Khutbah Idhul Fitri
1441 H
Covid-19: Perspektif Syariah dan Masa Depan Ummah
Oleh: Abdurrahman
Misno BP
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أما بعد، فَإِنَّ أَصْدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ
-------------------------------------
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa
ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Syukur kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keniscayaan, ia
menjadi tanda dari tanda-tanda keimanan seserang. Syukur atas segala kenikmatan
yang telah, sedang dan akan kita rasakan khususnya nikmat Iman, Islam dan
Ikhsan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Alam, habibina
wa nabiyyana Muhammad shalallahu Alaihi Wassalam, kepada seluruh
ahli baitnya, para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya
hingga akhir zaman. Allahumma Shalli wa sallim wa baarik alaihi...
اللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
وَأَجَلُّ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا
Allahu akbar kabiiro, Allahu
akbar kabiiro, Allahu akbar walillahil hamd wa ajall, Allahu akbar ‘ala maa
hadaanaa.
Ma’asyial mukminin rahimakumullah
Salah satu kenikmatan terbesar yang diberikan Allah Ta’ala
kepada para hambaNya adalah nikmat sehat, kenikmatan ini terkadang memang
kurang disadari oleh manusia. Sebagaimana sabda Nabi yang Mulia:
نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya,
yaitu kesehatan dan waktu luang” HR. Bukhari.
Saat ini, nikmat sehat tersebut oleh Allah Ta’ala sedang
diangkat khususnya pada mereka yang sedang terinfeksi Virus Corona. Kita
menyaksikan bahwa Covid-19 ini telah menginfeksi lebih dari 4,2 juta manusia di
seluruh dunia, serta 200 ribu lebih diantaranya meninggal dunia. Virus ini
memang begitu ganas menyerang pernapasan manusia, ia juga menyebar tanpa
melihat tua muda, miskin kaya, orang beriman atau tidak beriman, kyai atau
santri para pejabat dan orang-orang melarat. Semua sangat mungkin terinfeksi
virus ini, jika kita tidak berhati-hati. Lantas bagaimana kita menyikapi adanya
pandemi ini? apa saja yang harus kita lakukan menghadapi virus ini? Apakah yang
terjadi setelah ianya berakhir?
اللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
وَأَجَلُّ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا
Allahu akbar kabiiro, Allahu
akbar kabiiro, Allahu akbar walillahil hamd wa ajall, Allahu akbar ‘ala maa
hadaanaa.
Jama’ah Shalat Idhul Fitri yang
dirahmati Allah Ta’ala
Sebagai orang beriman, tentu kita yakin bahwa penyebaran
virus ini adalah takdir dari Allah Yang Maha Rahman. Sebagaimana firmanNya:
مَا أَصَابَ
مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ
قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah.
Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam
hatinya.” (Qs. at-Taghabun: 11)
Maka hal pertama yang harus ditanamkan dalam jiwa dan harus
terus terpatri selamanya di dada adalah bahwa menyebarnya Virus Corona ini
adalah karena takdirNya. Terlepas dari berbagai penyebabnya, maka kita harus
betul-betul yakin Allah Ta’ala adalah Maha Kuasa atas segalaNya. Pasti aakan
ada hikmah di dalamnya, baik itu diketahui oleh manusia saat ini atau di
masa-masa sesudahnya.
Keyakinan ini terimplementasi dalam bentuk keyakinan bahwa
tidaklah seseorang terpapar virus ini kecuali dengan izinNya. Seseorang yang
meninggal sejatinya adalah karena ajalnya sudah sampai dan takdirNya telah
tiba. Virus Corona hanyalah wasilah atas meninggalnya manusia. Maka,
kita harus yakin bahwa kita tidak akan terinfeksi virus ini tanpa ada izin dari
Allah Ta’ala.
اللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
وَأَجَلُّ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا
Allahu akbar kabiiro, Allahu
akbar kabiiro, Allahu akbar walillahil hamd wa ajall, Allahu akbar ‘ala maa
hadaanaa.
Jama’ah Shalat Idhul Fitri yang Berbahagia...
Tentu saja keyakinan bahwa Virus Corona itu datang dari
Allah Ta’ala bukan berarti kita harus pasrah. Sama sekali tidak, keyakinan ini
justru menjadi argumen kuat bagi kita untuk mengikuti ajaran Islam dalam
menyikapinya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai suri tauldan
terbaik telah memberikan petunjuknya mengenai bagaimana kita harus bersikap
dalam menghadapi setiap wabah yang ada. Beliau bersabda:
إِذَا
سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ،
وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri,
maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu
negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri
itu.” (Muttafaqun ‘alaihi).
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
وفي هذه
الأحاديث منع القدوم على بلد الطاعون ومنع الخروج منه فرارا من ذلك. أما الخروج
لعارض فلا بأس به
“Hadits ini menunjukkan terlarangnya mendatangi daerah yang
terkena wabah tha’un dan larangan untuk keluar dengan tujuan menghindari wabah,
Adapun keluar karena ada keperluan, maka tidaklah mengapa (misalnya untuk
belanja keperluan makanan ke negeri tetangga).” [Syarh Shahih Muslim, 14:
205-207].
Merujuk kepada riwayat ini maka kebijakan lockdown yaitu
menutup pintu dari orang yang masuk dan keluar wilayah tersebut adalah cara
yang tepat dalam rangka membatasi penyebaran virus ini. Tentu saja ini sesuai
dengan tujuan dari syariah Islam (Maqashid syariah) yaitu menjaga nyawa
manusia.
Riwayat yang lainnya memberikan pedoman mengenai pysical
distancing dan social distancing sebagai strategi dalam membatasi
penyebaran virus. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
أيها الناس إن
هذا الوجع إذا وقع فإنما يشتعل اشتعال النار فتجبلوا منه في الجبال.
“Wahai manusia, sesungguhnya wabah ini terjadi seperti api
yang menyala (semakin dahsyat jika bahan bakarnya berkumpul), hendaknya kalian
menyebar tinggal di gunung-gunung.” [Musnad Ahmad no. 1697]
Merujuk pada beberapa riwayat ini maka kita sebagai seorang
muslim, wajib untuk melakukan tindakan preventif dengan sentiasa menjaga
kebersihan. Cuci tangan dan berwudhu sesering mungkin, berjabat tangan hanya
dengan mahram serta tidak berkumpul apalagi untuk tujuan yang sia-sia. Apabila
virus telah menyebar maka hendaknya kita terus berikhtiar untuk mengatasinya,
dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa sebagaimana diajarkan oleh Rasul yang
mulia:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ
وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ
Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit
belang, gila, lepra, dan dari segala keburukan segala macam penyakit. HR. Abu
Dawud dan Ahmad.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ
هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa
ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
Jama’ah Shalat Idhul Fitri rahimakumullah
Setelah wabah virus Corona ini reda, akan
banyak hal-hal baru yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi kebiasaan
masyarakat. Istilah yang berkembang adalah new normal, yaitu kebiasaan
baru karena adanya berbagai perubahan dalam hidup kita. Organisasi kesehatan
dunia (WHO) menyebutkan bahwa virus mungkin tidak akan hilang dari muka bumi,
oleh karena itu kita harus bersiap untuk bisa hidup “berdampingan” dengan
mereka. Maksudnya adalah menjaga agar virus ini tidak menyebar, yaitu dengan
melakukan new normal, seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah,
belanja dari rumah serta kegiatan lainnya yang ke depannya akan lebih
mengandalkan tekhnologi informasi dan komunikasi.
Lebih dari itu adalah, sebagai seorang msulim
kita harus dapat mengambil hikmah dari adanya virus ini. karena sejatinya,
berbagai musibah yang menimpa akan menjadikan ummah sebagai dewasa, memahami
apa yang tengah terjadi dan menyiapkan diri menghadapi hari-hari ke hadapan.
Karena hari-hari yang akan datang akan banyak terjadi bala, cobaan dan fitnah
bagi ummah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
فَإِنَّ مِنْ
وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ القَبْضِ عَلَى الجَمْرِ،
لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ
عَمَلِكُمْ
Sesungguhnya di belakang kalian (nanti) ada
hari-hari, di mana bersabar pada waktu tersebut seperti halnya memegang bara
api. Orang yang beramal di waktu tersebut seperti (mendapat) pahala 50 orang,
yang beramal seperti amal kalian.
Saat ini kita sedang menuju akhir zaman,
fenomena alam berupa gempa bumi, gerhana dan penurunan muka tanah adalah
beberapa tanda datangnya hari kiamat. Rasulullah bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ
Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi
gempa bumi. HR. Bukhari.
Riwayat yang lainnya menyebutkan:
إِنَّ مِنْ
أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ
الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا.
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat
adalah: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan
merajalelanya perzinaan. HR. Bukhari.
Semua fenomena itu kini telah nampak di depan
mata, umat Islam yang banyak jumlahnya ternyata seperti hidangan yang
dikerumuni oleh banyak musuh-mushnya. Internal umat Islam sendiri rapuh karena
bangga dengan kelompok dan golongannya masing-masing. Mereka saling berebut
dunia hingga banyak mengorbankan agama. Yakinlah, semua itu sudah menjadi
takdirNya, dan benarlah sabda rasul yang mulia.
Maka menyiapkan diri untuk menghadapi masa
depan yang penuh dengan fitnah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim.
Membekali diri dengan ilmu, iman dan takwa adalah solusi utama, agar kita siap
dengan segala hal yang akan menimpa.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ
وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ
بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ
لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا،
وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ،
وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا،
وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ
، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...