Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Alhamdulillah,
Syukur kepada Allah ta’ala yang telah memberikan kepada kita kenikmatan iman,
Islam dan ikhsan. Syukur secara khusus pada hari ini kita masih dapat
melaksanakan shalat jumat secara berjamaah dan shaum (puasa) di bulan penuh
berkah ini.
Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, habibana wa nabiyyana Muhammad
Shalallahu alaihi wassalam, kepada seluruh ahli baitnya, shahabatnya
serta orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.
Pertama,
Khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi serta kepada seluruh jamaah jumat
sekalian, wasiat taqwa yang bermakna Mengoptimalkan seluruh potensi jiwa dan
raga kita untuk mendapatkan Ridha dari Allah Azza wa Jalla.
Hadirin
Jama’ah Jumat rahimakumullah
Bulan
Ramadhan disebut juga dengan bulan Al-Qur’an, karena di bulan inilah al-Qur’an
diturunkan, Allah Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
Bulan
Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan). QS. Al-Baqarah:
185.
Maka,
kembali memahami al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam adalah sebuah
keniscayaan. Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat manusia, ia menjadi acuan
dalam menghadapi berbagai hal dalam kehidupan. Hal ini sebagaimana firmanNya:
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى
لِّلْمُتَّقِينَ
Kitab
(Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
QS. Al-Baqarah: 2.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
Bulan
Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). QS. Al-Baqarah: 185.
هَـٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Al-Qur’an
ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”
QS. al-Jatsiyah: 20.
Sebagai
pedoman, maka Al-Qur’an haruslah dibaca dan dipelajari secara intensif oleh
umat Islam, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ
شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah
Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafa’at kepada orang yang membacanya”. HR. Muslim.
Sebagian
salafuna shalih menyatakan:
نزل القرآن ليعمل به فاتخذوا تلاوته عملا
“Al
Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Al Qur’an untuk
diamalkan.”
Tentu
saja bukan hanya membaca dalam makna rangkai huruf dan kata, tetapi mentadaburinya
dengan sungguh-sungguh, sebagaimana kalamNya:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا
آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini
adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran. QS. Shâd: 29.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? sekiranya al-Qur’an itu bukan dari
sisi Allâh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. An-Nisâ’:
82.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ
قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? QS. Muhammad:
24.
Ibnul
Qayyim “Memahami Al-Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika
Al-Qur’an cuma sekadar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur),
itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping
dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:327).
Khutbah Ke-II
Hadirin
Jama’ah Jumat rahimakumullah
Bagaimana
cara (metode) dalam tabdaur al-Qur’an? Jawabannya adalah dengan membacanya
dengan benar, mencermati dengan hati dan pikiran apa yang dibacanya, perhatikan
waktu dan tempat membacanya serta hilangkan semua hal yang menganggu dalam
konsentrasi ketika memaknainya.
Ibnul
Qayyim rahimahullah menyatakan, “Apabila engkau ingin memetik manfaat
dari Al-Qur’an, maka fokuskan hatimu saat membaca dan mendengarkannya. Pasang
baik-baik telingamu dan posisikanlah diri seperti posisi orang yang diajak
bicara langsung oleh Dzat yang memfirmankannya. Al-Qur’an ini makin sempurna
pengaruhnya bergantung pada faktor pemberi pengaruh yang efektif, tempat yang
kondusif, terpenuhinya syarat, terwujudnya pengaruh, dan ketiadaan faktor yang
menghalanginya.
Merujuk
pada pendapat Ibnul Qayyim tersebut maka tadabur al-Qur’an adalah membacanya dengan kaidah bacaan yang benar meliputi maharijul
huruf dan hukum-hukum tajwidnya, kemudian membaca terjemahnya,
membandingkan penfasiran dari para ahli tafsir, pendapat para ulama serta mengoptimalkan
seluruh kemampuan kita untuk memahami al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.
Semoga
Allah Ta’ala memberikan hidayan serta inayahNya sehingga kita akan terus mampu
untuk membaca al-Qur’an dan mentadaburinya. Bogor, Jumat 14032025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...