Menjadi Sang Pencerah dengan Tulisan
Oleh : AM Bambang Prawiro
Oleh : AM Bambang Prawiro
Tidak ada manusia yang mulia kecuali dengan ketakwaannya. Ketakwaan sendiri adalah sebuah rangkaian dari manifestasi keimanan yang teraplikasikan dalam setiap tingkah laku dan perbuatan. Ini berarti manusia yang mulia adalah mereka yang memiliki amal perbuatan yang dapat dirasakan oleh orang lain. Dengan memberikan manfaat untuk orang lain berarti ia telah memberikan sebuah pencerahan, sebuah pencerahan yang membawa manusia dari kegelapan dan ketidaktahuan kepada terang dengan penuh pemahaman.
Memberikan pencerahan kepada orang lain dapat dilakukan dengan banyak amalan, dengan memberikan bimbingan, berceramah, mengajar, khutbah dan dengan tulisan. Jika mengajar dan berceramah pencerahan yang diberikan hanya kepada orang yang hadir saja, maka pencerahan dengan tulisan akan melintasi berbagai batasan-batasan tersebut. Ia tidak lagi terbatas pada komunitas tertentu melainkan terus-menerus dapat dirasakan oleh siapa saja yang membacanya. Ia juga tidak terbatas oleh waktu, selama tulisan itu masih ada dan dapat dibaca maka pencerahan yang didapatkan akan senantiasa terasa oleh mereka yang membacanya.
Sang Pencerah dengan tulisan adalah mereka yang berkhidmat dan menginginkan kemanfaatan dan pencerahan melalui tulisan. Ia adalah para pejuang tulisan yang selalu mengedepankan pencerahan kepada seluruh insan. Bagaimana agar kita menjadi seorang Sang Pencerah dengan tulisan? Menulis dengan keimanan, dengan niat memberikan pencerahan dan menyebarkan dengan penuh ketawadhu'an.
Menulis dengan keimanan berarti menuliskan hal-hal yang memberikan pencerahan yang didasarkan pada keimanan kepada Ar-Rahman. Setiap tulisannya adalah manifestasi keimanan dan ketakwaan yang diyakininya secara mendalam. Tulisannya sendiri adalah hasil dari usahanya dalam mendekatkan diri kepada Allah ta'ala. Maka tidak mungkin ia akan menuliskan hal-hal yang menyimpang dari keimanan apalagi menentang keimanan tersebut.
Selanjutnya adalah “Dengan niat memberikan pencerahan” yaitu niat awal dalam menulis adalah karena ingin memberika pencerahan kepada seluruh insan. Tidak ada niat untuk mendapatkan keuntungan, ingin terkenal atau ingin mendapatkan sanjungan. Lillahi ta'ala (niat karena Allah ta'ala) adalah pondasi awalnya, sebagai manifestasi keimanan maka niatnya ikhlas untuk dapat melihat wajah Ar-Rahman.
Terakhir yaitu menyebarkan tulisan tersebut dengan penuh ketawadhu'an, yaitu menyebarkan tulisan tersebut dengan penuh sifat tawadhu' yaitu tidak ingin ada rasa ujub dengan tulisannya. Hal inilaha yang dilakukan oleh para ulama ketika mereka menuliskan hasil karya mereka. Bahkan di antara mereka ada yang tidak mencantumkan nama karena ingin menjaga keikhlasannya. Inilah salah satu bukti tawadhu ulama ketika menghasilkan sebuah tulisan.
Karena itu jadilah Sang Pencerah dengan menghasilkan tulisan yang dapat mencerahkan seluruh insan di dunia ini. Dengan ini mudah-mudahan tulisan kita menjadi amalan yang dapat dirasakan oleh semua orang kapan saja dan di mana saja, semoga......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...