Air Mata Lelaki Biasa
Ananda Muhammad
Ananda Muhammad
Islamku, Kepedulianku
"Islam agamaku" Kata-kata ini telah tertanam sejak aku masih kecil. Ia benar-benar telah mendarah daging (dengan izin Allah) di dalam hidupku. Semoga ia menjadi akhir dari kehidupanku, Amin. Namun rasa keislamanku akhir-akhir ini terkoyak dengan berbagai fenomena yang ada. Air mata ini mengalir……Banyaknya paham dan "sekte" dalam Islam mengakibatkan diri ini sering berfikir "Kenapa begitu banyak kelompok umat Islam saat ini?" sepertinya hal ini bukan hanya penglihatanku saja, melainkan dapat dibaca oleh semua umat Islam.
Sebagai seorang muslim yang menginginkan Islam menjadi aturan hidup secara menyeluruh, saya ingin memberikan sumbangsih positif bagi Islam, namun keinginan ini sering kali terbentur dengan pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan “Akhi dari kelompok Islam mana?”, “Afwan, kita berbeda manhajnya”, “Antum khan dari kelompok takfiri”, “akhi dari kelompok murji”, “Anda termasuk khawarij”.
Semakin mengalir air mata ini menyaksikan saudar-saudara muslim saling tuduh dan saling membenci, apa yang bisa kita beri?
Islamku Sayang Islamku yang Menang
Manhaj Islam adalah jalan hidup sempurna, hal ini menjadi keyakinanku sejak Allah memberikan kembali hidayah Islam. Kebenaran Islam sudah tidak aku ragukan lagi, dari berabagai ayat dalam kitab suci, hadits-hadits nabawi dan logika Ilahi, semuanya mengarah pada Islam sebagai agama satu-satunya yang benar. Aku ingin berbuat sesuatu untuk Islam, walaupun hanya seujung kuku. Aku yakin bahwa Islam adalah agama pembebasan, agama yang menjadikan hati ini tenang, agama yang akan membawa kedamaian bagi sluruh umat manusia, namun kenapa Islamku saying kini tengah mengerang, meradang, mengejang karena penyakit taklid dan ta’shub golongan. Mereka bangga dengan golongannya, mereka bangga dengan kelompoknya, mereka cinta dengan jamaahnya. Bukan pada Islam, walaupun mereka meneriakan memperjuangkan Islam, tapi Islam sesuai dengan logika dan pemikiaran kelompoknya.
Islamku sayang aku ingin memberikan sesuatu yang membuat engkau kembali bersinar, bercahaya dan membahana di angkasa raya, bukan jamaah Islam tapi Islam…… hanya Islam bukan jamaah dan kelompoknya yang berjuta jumlahnya.
Para Ulama, Kenapa Tuan berpecah belah?
Islam….. diwariskan dari para anbiyaa kepada para ulama, para ulama adalah pewaris para nabi. Islam adalah warisan itu, namun ulama yang mana? Adakah para durjana juga mengaku sebagai ulama? Atau orang-orang yang di hatinya tumbuh penyakit hasad juga disebut ulama? Wallohi, para ulama bukanlah orang-orang yang hatinya demikian, mereka adalah bintang di tengah gulita malam. Lantas siapa yang mengobarkan api perpecahan?
Entahlah hingga air mata ini mengering, perpecahan pada umat Islam semakin gencar, sebagaimana pada masa kejayaan madzhab, seorang perempuan dengan madzhab Hanbali tidak boleh menikah dengan laki-laki bermadzhab Syafi’i. Hari ini peristiwa itu terjadi kembali, sejarah berulang. Bukan sejarah kejayaan tapi sejarah hitam penuh kemuraman ilmu pengetahuan dan keimanan. Mengharamkan yang halal adalah bentuk pembangkangan kepada Ar-Rahman.
Aku yakin, mereka yang memecah belah umat Islam ini bukanlah para ulama, mereka adalah ulama su’ yang mengajak kepada pintu kemurkaan Ar-rahman. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang memakai baju Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Air mataku kembali mengalir, siapa sebenarnya mereka?
Persatuan yang aku harapkan
Persatuan, sebuah kalimat suci yang kini mengangkasa di langit tertinggi. Hanya Allah yang akan memberikan hidayahNya untuk menyatukan umat ini. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha semoga umat Islam nanti akan kembali sebagaimana pada masa nabi, bersatu di atas keimanan, bersatu di atas manhaj nabawi.
Mungkin itu hanya mimpi, tapi biarlah aku bermimpi selama mimpi itu tidak dilarang, aku akan terus bermimpi tentang Islam yang kembali menyinari semesta ini.
Kutunggu kejayaanmu Kembali
Aku hanya mengharapkan agar Islam ini menjadi agama yang kembali mengayomi insan di semesta ini..................... afwan belum selesai....nanti dilanjutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...