KETIKA
S E B A BADUY
DIJADIKAN
ASET BUDAYA & WISATA UNGGULAN LEBAK-BANTEN DIHADAPKAN DENGAN PANDEMI COVID-19
(Sebuah Kajian Efek Domino
Program Destinasi Pariwisata terhadap Kesakralan & Kemurnian Ritual Adat
SEBA BADUY & Prediksi Seba
Baduy Tahun 2020 Di saat Wabah Covid-19 sedang Merajalela)
OLEH
: ASEP KURNIA
( Pendamping 15 tahun Seba )
19 Mei 2020
Hari ini, Selasa 19 Mei 2020 bertepatan dengan tanggal 25
bulan Katiga tahun “Wau” Windu Kadua 4 Maragasana 1 Sareat Wiwitan 2082 Pananggalan Kalender Adat Suku Baduy , tepatnya
lagi hari ini hari kelima dari 7 hari pelaksaanaan ritual Ngalaksa bagi
masyarakat baduy sebagai ujung atau penutup pelaksanaan Bulan Kawalu Tutug untuk menghadapi tahun baru mereka. Acara
ngalaksa ini merupakan ritual adat penyempurna dari kawalu yang wajib dilakukan
oleh seluruh warga baduy tak terkecuali warga Baduy Luar maupun Baduy Dalam
, karena salah satu isi kegiatannya adalah mencacah jiwa untuk didoakan dan
disetorkan kepada Guriang leluhur mereka agar pada tahun berikutnya seluruh
warga yang tercatat mendapat kebaikan dan keselamatan. setalah beres kawalu
(tutup tahun kalender adat ) , maka pada bulan Safar awal tahun baru suku baduy
mereka melaksanakan Ritual Adat yang disebut “SEBA BADUY “.
A. APA DAN SIAPAKAH
“ SEBA BADUY” ITU ?
|
|
Saya merasa perihatin pada ulasan yang masih menuliskan
bahwa SEBA dipandang sebagai kegiatan penyerahan
Upeti, SEBA suatu pertanda Tunduknya
Suku Baduy pada Pemerintah, SEBA adalah Menyerahkan
hasil panen kepada Pemerintah dan ulasan lain yang kurang tepat dengan urgensi
SEBA. Saya sangat mengharapkan adanya keseragaman pemahaman tentang Acara Adat
SEBA sesuai dengan pengakuan dan keyakinan mereka bahwa SEBA bukan hanya sekedar Ritual tapi lebih pada
satu Kewajiban
atau Rukun Adat yang harus dilaksanakan setiap tahun di awal bulan
Safar tahun Penanggalan Adat mereka sebagai bukti tugas mulia dari Pikukuh
Karuhun untuk melaksanakan Ngasuh Ratu
Ngajayak Menak.
Demi pelurusan imformasi, almarhum
Jaro Dainah ( 2015 ) sebagai Jaro Pamarentah beserta Tokdat
lainnya selalu memberikan penjelasan, laporan bahkan menyampaikan aspirasi dan harapan
pada pemerintah tentang isi dan essensi SEBA. Menurut Jaro Dainah SEBA adalah kegiatan rutin masyarakat Adat
Baduy dan merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun untuk
menghadap pemerintah ( Ratu dan Menak ) secara resmi dengan tujuan utama
menjalin mempererat silaturahmi, melaporkan situasi dan kondisi baduy secara
khusus dan lingkungan lain secara umum serta penyampaian aspirasi dan harapan
sehingga terjalin kerjasama untuk saling mendoakan dan saling melindungi
. Lebih lanjut Jaro Dainah berkomentar Seba juga bisa diartikan sebagai suatu
sikap penghormatan dan penghargaan pada pemerintah dengan menyampaikan sebagian
hasil panen warga dengan harapan dapat
dinikmati oleh para pejabat pemerintah. SEBA
sifatnya wajib dilaksanakan setahun sekali pada bulan Safar
awal tahun baru sesuai dengan KALENDER
PENANGGALAN ADAT BADUY. Pelaksanaannya
seminggu setelah Acara Ngalaksa sekitar tanggal 1 sampai tanggal 9 Safar dengan waktu yang baik dari tanggal 1 – 6 safar dan
tidak boleh melebihi dari tanggal 10 bulan
safar ( biasanya berkisar pada minggu akhir bulan April
sampai awal bulan Mei ). Mengingat SEBA sifatnya wajib dilaksanakan Jaro Warega
dan Kokolotan Kaduketug mengatakan kata-kata amanat leluhurnya sebagai berikut
: “ Bisi engke dina hiji waktu atawa jaman Seba euwueh nu narima, poma tetep
kudu dilaksanakeun sanajan ngan aya
tunggul jeung dahan sapapan nu nyaksian “ artinya Jika suatu waktu nanti atau jaman
tertentu acara SEBA tidak ada yang mau menerima, dimohon tetap dilaksanakan walaupun
hanya ada sebatang kayu yang menyaksikan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...