Kamis, 16 Oktober 2014

Prospek Pengelolaan Wakaf


Prospek dalam bidang pengelolaan wakaf meliputi managemen pengumpulan dan pendaftaran harta wakaf, managemen pengelolaan harta wakaf dan distribusi hasil keuntungan dari harta wakaf. Kunci dari semua itu adalah nadzir yang amanah dan professional dalam mengelola aset wakaf yang diamanahkan kepadanya.
Managemen pengumpulan harta wakaf ke depan tidak lagi hanya menunggu wakif mewakafkan hartanya. Melainkan nadzir akan mencari sumber-sumber wakaf baru yang bisa dioptimalkan dari umat Islam yang ingin mewakafkan harta bendanya. Berkembangnya wakaf harta bergerak semakin memudahkan nadzir untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya harta wakaf dalam berbagai bentuknya. Strategi untk menggaet umat Islam agar semakin gemar berwakaf harus terus ditanamkan oleh nadzir dengan kerjasama dengan berbagai pihak. Selain itu kemudahan untuk berwakaf juga seharusnya dijadikan pertimbangan dalam mengumpulkan harta wakaf, misalnya dengan cara transfer lewat ATM, by phone dan jemput bola. Penyediaan counter-counter yang menyediakan jasa penerimaan wakaf juga harus disebar pada setiap lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Program-program strategis dan menarik masyarakat untuk berwakaf juga menjadikan mereka akan semakin terpacu untuk berwakaf. Apalagi jika mereka juga bisa merasakan manfaat wakaf atau minimal terlihat jelas dari hasil-hasil wakaf mereka, tentu akan menjadi nilai tersendiri bagi wakif. Intinya adalah bahwa nadzir harus mampu mengambil hati umat Islam sehingga mereka akan gemar berwakaf.
Pengelolaan wakaf menjadi inti dari kerja nadzir, sebagai pengelola dana umat maka ia harus mampu memprediksi dan merancang usaha-usaha yang tidak hanya menjadikan harta wakaf yang amanahkan kepadanya tetap bertahan namun harus bisa mengembangkannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan harta wakaf pada bisnis yang memiliki resiko kecil dengan keuntungan yang besar. Insting bisnis seorang nadzir dalam hal ini ditantang, apakah ia mampu untuk melipatgandakan pokok wakaf tersebut atau sebaliknya. Nadzir  di masa yang akan datang harus memiliki kemampuan setara dengan seorang CEO perusahaan yang harus bisa membawa lembaganya meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Sehingga keuntungan dari modal harta wakaf semakin banyak dan semakin bisa dirasakan oleh umat Islam.
Setelah nadzir berhasil mengoptimalkan fungsi dari harta wakaf yang diamanahkan kepadanya, maka ia harus bisa memilih program-program strategis yang bisa dirasakan manfaatnya oleh umat. Pendistribusian hasil dari harta wakaf dapat dilakukan dengan dua cara; pertama konsumtif dan kedua produktif. Pendistribusian yang bersifat konsumtif dilakukan dengan pemberian secara langsung kepada umat Islam untuk dinikmati secara individu atau berjamaah. Sifatnya yang dimanfaatkan menjadikannya tidak bisa dikembangkan lagi, ia bisa dalam bentuk makanan, bantuan korban bencana alam, pembuatan fasilitas umum atau kebutuhan masyarakat lainnya.
Distribusi yang bersifat produktif dilakukan melalui penyaluran modal usaha, bantuan penguatan ekonomi keluarga, pembelian kendaraan untuk disewakan atau pembangunan apartemen yang disewakan. Semua program tersebut tidak dirasakan manfaatnya secara langsung namun akan memberikan manfaat yang berkelanjutan. Modal yang diberikan akan digunakan oleh penerima hasil wakaf untuk usahanya, jika ia mampu mengembalikan modal tersebut maka bagus, namun jika tidak maka tidak apa-apa. Sedangkan pembelian kendaraan atau apartemen yang disewakan maka akan menambah aset wakaf tersebut.
Jika seorang nadzir memiliki beberapa kamar apartemen atau bahkan satu gedung apartemen, kemudian disewakan kepada masyarakat dengan harga yang murah maka hasilnya akan melipatgandakan aset wakaf yang dikelolanya. Ini tentu berdampak pada manfaat yang berlipatganda bagi masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...