Minggu, 04 Juni 2023

Tiga Macam Ego yang Merusak Harmoni Organisasi

Oleh: Luqman Hidayat, M.Pd. 




--------------

Salah satu fitrah manusia adalah berkumpul, berinteraksi, bersosialisasi, membentuk komunitas dan mendirikan organisasi dengan orang-orang yang dianggap mempunyai tujuan yang sama.

--

Seiring berjalannya waktu di dalam berinteraksi/bermuamalah pada komunitas/organisasi biasanya akan muncul silang pendapat, perbedaan persepsi yang hal ini tidak jarang dapat memicu terjadinya konflik di dalam komunitas/organisasi tersebut.

--

Salah satu sebab yang dapat mengakibatkan konflik terjadi berlarut-larut dan tak kunjung menemui titik temu adalah EGO PRIBADI. Ada 3 macam ego yang bisa muncul:

--

1. Merasa Paling Pintar

Merasa diri paling pintar sehingga selalu menganggap rendah orang-orang di sekelilingnya. Orang lain dianggap awam, sedang diri sendiri dianggap ahli. Sehingga pendapat orang selalu dikesampingkan tanpa melihat fakta dan dalil-dalil ilmiah. Pokoknya kalau bukan pendapatnya yang dipakai kurang afdhol. Gengsi menerapkan konsep yang tidak berasal dari gagasannya sendiri. Ego yang semacam ini sering terjadi pada jajaran manager, baik itu top manager, middle manager atau pun lower manager. Karena merasa memiliki otoritas, maka jajaran staf yang tidak memiliki otoritas hanya pasrah walaupun pendapatnya benar tapi tidak dianggap. Paling hanya menggerutu dalam hati.

--

2. Merasa Paling Sengsara

Sudah merasa berusaha sekuat tenaga, all out, ikhlas menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran bahkan tak jarang mengeluarkan uang dari kantong pribadi, tapi tak pernah diapresiasi, tak pernah dianggap, seolah tak punya arti. Lho, bukannya bekerja itu harus ikhlas? Iya, betul sekali. Tapi yang hati itu tidak bisa dibohongi, terkadang perlu dihibur bahkan harus sering dimotivasi. Dalam situasi seperti ini, seorang manager harus peka. Berikan apresiasi, berikan reward, berikan motivasi agar yang bersangkutan tidak patah hati. Karena yang namanya hati kadang kuat, kadang rapuh, kadang semangat, kadang layu,. Sebagaimana iman, bisa bertambah dan bisa berkurang. Biasanya terjadi pada bawahan, anak buah atau jajaran pelaksana di lapangan.

--

3. Merasa Paling Berjasa

Di dalam organisasi, kita harus sama-sama menjaga hati. Hendaknya kita saling menghargai satu sama lain. Jika ada seseorang yang kita anggap paling berjasa dalam organisasi kita, maka rangkullah ia, jaga dengan baik, jangan sampai terlepas. Jika diri kita sendiri yang ternyata Allah takdirkan sebagai orang yang mempunyai jasa besar di dalam organisasi, maka kita harus pandai-pandai menjaga hati, agar tetap rendah hati dan dijauhkan dari sifat sombong. Tetaplah bersikap sebagaimana biasa. Tanamkan dalam hati kita bahwa di dalam organisasi ini tidak ada yang paling berjasa, tetapi semuanya mempunyai jasa yang besar, mempunyai kontribusi, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

--

Terakhir, mari kita berdoa kepada Allah Ta'ala agar Allah menyatukan hati kita dan semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita semua agar dijauhkan dari sifat sombong dan dijauhkan dari sifat egois.

--

Tulang Bawang,

13 Dzulqa'dah 1444 H/2 Juni 2023 M

Luqman Hidayat, M.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...