan terus berkembang teknologi dengan menggunakan artificial intelligence ini ya dan akan sangat membantu para penulis.

Demikianlah tulisan ini dibuat tanpa mengetik tetapi menggunakan speechtexter yaitu satu aplikasi yang merubah tulisan atau merubah suara menjadi tulisan hasilnya tidak mengecewakan dan memang bisa juga di gunakan selain juga aplikasi yang lainnya demikian. Wallahualam bishawab, 28022023.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Kamis, 23 Februari 2023

Motivasi Islami ala Artificial Intellegence (AI)

Oleh: https://chat.openai.com dan modified by Misno

 


Kemajuan tekhnologi menghadirkan Artificial Intelligence yang memudahkan bagi manusia, bahkan ia mampu memberikan nasehat sesuai yang kita harapkan. Berikut ini ketika saya mengetikan “Tulis Motivasi Islami” maka yang ia mengetik seperti ini:


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Motivasi Islami yang kuat dan inspiratif dapat membantu kita untuk terus berjuang dan menjalani kehidupan dengan penuh semangat serta tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama. Berikut adalah beberapa kutipan motivasi Islami yang mungkin dapat memberikan inspirasi:

 

"Allah tidak pernah memberikan ujian yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Jangan menyerah pada keadaan, karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan." - (Al-Baqarah: 286)

 

"Jangan biarkan kegagalanmu membatasi kesuksesanmu. Berusahalah dengan sungguh-sungguh, dan percayalah bahwa Allah akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita." - (Q.S. Al-Baqarah: 197)

 

"Ingatlah bahwa Allah senantiasa bersama dengan hamba-Nya yang sabar. Tetaplah sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan, karena Allah selalu memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang beriman." - (Q.S. Al-Baqarah: 153)

 

"Jangan terlalu memikirkan apa yang akan terjadi besok, karena Allah telah menjamin bahwa Dia akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang taat." - (Q.S. Al-Baqarah: 201)

 

"Jangan terlalu fokus pada kesalahanmu di masa lalu, karena Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk bertaubat dan memperbaiki diri." - (Q.S. Al-Baqarah: 222)

 

Semoga kutipan-kutipan motivasi Islami ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah dan keberkahan. Amin.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Kata-kata yang diambil dari berbagai sumber ini memang memberikan motivasi bagi yang membacanya, sayangnya ia hanya mesin yang dibuat oleh manusia. Sebagai mesin ia bebas nilai dan tidak ada catatan kebaikan dan keburukan, sehingga sebagus apapun tulisannya ia adalah mesin yang hanya mengambil dari kecerdasan manusia.

Selanjutnya sebagai mesin yang dibuat oleh manusia maka pembuatnya yang memiliki nilai-nilai yang nampak dari karyanya tersebut. Maksudnya adalah bahwa tekhnologi ini dikontrol oleh pembuatnya dan sesuai dengan norma, kepercayaan dan ideologinya sehingga ketika ia diminta pendapat pada hal-hal yang sensitive maka ia akan menjawab sesuai dengan nilai yang dimiliki pembuatnya. Sebagai contoh, ketika saya mengetik tentang L*BT, maka jawabannya adalah bahwa orientasi seksual adalah masalah pribadi yang harus dihormati. Maka, jelas sekali ia tidak bebas nilai karena dikuasai oleh pembuatnya.

Sehingga kita sebagai muslim harus bijak dalam menyikapinya, ambil yang sesuai dengan syariah Islam dan tinggalkan yang bertentangan dengannya. Wallahua’lam, 23022023

It is Our Celebration (Hari Raya Penuh Cinta)

Misno Mohamad Djahri

 




Allah Akbar.... Allah Akbar.... Allah Akbar.... La ilaah ilallahu Allahu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd.

Raya Idhul Adha telah tiba gemuruh takbir, tahmid dan tahlil membahana di ranah Nusantara. Yah... it is our celebration (ini adalah hari raya kita) Idhul Adha hampir setiap tahun berulang, bagaiman animo masyarakat? biasa saja. Shalat ‘Idh pulang ke rumah potong qurban lalu malamnya nyate.

Tidak ada perbedaan mencolok dari hari-hari biasa, makna Idhul Adha sendiri telah bias oleh rutinitas itu. Haruskah kita nrimo dengan apa yang ada? atau kiat menginginkan sesuatu yang lebih dari semua rutinitas ini?

Sekali lagi ini adalah hari raya kita, kenapa kita tidak merayakannya, membuat sebuah festival, perlombaan, permainan dan ciri khas lain dari hari raya, apakah masyarakat kita sudah bosan dengan banyaknya “hari raya“ yang mereka rayakan? sebuah pertanyaan besar yang akan kita coba bahas pada kesempatan kali ini. 

Allah ta’ala berfirman :

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

Dan sebutlah nama Allah pada hari-hari yang ditentukan itu. QS Al-Hajj : 28

Riwayat dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua haridi setiap tahun yang malan mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda, “Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.” HR. Abu Daud, Ahmada dan An-Nasa’i

Idhul Adha adalah hari raya umat Islam yang harus dirayakan karena Allah ta’ala telah memilihnya sebagai hari raya kita. Hari raya adalah hari untuk bersenang-senang, berdzikir mengingat Allah dan hari makan dan minum.

Namun hari raya ini ternyata belum mendapat perhatian secara benar oleh kaum muslimin, yang ada adalah setiap hari raya datang selalu menjadi ajang festival konsumsi, di mana semangat pergantian mode dan fashion telah dilalap oleh industri iklan dan televisi hanya untuk keuntungan semata, hari raya hanya sekadar simbol (icon) dan tanda-tanda yang diyakini sebagai artefak ketakwaan seseorang.

Secara jujur kita katakan bahwa Values of Spiritual yang kita miliki semakin mengambang ke arah prestise materilasistik. Hal ini mengakibatkan kita salah arah dalam merayakan hari raya ini. Sebagian kita begitu cuek ketika hari raya ini datang, atau ada juga yang bersikap seperti seseorang yang memiliki anak tiri yang melakukan kesalahan, sungguh memprihatinkan jika kita bersikap seperti itu pada hari raya ini. Ada apa sebenarnya di balik sikap masyarakat kita ini?

Idhul Adha jatuh hanya selang satu bulan setelah Idhul fitri dan hanya setengah bulan dengan tahun baru masehi dan Valentine Day yang menyesatkan remaja kita. Hanya beberapa bulan ke depan masyarakat kita akan merayakan Maulud Nabi, Isra’ Mi’raj, Muharam, Nisfu Sya’ban dan perayaan lainnya.

Begitu banyak “hari raya“ yang akan diperingati oleh ummat Islam, belum lagi perayaan-perayaan yang bersifat duniawiyah seperti hari ibu, hari Kartini, hari anak, hari ulang tahun dan yang lainnya. Saya melihat bahwa semua itu mengakibatkan masyarakat muslim kita begitu bosan dan terbiasa dengan hari-hari raya mereka. Salahkah mereka? tidak... yang salah adalah para pembesar yang selalu memacu terjadinya perayaan-perayaan itu.

Padahal seperti kita tahu bahwa hari raya bagi Ummat Islam hanya ada dua yaitu hari raya Idhul Adha dan hari raya Idhul Fitri, dan selain dari keduanya adalah sesuatu yang tidak pernah disyari’atkan. Bagaimana kita akan merayakannya? jelas sebagai seorang muslim yang berpegang kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah maka tidak layak “hari raya” selain keduanya kita rayakan bukankah hal itu juga tidak pernah dirayakan oleh Nabi, Shahabatnya, dan orang-orang yang berada diatas jalannya, kenapa kita harus memperingatinya?

Masyarakat kita sibuk dengan “hari raya-hari raya" yang mereka buat sendiri, cobalah anda lihat bagaimana ummat memperingati maulid Nabi, Isra Mi’raj begitu meriah peringatan itu, juga festival-festival yang diadakan menjelang tahun baru hijriah (Muharam) dengan alasan menghidupkan syiar Islam mereka membuat berbagai acara menjelang pergantian tahun baru Islam itu, bolehkah semua itu? Hari raya adalah bagian dari ibadah dan ibadah itu harus ada contohnya dari Nabi dan Shahabatnya, jika mereka tidak melaksanakannya berarti hal itu bukanlah sebuah kebaikan bahkan itu sebuah kesesatan.

Kita harus puas dengan apa yang telah datang dari Allah dan Rasul-Nya termasuk dengan hari raya ini. Rayakanlah keduanya dengan sebaik-baiknya, rayakanlah Idhul Adha ini jangan dianggap sebagai anak tiri, agungkanlah nama-Nya dan bersenang-senanglah selama tidak bertentangan dengan syari’at. Dan segera tinggalkan perayaan-perayaan yang tidak ada aturannya dalam Islam, karena semua itu adalah perkara-perkara yang baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasul Shalallahu alaihi wassalam.

            Akhirnya dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa :

1.   Idhul Adha adalah hari raya kita dan kita disyariatkan untuk merayakannya.

2.   Spirit of Islam (Ruh Islam) harus segera kita bangunkan sehingga ummat Islam mampu mengambil hikmah dari perayaan ini.

3.   “Hari raya- haru raya“ yang mereka rayakan yang tidak berasal dari Islam dan tidak ada sumber yang Shahih maka itu bukanlah hari raya dan harus kita buang sejauh-jauhnya.

4.   Keringanan (Rukhshoh) bagi kita pada hari raya untuk menabuh rebana (duf) bagi anak kecil sebagai sebuah bentuk perayaan.

5.   Tugas kita bersama untuk merubah citra (image) masyarakat kita yang cuek dengan Idhul Adha ini, agar mereka merayakannya sesuai dengan syariah yang mulia.

6.   Buang sejauh-jauhnya simbol-simbol agama yang tidak ada contohnya dari Nabi yang hanya menjadi ajang bisnis komersil yang banyak menyesatkan ummat serta mendangkalkan aqidah ummat Islam. Wallahua’lam, 23022023.                                                                                                                                                                                        

Rabu, 22 Februari 2023

Menjadi The Smart People

Oleh: Misno Mohamad Djahri

 


Saya tidak akan menerjemahkan kalimat smart people secara baku dalam tulisan ini, saya akan mengajak anda semua untuk memahami dan menerjemahkannya dengan Masyarakat yang Cerdas. Bagaimana setiap kita menjadi masyarakat yang cerdas?

Pembahasan ini bukan berarti masyarakat kita tidak cerdas, tetapi kita ingin agar masyarakat kita semakin cerdas dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan yang ada. Begitu banyak-kah tantangan yang ada? Bagaimana kita sebagai masyarakat muslim mampu untuk menghadapi tantangan itu?

Berubahnya zaman melahirkan berbagai persoalan-persoalan yang sebelumnya belum ada atau permasalahan yang hanya diberikan kaidah-kaidah dasar oleh Islam. Sehingga kita harus cerdas dalam menghadapi dan mencari solusi yang islami dan sesuai dengan kemashlahatan insani.

Generasi Islam pertama adalah inspirasi bagi kita untuk menghadapi setiap tantangan hidup yang ada, bagaimana konkritnya? Berikut ini beberapa trik agar kita bisa menjadikan bagian dari masyarakat yang cerdas:

1. Bersikap bijak ketika terjadi gejolak di masyarakat. Masyarakat kita kini sedang mengalami berbagai tantangan dari masalah besar tentang pemikiran sampai masalah kenegaraan yang bersifat masal, adanya manusia hasil kloning mungkin menjadi salah satu tantangannya, bagaimana sikap kita terhadapnya mengharamkan, membolehkan atau membiarkannya, dari sinilah kita sebagai anggota dari masyarakat muslim harus tanggap dan bisa menjawab dan menanggapi masalah ini dengan bijak. Apak bijak itu? bijak adalah mengembalikan semua permasalah itu kepada sumber-sumber qath’i dari dien (agama) kita yaitu Islam.

2. Identitas Masyarakat. Kaum Muslimin itulah identitas masyarakat kita itulah nama yang diberikan oleh Allah ta’ala dalam kitab-Nya. Namun saat ini sepertinya masyarakat kita sudah mulai kehilangan identitas ini. Gaya hidup mereka yang mulai berubah menggusur keyakinan yang sekian lama mereka yakini. Bagaimana sikap menghadapi hal ini? tidak ada jalan lain mengembalikan identitas masyarakat Islam menjadikan mereka bangga dengannya. Serta menasehati mereka dengan gaya hidup yang akan menghilangkan identitas mereka. Caranya adalah dengan da’wah pada semua lapisan masyarakat dan seluruh lini kehidupan.

3.Tasfiyah dan Tarbiyah. Islam yang kita peluk saat ini telah mengalami tambahan-tambahan yang berasal dari adat atau pemikiran manusia, semua itu membuat masyarakat bingung dengan Islam, mereka tidak tahu apakah sebuah amalan itu benar berasal dari Islam atau bukan. Masyarakat Islam yang cerdas haruslah mampu untuk membedakan mana amalan yang berasal dari Islam dan mana yang bukan dari Islam. Setelah mereka mengetahui hal ini maka berlanjut dengan pendidikan tentang Islam yang benar. Kedua jalan ini harus berbarengan sehingga masyarakat akan mampu untuk mengisi hari-harinya dengan bersandar kepada dalil dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

4. Faham Tujuan Hidup. Allah ta’ala berfirman: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku saja“ QS Adz-Dzariay ayat 56. Masyarakat muslim yang cerdas harus faham dengan hal ini dan mampu merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun faham materialisme telah banyak memakan korban dari kalangan kaum muslimin sehingga mereka bergelimang dalam dunia tanpa menghiarukan untuk apa mereka hidup sebenarnya, atau mereka tahu tapi tidak bisa untuk melaksanakannya dengan berbagai alasan. Karena tugas kita bersama sebagai bagian dari masyarakat muslim untuk menyadarkan apa sebenarnya tujuna diciptakannya manusia.

Itulah beberapa ciri dari masyarakat muslim yang cerdas yaitu masyarakat yang faham untuk apa dia hidup dan bisa bersikap bijak ketika terjadi sebuah permasalahan yang terjadi serta mengembalikannya kepada sumber-sumber Islam yaitu Al-Qur’an dan Assunnah. Jika masyarakat seperti ini dapat terwujud maka insya Allah rahmat-Nya akan melimpah kepada kita. Bukankah tidak ada lagi selain keridhaan-Nya yang kita harapkan? Wallahua’lam, 22022023.

Mengoptimalkan Teknologi di Sekitar Kita

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Semua yang ada disekitar kita yang dimiliki dan menjadi tanggung jawab kita akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat. Termasuk tentang tekhnologi yang kita gunakan Allah ta’ala berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا(36)

Dan janganlah kalian melakukan apa-apa yang kalian tidak ketahui, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya. QS Al-Isro’ ayat 36.

Demikian pula tekhnologi yang berda di sekitar kita. Tekhnologi pada dasarnya bersifat netral, namun setelah manusia mempergunakannya maka kenetralannya hilang dan berubah menjadi pisau bermata dua bisa bermanfaat atau mendatangkan mudharat.

Jika tekhnologi tersebut dapat dimanfaatkan oleh seorang muslim yang baik maka tekhnologi tersebut dapat semakin mendekatkan dirinya kepada sang Pencipta yaitu Allah ta’ala, namun jika jatuh ke tangan orang-orang fasik dan kafir, maka ia akan menjadi bencana bagi dunia.

Dalam usaha untuk mengoptimalkan tekhnologi yang ada disekitar kita maka mau tidak mau kita harus dapat menguasainya. Dan penguasaan ini harus didasari oleh iman sehingga tekhnologi tersebut mampu menjadi sebuah alat dalam rangka mendapatkan keridhaan-Nya.

Kita dapat mengoptimalkan tekhnologi ini dengan shalih jika kita mampu memahami apa manfaat dari tekhnologi tersebut, contohnya adalah penggunaan HP, sebagian kita mungkin menggunakannya hanya sebagai bagian dari gaya hidup untuk ngobrol ngalor –ngidul janjian sama teman, ber-medsos, menonton video atau yang lainnya. Lalu bagaiman agar Hp tersebut dapat dijadikan sebagai saran ibadah? jawabannya adalah bahwa ibadah bermakna sangat luas ketika kita menggunakannya untuk sesuatu yang positif atau memperlancar ibadah maka itu berarti kita telah mampu untuk mengoptimalkan tekhnologi secara Islamy.

Handphone, laptop, note book, komputer dan berbagai gadget lainnya adalah bagian dari gaya hidup masyarakat modern dan sepertinya tidak bisa dilepaskan darinya, lalu bagaimana kita dapat menggunakannya sesuai dengan Islam? sangat banyak kita bisa membuat risalah da’wah,  buletin, menulis naskah, belajar Al-Qur’an, Bahasa Arab, Nahwu dan semua masalah diniyah kini dengan mudah dapat kita lakukan dengan menggunakan smartphone atau di depan  Personal Computer (PC).

Tekhnologi Komunikasi telah mengalami kemajuan yang begitu pesat ditandai dengan semakin menyebarnya penggunaan Internet. Apakah ummat Islam akan diam saja? tidak, kita harus mampu menguasainya dan mengoptimalkannya di jalan Islam. Dengan Internet kita dapat berkirim Email secara panjang lebar surat da’wah chating dengan mad’u kita atau orang-orang yang akan kita ajak menuju Islam. Belum lagi adanya fasilitas tele-converencing dan radio streaming yang memungkinkan kita mengikuti taklim di kota lain secara langsung. Semua itu adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa kita diamkan begitu saja.

Masih banyak lagi tekhnologi di sekitar kita yang harus kita manfaatkan secara Islamy seseorang yang mempunyai motor jika diniatkan agar terhindar dari ikhtilat tentu akan mendapatkan pahala atau untuk pergi taklim (mengaji). Semua itu kembali kepada keimanan kita. Bagaimana kita harus berfikir agar tekhnologi yang ada di sekitar kita dapat menjadi saran untuk tugas mulia kita yaitu beribadah kepada-Nya. Wallahua’alam, 22-22-23

Minggu, 19 Februari 2023

Menata Desain Hunian Islami

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri 



Rumah adalah salah satu nikmat Allah ta'ala yang diberikan kepada manusia, di mana di dalamnya menjadi tempat untuk berteduh, beribadah, sarana untuk menutup aurat dan juga sebagai tempat untuk mendapatkan keridhoan-Nya.

Di era mutakhir ini rumah telah mengalami berbagai revolusi dari rumah panggung dengan bahan dasar kayu kini telah berubah menjadi rumah kaca dengan desain yang mengagumkan. Kelebihan akal yang diberikan oleh-Nya kepada manusia membuat manusia begitu kreatif dengan rancangan hunian ini.

Namun adakah hal itu berhubungan dengan Islam sebagai keyakinan kita ? mungkin sepintas terkesan mengada-ada ketika kita menyebutkan desain hunian Islamy, namun Islam sebagai sistem hidup yang lengkap pasti telah mengatur tentang hal ini (desain hunian Islamy).

Fungsi dari rumah itulah yang membedakan desain hunian Islamy dengan desain dari aliran manapun, ketika berbagai desain ditawarkan oleh para perancang bangunan dari mulai hunian super mewah dengan sentuhan Eropa sampai Hunian Etnik dengan citarasa budaya daerah, tapi sayang hampir semua style (gaya / model) desain tersebut kurang memperhatikan fungsi utama dari hunian sehingga mereka hanya mengedepankan gaya saja. Hasilnya jangan heran jika ada desain rumah yang isinya terllihat dari luar, dari sini tentu tidak sesuai dengan syari’at Islam karena salah satu dari fungsi hunian (rumah) adalah untuk menutupi aurat penghunianya, lalu bagaimana kalau rumah tersebut transparan sehingga penghuninya begitu mudah terlihat dari luar.

Aliran lain lebih menonjolkan pada gaya dari Eropa sehingga simbol-simbol yang berasal dari sana yang notabene memiliki makna religiuspun terbawa tanpa mendapat perhatian dari masyarakat kita, apakah ini adalah sebuah masalah kecil ? sama sekali bukan, ketika sebuah desain rumah memiliki lambang-lambang semisal salib atau bintang David maka itu bukanlah masalah kecil tapi itu menyangkut masalah keyakinan yang tidak bisa dianggap remeh.

Demikian juga desain rumah dengan begitu banyak aksesoris semisal gambar-gambar bernyawa yang tergantung di dalamnya, sekali lagi ini bukanlah masalah kecil tapi masalah besar yang berkaitan erat dengan keyakinan kita.

Desain hunian Islamy itulah pembahasan kita, bagaimana mewujudkannya ? ada beberapa pedoman sebelum kita mendirikan sebuah hunian, mudah-mudahan pedoman ini memberikan sebuah sumbangsih bagi kita semua :

1.         Lokasi Hunian. Sebagian anda masih percaya dengan Feng Shui ? kalau masih sepertinya anda tidak perlu meneruskan membaca tulisan ini, karena Desain Hunian Islamy sama sekali tidak mempergunakannya bahkan membuangnya. Lokasi Hunian sama sekali tidak berpengaruh kepada nasib baik atau buruk penghuninya, keyakinan ini adalah kesyirikan karena mempercayai adanya kekatan selain Allah. Karena di manapun anda membangun tidak ada pertimbangan baik atau buruk yang berhubunugan dengan keyakinan atau sesuatu yang ghaib.

2.         Fungsi Hunian. Seperti disebutkan di atas bahwa desain hunian Islamy menekankan kepada fungsi dari hunian tersebut, sehingga seluruh sudut hunia tersebut harus mencerminkan fungsi Syari’ah Islam misalnya :

a.          Pembuatan kaca diusahan untuk lebih tinggi dari kepala manusia, atau kalau tidak bisa menggunakan kaca riben yang tidak tembus pandang dari luar.

b.         Kemudian untuk pintu jika memungkinkan mempunyai dua pintu depan sehingga kalau ada tamu laki-laki dan perempuan tidak terjadi ikhtilath.

c.          Ruang tamu sebaiknya tidak menghadap langsung ke ruang keluarga sehingga ketika ada anggota keluarga yang berada di ruang keluarga tidak terlihat oleh tamu yang datang apalagi jika tamu itu bukan mahram.

d.         Mushola rumah. Trend pembuatan mushola rumah mungkin sudah banyak dilakukan oleh masyarakat kita namun sayang mushola tersebut biasanya begitu mudah dijangkau oleh orang luar yang bukan mahram, atau tempatnya kurang tersembunyi, padahal sebagai tempat sholat bagi penghuni rumah yang perempuan atau untuk beribadah di waktu malam haruslah berada tersembunyi dalam artian tidak terlihat oleh tamu atau orang lain hal ini seperti disebutkan oleh Nabi : “Seorang perempuan itu lebih utama sholat di dalam kamarnya dari pada di rumah bagian luarnya".

e.          Toilet/Wc/hamam. Walaupun ada sebagian ulama menganggap bahwa tidak mengapa wc itu menghadap atau membelakangi kiblat namun untuk ikhtiyath (hati-hati) maka lebih utama jika wc itu tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Sebenarnya jika kita mampu lebih utama wc itu berada terpisah dari rumah hal ini mengingat bahwa wc adalah tempat tinggal jin, namun hal ini jika memungkinkan tentunya dengan syarat harus tertutup dari pandangan orang luar.

f.          Kamar Tidur. Setiap kita tentu menginginkan ruang tidur dalam satu rumah lebih dari satu, dan hal ini memang sesuatu yanhg ideal mengingat bahwa kamar tidur itu harus dipisahkan antara orang tua dan anak demikian juga antara anak laki-laki dan anak perempuan seperti sabda Nabi : “Dan pisahkanlah mereka pada tempat tidurnya“ HR Abu Daud, Syaikh Albani Mengatakan hadits hasan shahih.

g.         Ruang tidur untuk tamu. Jika kita ingin mendesain hunian yang cukup besar maka kita usahakan untuk membuat ruang tidur khusus untuk tamu, tentunya harus diperhatikan lokasinya jangan sampai bergabung dengan kamar untuk penghuni rumah apa lagi yang bukan mahram, mungkin untuk rumah bertingkat bisa diusahakan untuk ruang tidur tamu ini berada di lantai bawah sementara kamar tidur penghuni rumah berada di ruang atas.

h.         Ornamen rumah. Salah satu ciri dari rumah Islamy adalah tidak adanya simbol-simbol yang bermakna menyimpang dari keyakinan Islam, karena itu ketika kita hendak mendesain hunian Islamy jangan sampai simbol-simbol tersebut ada padanya, sedangkan untuk penampilan selama hanya sebuah model itu dibolehkan. 

Demikianlah sekilas tentang bagaiaman menata rancangan desain hunian Islamy, mudah-mudahan pembahasan kita bermanfaat. Adapun mengenai desain interior rumah insya Allah akan kita bahas di masa-masa yang akan datang.

Tempat Curhat yang Paling Tepat

Oleh: Luqman Hidayat, S.Pd.I., M.Pd.

 


--------------------------------------------------

Ketika kita ditimpa kesusahan, seringkali kita curhat kepada orang-orang di sekitar kita. Tentunya kita tidak curhat kepada sembarang orang, melainkan kita curhat kepada orang-orang "pilihan" yang kita anggap sudi untuk mendengar keluh kesah kita, mampu untuk memberikan masukan-masukan atau nasehat positif dan yang tidak kalah pentingnya adalah orang "pilihan" kita itu berkomitmen untuk menjaga rahasia kita.

---

Seperti itulah karakteristik orang "pilihan" yang bisa kita jadikan teman curhat; bersedia menjadi pendengar yang baik atas keluh-kesah yang kita ceritakan, kemudian memberikan nasehat-nasehat, nasehat positif yang dapat membuat kita termotivasi, dan hal yang kita ceritakan tidak menyebar ke mana-mana, privasi kita tetap terjaga.

---

Akan berbeda halnya jika kita salah dalam memilih teman curhat; yang tidak sabar untuk menjadi pendengar yang baik, tidak memberikan masukan yang positif, dan yang paling parah adalah jika ia tidak bisa menjaga rahasia yang sudah kita ceritakan kepadanya. Akhirnya permasalahan yang sedang kita alami justru menyebar ke mana-mana.

---

Bak pepatah sudah jatuh tertimpa tangga; sudah tidak mendapat solusi, tapi masalah yang sedang dihadapi jadi banyak orang yang mengetahui. Maksud hati ingin mendapatkan ketenangan, yang terjadi malah muncul masalah baru.

---

Saudaraku....

Tidak ada salahnya kita curhat kepada manusia, atau seseorang yang kita anggap sebagai orang yang bisa menjadi teman curhat yang baik. Tapi tahukah kita bahwa kita bisa curhat sepuas-puasnya tanpa khawatir rahasia kita tersebar dan kita akan mendapatkan solusi terbaik dari kesusahan yang sedang kita alami?

Ya, curhatlah kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yaitu Allah Tabaroka Wa Ta'ala. Dia-lah Allah satu-satunya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Curhatan kita bukan hanya didengar dan dijaga kerahasiaannya, tapi kita akan diberikan jalan keluar dari arah yang mungkin tidak pernah kita sangka sebelumnya. Jika kita curhat kepada Allah maka banyak benefit yang kita dapatkan yaitu: rahasia dijamin, hati menjadi tenang, dan jalan keluar akan diberi. Menang banyak deh pokoknya.

---

Maka curhatlah kepada Allah, bersujud dan memohon, mengangkat kedua tangan dan sampaikan segala permasalahan yang sedang kita alami, kemudian memohon kepada-Nya untuk diberikan jalan keluar yang terbaik. Sangat penting bagi kita sebagai seorang hamba untuk selalu merendahkan diri kepada-Nya, menunduk, menghiba, dan mengemis hanya kepada Allah Tabaroka Wa Ta'ala. Dua faedah akan kita dapat; jalan keluar diberikan dan akan menuai pahala yang bermanfaat untuk akhirat. Selamat Curhat!

---

Tulang Bawang,

28 Rajab 1444 H/18 Februari 2023 M.

Luqman Hidayat, S.Pd.I., M.Pd.

Jumat, 17 Februari 2023

Perjalanan Masih Panjang, Bekal Harus Maksimal

Oleh: Lukman Hidayat, S.Pd., M.Pd

 


Semua kita adalah musafir di dunia ini. Status kita hanya orang yang numpang lewat di suatu tempat, singgah sebentar, duduk untuk sekadar minum dan istirahat sebentar kemudian pergi lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju ke kampung halaman yang sesungguhnya yaitu akhirat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:

مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَ تَرَكَهَا

“Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” HR. At Tirmidzi

Jadi, tempat tinggal kita yang sesungguhnya bukanlah dunia yang fana ini. Tempat tinggal kita yang sesungguhnya adalah akhirat yang kekal abadi. Di akhirat kelak, tempat tinggal manusia hanya ada dua, yaitu surga atau neraka. Tidak ada pilihan ketiga.

Hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa perjalanan menuju ke kampung akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Ada fase-fase yang harus kita lewati; setelah fase kehidupan dunia yang fana ini, manusia akan melewati fase alam barzakh, hari akhir, hari kebangkitan, hari ditimbangnya amalan, hingga sebelum nantinya sampai pada terminal akhir kehidupan yaitu surga atau neraka.

Seseorang yang akan menempuh perjalanan yang jauh dan panjang tentunya memerlukan bekal yang sangat banyak agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan bahagia. Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk beramal, tempat untuk mengumpulkan bekal menuju kampung akhirat. Maka hendaknya kita mencari bekal yang sebanyak-banyaknya untuk mengiringi perjalanan yang panjang tersebut. Bekalnya harus maksimal, harus cukup dan tidak boleh kurang.

Apa jadinya jika seseorang akan menempuh sebuah perjalanan yang sangat jauh tapi bekalnya kurang? Mungkinkah dia akan sampai ke tempat yang ia tuju? Belum lagi dalam perjalanan itu tidak selalu mulus jalannya, akan tetapi penuh dengan aral, penuh rintangan dan syarat akan ujian. Allah Subhanahu wa ta'ala telah membimbing kita dengan firman-Nya:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” QS. Al-Baqarah: 197.

 Visi kita sebagai manusia tentunya adalah ingin hidup bahagia di dunia dan juga di akhirat, ingin hidup aman dan selamat di dunia dan juga di akhirat. Di dunia ingin hidup enak, dan di akhirat ingin menjadi penghuni surga. Jika kita ingin sampai pada tujuan tersebut, maka kita harus berbekal dengan sebaik-baik bekal yaitu TAKWA.

Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua.

Tulang Bawang, 17 Februari 2022

Luqman Hidayat, S.Pd.I., M.Pd