Selasa, 06 Maret 2018

Dewan Pengawas Syariah (DPS) Muda, Siapa Takut?

Oleh: Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI
Kepala Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) STEI Tazkia


Salah satu dari permasalahan yang saat ini dihadapi oleh para fresh graduate adalah persaingan di dunia kerja. Terbatasnya jumlah lowongan kerja tidak berbanding lurus dengan jumlah lulusan perguruan tinggi, akibatnya banyak sarjana muda yang menganggur. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan terus-menerus, harus ada upaya baik dari pemerintah ataupun masyarakat mengurangi pengangguran intelektual ini. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah membekali mahasiswa dengan keterampilan yang memang diperlukan oleh industri bukan hanya mengajarkan teori namun menyiapkan mereka untuk ready dan close to industri adalah langkah yang tidak bisa lagi ditawar.
Industri yang terus bergerak cepat juga meniscayakan perguruan tinggi untuk terus berpacu menyesuaikan diri. Trend sertifikasi profesi yang mulai berkembang di Indonesia menjadi strategi jitu dalam menyiapkan mahasiswa agar bisa memasuki dunia kerja sesuai dengan program studi yang diambilnya. Sertifikasi profesi yang dimiliki oleh seorang fresh graduate menjadi senjata ampuh bagi persaingan kerja di dunia industri.  
STEI Tazkia sebagai perguruan tinggi yang memiliki diferensiasi dan dikenal close to industri sangat komitmen dengan hal ini. Pemberian keahlian yang tidak hanya secara teori diajarkan dengan mengaju kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), hasilnya mahasiswa memahami teori yang diajarkan sekaligus implementasinya di lapangan. Lebih dari itu adalah komitmen STEI Tazkia untuk membekali lulusannya dengan sertifikasi profesi yang menjadi kebutuhan industri. Saat ini STEI Tazkia telah membekali mahasiswa yang akan lulus dengan sertifikasi profesi seperti Microsoft Office Specialist (MOS), Brevet A-B Terpadu dan C, Sertifikasi Managemen Perbankan Syariah, Ajun Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAIJ) dan bidang profesi lainnya.
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) sebagai program studi yang mengkhususkan diri mengkaji hukum ekonomi dengan target lulusan mahasiswa menguasai ilmu fiqh ekonomi Islam yang dipadukan dengan hukum ekonomi nasional saat ini telah sampai pada tahap pembekalan sertifikasi profes bagi para mahasiswanya. “Program Studi ini menyiapkan mahasiswa untuk mampu menjadi Dewan pengawas Syariah (DPS) di berbagai lembaga keuangan syariah (LKS)” papar Dr. Abd. Misno BP, MEI selaku Kepala Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Guna mewujudkan hal ini maka, Prodi ini menjalin kerjasama dengan DSN MUI khususnya DSN Institute dengan membekali mahasiswanya sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) khususnya dalam bidang Koperasi Syariah dan LKM. “Kami sangat menyambut baik kerjasama ini, karena saat ini DSN sangat membutuhkan calon-calon pengawas syariah yang memiliki kemampuan fiqh dan analisa yang kuat tentang bisnis syariah” demikian kata Ust. Dr. Azhaarudin Latif, MH selaku direktur DSN Institute. Ia melanjutkan bahwa dewan pengawas syariah tidak mesti tokoh terkenal yang sudah senior, justru kami sangat mengharapkan alumni dari perguruan tinggi Islam yang kuat dari ilmu fiqh dan memahami praktik bisnis modern, salah satunya adalah mahasiswa dan alumni prodi Muamalah STEI Tazkia.
Langkah ini diambil Prodi HES agar lulusannya telah siap menjadi dewan pengawas syariah, usia tentu saja tidak menjadi halangan karena ilmu dan pemahaman yang mendalam mengenai praktik ekonomi dan bisnis syariah adalah modal utama untuk menjadi dewan pengawas syariah. Semoga prodi ini semakin berjaya, sehingga akan memberikan sumbangan positif bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dan dunia. Sehingga ke hadapan ekonomi syariah semakin selaras dengan nilai-nilai Islam yang kita harapkan bersama. @drmisnomei.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...