MENGGENGGAM NUSANTARA RAYA
Pasca Covid-19: Resesi Ekonomi
atau Kebangkitan?
PENDAHULUAN
============================================================
Nusantara Raya adalah satu
wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, jumlah
masyarakat yang memberi bonus demografi hingga masa lalu yang penuh dengan
gilang-gemilang. Berbagai kerajaan besar ada di wilayah ini, sebut saja Kerajaan
Taungoo di Myanmar, Kerajaan Khmer di Vietnam, Kerajaan Thonburi di Thailand,
Kesultanan Malaka di Malaysia, Sriwijaya di Sumatera, serta Singasari dan
Majapahit di Jawa. Selain itu banyak sekali kerajaan-kerajaan kecil yang
mewarnai sejarah cemerlang Nusantara Raya.
Penelitian-penelitian terbaru
menunjukan bahwa wilayah Nusantara Raya merupakan awal dari peradaban manusia.
Berbagai situs yang ditemukan di wilayah ini seperti Lembah Bujang di Malaysia
dan Situs Gunung Padang di Jawa Barat adalah bukti bahwa wilayah ini merupakan
tempat tinggal bagi peradaban masa lalu bahkan sebelum masehi. Bukti-bukti
arekologi menunjukan kemajuan peradaban yang sangat tinggi bahkan sebelum
masehi.
Arysio Nunes dos Santos (1937 –
2005 M), dalam bukunya Atlantis: The Lost Continent Finally Found bahkan berani
berpendapat bahwa Atlantis, sebuah peradaban besar yang hilang sejatinya berada
di wilayah Nusantara Raya, tepatnya di sekitar Samudera Hindia dan Laut China
Selatan. Ia menjelaskan teorinya tentang Atlantis menggunakan argumen tak
terbatas, yang berkisar dari ilmiah yang ketat (seperti geologi, linguistik,
dan antropologi) sampai ke hal yang lebih misterius dan ghaib. Ia adalah orang
pertama yang pernah menghubungkan peristiwa bencana akhir Zaman Es Terakhir
(11.600 tahun yang lalu) dengan tradisi di seluruh dunia mengenai banjir
universal dan kehancuran Atlantis, Santos berhasil menemukan lokasi yang
dianggap sempurna sebagai lokasi peradaban yang hilang. Lokasi tersebut adalah
yang paling tak tertandingi dan yang paling logis yang pernah diusulkan, semua
karakternya sesuai dengan yang disebutkan oleh filusuf Yunani Plato, serta yang
dikutip oleh sumber-sumber lainya.
Merujuk pada pendapat ini maka
Nusantara adalah wilayah peradaban besar di masa lalu. Pendapat ini dikuatkan
oleh Stephen Oppenheimer yang berpendapat bahwa kawasan Asia Tenggara sebagai
tempat cikal bakal peradaban kuno berasal. Munculnya peradaban di Mesopotamia,
Lembah Sungai Indus, dan Cina justru dipicu oleh kedatangan para migran dari
Asia Tenggara. Oppenheimer. Didukung oleh data yang diramu dari hasil kajian
arkeologi, etnografi, linguistik, geologi, maupun genetika. Oppenheimer yakin
kisah Kejadian Dunia (Genesis) aslinya berasal dari Asia Tenggara, sehingga ia
menganggap Asia Tenggara sebagai 'Taman Firdaus' (Eden in the East). Teori
hiper-difusionisme pun disusun dari paralelisme data arkeologi, organisasi
sosial, religi, dan ciri etnografi lain yang terdapat di berbagai penjuru
dunia.
Terlepas dari kontroversi dua
tokoh tersebut, maka Asia Tenggara atau Nusantara Raya terbukti memiliki
peradaban kuno yang menjadi dasar bagi peradaban berikutnya. Perkembangan dari
ilmu pengetahuan yang terus berkembang ke depan akan mengungkapkan bagaimana
ternyata wilayah ini memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang yang tidak
kalah dengan peradaban di berbagai belahan dunia lainnya, baik dari sisi
tekhnologi, budaya dan peradaban.
Nusantara Raya adalah wilayah
yang mengalami kemakmuran dan kemajuan peradaban luar biasa hingga kemudian
datanglah para penjajah Eropa dan Asia yang menguras kekayaannya. Sejatinya
bukan hanya kekayaan yang mereka kuras namun pembodohan masyarakatnya dengan
tujuan melanggengkan kolonialisme mereka. Hasilnya sungguh sangat luar biasa,
kekayaan habis dikuras dan masyarakatnya menjadi bodoh dan terbelakang, hanya
menjadi pecundang di negeri sendiri.
Perjuangan membebaskan Nusantara
Raya dilakukan dengan bersimbah darah dan air mata, bangsa-bangsa di wilayah
ini berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya hingga akhir abad ke-19 satu per
satu wilayah ini memerdekakan diri dari penjajah dan sistem kolonialismenya.
Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara berdaulat pada 17 Agustus 1945,
sementara Malaysia pada 31 Agustus 1957. Adapun Singapura menjadi negara
berdaulat dan terpisah dari Malaysia pada 9 Agustus 1965. Adpun Brunai
Daarusalam setelah sekian lama berada di bawah bayang-bayang Britania Raya pada
1 Januari 1984 menjadi negara beradaulat sendiri. Sementara Vietnam, Laos dan
Cambodia terbebas dari kekuasaan Perancis setelah sekian lama berjuang untuk
kemerdekaannya.
Cukilan Buku “Menggenggam
Nusantara Raya”
Oleh: Dr. Abdurrahman Misno BP,
MEI dan Dr. Sabri Mohamad Sharif, M.Sc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...