Oleh: Ummu Reza
Menjadi ibu rumah tangga? Kalimat itu sering hanya sebagai kata-kata sinis bagi wanita-wanita sejawat jika menemui teman wanitanya yang tak meniti karir. Tapi jangan keliru, Ibu Rumah Tangga tidak seremeh yang Anda bayangkan. Ibu Rumah Tangga atau yang lebih dikenal dengan istilah stay at home mom, homemaker pada hakikatnya justru adalah sebuah medan aktualisasi diri seorang wanita yang sungguh-sungguh membutuhkan ruh dedikasi yang cukup tinggi, betapa tidak? Seorang wanita dituntut untuk menunaikan sekian banyak tugas dan pekerjaan domestik dalam rentang waktu yang tidak mengenal batas, bahkan bisa dikatakan bahwa seorang ibu rumah tangga jauh lebih tangguh dan super ketimbang suaminya (maaf ya para suami, dengan segala hormat tidak bermaksud mengecilkan keberadaan kalian).
"Ah...Saya hanya Ibu Rumah Tangga biasa". Kalimat yang seolah mengisyaratkan bahwa pekerjaan atau status seorang Ibu Rumah Tangga adalah sesuatu yang rendah. Subhanalloh... wahai saudariku..Mengapa harus ada perasaan malu untuk mengatakan status itu? Lihatlah berapa banyak anak-anak yang sukses terlahir dari rahim seorang wanita biasa, seorang wanita rumahan. Dan berapa banyak pula anak-anak yang terjerumus dalam kemaksiatan karena kurangnya kasih sayang dari seorang ibu yang engkau pandang lebih mulia dengan status wanita karir. Tidak banggakah kalian melihatnya? Begitu mulia pekerjaan yang telah kau pandang hina, bahkan Islam pun mengajarkan "Sebaik-baiknya wanita adalah di dalam rumah", menjaga harta dan kehormatan di saat suami tidak berada di rumah. Namun Islam pun tidak melarang kepada wanita untuk menuntut ilmu dan bekerja di luar rumah, selama si wanita mampu menjaga hal-hal yang dapat menjadikan fitnah bagi dirinya.
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga adalah ladang amal bagi kita. Dari melayani suami, mengurus anak-anak sampai hal-hal kecil yang ada di dalam rumah.Saat kita melakukannya dengan ikhlas, insya Alloh semua akan terasa ringan. Di tangan para ibulah keberhasilan sang buah hati.Ibu adalah sekolah (madrasah) pertama. Seorang ibu adalah pemimpin di kerajaan suami. Betapa banyak ayat al-Qur'an yang menerangkan mulianya kedudukan seorang ibu. Bahkan dalam hadits shahih yang sangat popular diriwayatkan, suatu ketika datang seorang lelaki kepada Nabi shallallohu 'alaihi wassalam dan bertanya, “Ya Rasulalloh, siapakah gerangan yang paling berhak mendapatkan perlakuan terbaik dariku?” Nabi shallallohu 'alaihi wassalam menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa?” tanya si lelaki. “Ibumu,” jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” tanya lelaki itu lagi. “Ibumu,” jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” tanya orang itu penasaran. “Bapakmu,” tutur Nabi. (HR Al Bukhari/Shahih Al Bukhari no. 5626)
Seorang penyair Arab mengatakan, “Al Ummu Madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha A’dadta Sya’ban Khoirul ‘Irq” (Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa berakar kebaikan).
Kalimat ini sering menjadi ikon dalam dunia pendidikan Islam. Maka bukanlah sebuah hal yang berlebihan bila Islam sangat mendorong kaum perempuan agar senantiasa meningkatkan kualitas pengetahuannya demi terciptanya suasana yang kondusif bagi keluarga dan membagi peran mereka sesuai kodrat alamiah yang telah Alloh Ta’ala gariskan.
Karenanya, adalah sangat keliru, jika para ibu masih merasa tak berharga dan menganggap dirinya tak memiliki nilai ketika menjadi ibu rumah tangga dan sibuk mengurus anak-anak mereka di rumah.
Wahai para ibu yang sibuk di rumah, Cheer up! Berbahagialah dan berbanggalah, ucapkan Alhamdulillah karena ternyata dan terbukti “karir” Anda sangat bernilai tinggi bila dibandingkan para wanita karir konvensional di mata dunia. Yakinlah, bahwa Anda jauh lebih bernilai dan ber”gaji” tinggi di mata Allah Ta’ala jika Anda niatkan khidmah Anda semata-mata ikhlas lillahi Ta’ala.
Sebagai penutup, ada pesan mulia, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Kaum wanita datang menghadap Rasululloh shollallohu ’alaihi wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Alloh. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasululloh shollallohu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar)
Wallohu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...