Rabu, 17 Juli 2013

“Hormatilah” Orang yang Tidak Berpuasa

Oleh: Abdurrahman

Salah satu dari hikmah puasa adalah agar manusia memiliki sikap empati kepada orang lain. Sikap empati bisa dalam bentuk turut merasakan kesusahan orang lain atau sekadar memiliki sikap tenggang rasa dan menghormati orang lain. Oleh karena itu jika seseorang yang sedang dan telah menjalankan puasa namun tidak memiliki rasa empati dan menghormati orang lain maka bisa jadi kualitas puasanya dipertanyakan. Jika tujuan dari puasa adalah agar manusia itu bertakwa, maka menghormati orang lain dan merasakan sebagaimana perasaan orang lain adalah salah satu dari aplikasi ketakwaan tersebut.
Kemudian, jika ada seseorang yang berpuasa namun tidak menghormati orang yang tidak berpuasa maka bisa jadi orang tersebut belum memahami hakikat dari puasanya tersebut atau mungkin belum tahu penyebab dari orang yang tidak berpuasa tersebut. Saya mencatat bahwa orang yang tidak berpuasa itu ada beberapa jenis:
1.      Orang kafir
2.      Orang muslim zindiq
3.      Orang muslim fasiq
4.      Orang muslim jahil (bodoh)
5.      Orang gila atau mabuk
6.      Orang yang dalam perjalanan (safar)
7.      Orang yang sakit
8.      Perempuan yang haidh atau nifas
9.      Anak kecil yang belum baligh

Orang-orang yang tidak puasa tersebut baru sebagian, pastinya masih banyak alasan lain yang menjadikan seseorang tidak berpuasa.
Nah, sebagai orang yang sedang berpuasa maka sudah selayaknya kita “menghormati” mereka yang tidak berpuasa saja. Tentu saja kadar penghormatannya sesuai dengan ukuran yang menjadi alasan mereka tidak berpuasa. Sebagai contoh orang kafir yang tidak berpuasa tentu harus kita hormati, dengan timbal balik bahwa mereka juga harus menghormati orang yang berpuasa. Saling hormat-menghormati adalah hal yang sangat dianjurkan dalam Islam sehingga baik yang berpuasa ataupun yang tidak berpuasa harus saling menghormati. Menghormati orang kafir yang tidak berpuasa bisa dilakukan dengan memberikan waktu dan kesempatan kepada mereka untuk makan siang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebaliknya mereka juga memiliki kewajiban untuk menghormati orang yang berpuasa dengan cara tidak makan di tempat umum yang mudah nampak oleh orang yang sedang berpuasa. Walaupun secara pribadi saya sendiri mempersilahkan kalau mau makan di mana saja walaupun di depan saya. Hanya saja etika dan rasa empati kepada orang yang sedang berpuasa tentu harus diperhatikan sebagaimana kita yang berpuasa menghormati orang kafir yang tidak berpuasa.
Selanjutnya “menghormati” orang yang tidak berpuasa dari kalangan orang Islam yang zindiq dan fasiq, tentu saja memiliki “cara” tersendiri dalam menyikapinya. Jika orang muslim tersebut tidak berpuasa karena ia meyakini bahwa puasa itu tidak wajib maka kewajiban dari pemerintah dan para tokoh untuk memberikan nasehat kepadanya. Jika ia tetap tidak mau berpuasa maka sudah selayaknya ia diberikan “punishment” atas kezindiqannya tersebut. jika ia adalah fasiq maka haruslah ada iqamatul hujjah (memberikan dalil tentang wajibnya puasa padanya) kepada orang tersebut. jika ia juga tetap tidak mau berpuasa maka urusannya dikembalikan kepada pihak yang berwenang dalam system pemerintahan Islam adalah qadhi atau hakim untuk diadili karena telah menodai agama Islam.
Apabila orang yang tidak berpuasa tersebut adalah orang muslim yang karena kemalasannya tidak berpuasa, maka cara “menghormatinya” adalah dengan memberikan pengajaran tentang kewajiban puasa tersebut. mungkin kita berfikir di zaman sekarang apakah masih ada orang yang tidak tahu bahwa puasa itu wajib? Hal ini bisa saja terjadi, saya sempat beberapa kali bertanya kepada seorang muslim yang tidak puasa mereka menyatakan bahwa mereka tidak puasa karena malas, tidak kuat, kerja keras dan lain sebagainya. Tentu saja semua itu adalah alasan yang dibuat-buat, cara mengobatinya juga tidak langsung menyatakan bahwa mereka salah. Namun lebih bijak ketika mereka diberikan nasehat dan pengajaran secara kontinyu agar bisa memahami bahwa puasa itu adalah wajib. Sementara alasan-alasan mereka berupa malas, karena tidak kuat, karena bekerja keras atau karena takut sakit dan lain sebagainya tidak bisa menjadi alasan.
Realitas di masyarakat memang saat ini banyak orang Islam yang tidak berpuasa, maka menghormati mereka bukan membiarkan mereka tetap dalam kesesatannya, namun lebih bijak ketika bisa memberikan suatu pengajaran yang bisa menyadarkan mereka bahwa puasa itu adalah bagian dari Islam sehingga seseorang yang tidak berpuasa termasuk orang-orang yang merobohkan bangunan Islam sebagaimana seorang muslim yang tidak shalat. Usaha ini tentu saja harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, selain dibutuhkan berbagai cara agar orang yang tidak puasa tersebut mau berpuasa sesuai dengan kesadaran dirinya.
Pada orang-orang yang tidak berpuasa karena udzur syar’i seperti dalam safar, anak kecil atau perempuan yang haidh dan nifas maka menghormati mereka adalah dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk makan dan memenuhi kebutuhannya. Namun mereka juga memiliki kewajiban untuk menghormati orang yang berpuasa. Oleh karena itu hormatilah orang yang tidak berpuasa sesuai dengan alasan mereka masing-masing tidak berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...