Oleh: Abd Misno MDj
Menulis itu semudah berbicara, itulah teorinya. Praktiknya tentu
terkadang tidak semudah yang dibayangkan. Ketika sudah berad adi depan komputer
dan siap menulis tiba-tiba semua ide hilang, tidak tahu apa yang harus
dituliskan. Hanya tatapan kosong yang ada ke layar, hilang mood katanya.
Itulah tantangan terbesar dalam menulis, sebenarnya tidak
hanya para penulis pemula. Bahkan para penulis senior juga mengalaminya. Jika para
penulis pemula kehilangan mood dan tidak tahu bagaimana cara memulia tulisan,
maka penulis senior lebih pada manajemen waktu dan juga “jam biologis” yang
kadang naik turun.
Mood dalam menulis memang terkadang sangat mengganggu
kita, ia datang dari dalam (internal) dan luar (eksternal) diri penulis. Faktor internal
biasanya berkaitan dengan diri penulis yang secara teknis belum siap dengan apa
yang akan dituliskannya, baik karena belum ada ide atau keterbatasan
pengetahuan. Sementara faktor eksternal berkaitan dengan suasana ruangan, suhu,
hingga posisi nyaman dalam menulis.
Berdasarkan pengalaman menulis maka faktor internal sangat
menentukan seseorang dalam menghadirkan mood menulis. Sehingga ianya harus
betul-betul diperhatikan apabila kita akan mulai menulis.
Pertama, niat menulis, ini adalah energi terbesar
dalam aktifitas menulis. Tanpa niat yang terus diperbaharui mustahil seorang
penulis memiliki energi untuk terus menghasilkan tulisan. Banyak orang yang
pada awal menulis sangat bersemangat, ia sangat terobsesi agar tulisannya
dibaca orang, tulisannya ada di media cetak nasional, ada di website idaman
hingga obsesi tulisannya ada dalam buku yang best seller. Namun ternyata
harapan dan obsesinya itu tidak tercapai, ia kemudian futur dan tidak
bersemangat lagi dalam menulis.
Kedua, menikmati proses menulis, banyak penulis pemula
yang menganggap bahwa menulis adalah beban, sehingga ia sangat tersiksa dan
terbebani dengan tulisannya. Ia tidak dapat menikmati aktifitas menulisnya,
sehingga yang terjadi adalah menulis seolah-olah pekerjaan berat yang
membosankan. Menulis adalah bagian dari dari ibadah, maka menikmatinya sebagai
ibadah haruslah dilakukan secara terus-menerus. Seperti shalat yang kita laksanakan,
mungkin kita akan terus belajar agar kita dapat menikmati shalat itu. Maka menikmati
proses menulis adalah sebuah keniscyaan agar semangat menulis itu akan selalu
ada.
Ketiga, tujuan utama menulis. Tidak salah seseorang
yang menulis itu berkeinginan dan memiliki tujuan agar terkenal, untuk
mendapatkan uang atau ingin mendapatkan keuntungan dunia lainnya. Namun jika ia
menjadi tujuan utama maka ia hanya akan mendapat di dunia saja, sementara di
akhirat tidak dapat apa-apa. Sehingga tujuan utama dalam menulis yaitu untuk
mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala adalah yang utama.
Kembali ke pembahasan mengenai mengatur mood dalam menulis,
ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mood menulis itu bisa dan selalu
hadir. Secara teknis mood itu akan terpancing ketika kita melakukannya dengan
sepenuh hati, oleh karena itu setelah meluruskan niat, menikmati menulis dan
fokus tujuan utama maka berikutnya adalah lakukan beberapa hal yang dapat
membantu menghadirkan mood dalam menulis:
1.
Ilmu sebelum menulis
Maksudnya adalah bahwa kuasai ilmu tentang tema tulisan,
menulis sesuatu yang tidak kita kuasai akan menjadikan mood hilang bahkan tidak
tahu lagi apa yang harus dituliskan. Maka bagi para penulis pemula, tulislah
sesuatu yang memang dekat dengan kita dan dikuasai dengan baik. Salah satu cara
mengilmui tentu saja dengan membaca, baik membaca tulisan atau membaca semesta.
2.
Buat outline tulisan.
Sesederhana apapun tulisan, apabila terlebih dahulu kita
buat kerangka tulisan atau outline akan memudahkan kita dalam menulis. Mood akan
hadir ketika dalam aktifitas menulis kita mengikuti outline yang sudah dibuat. Bagi
para penulis senior outline kadang tidak penting, karena ketika idea tulisan
muncul maka otaknya akan terus bergerak dan berjalan secara otomatis.
3.
Tulis kata-kata pancingan
Menghadirkan mood menulis juga dapat dilakukan dengan
menuliskan kata-kata pancingan yang akan merangsang otak untuk kembali kepada
semangat menulis. Ketikan “saya tidak tahu apalagi yang akan ditulis, tapi saya
ingat tadi akan menulis mengenai tema ini.... oh ya... berarti saya akan mulai
dari sini...” akan memberikan rangsangan dan pancingan kepada otak untuk
melanjutkan idea dan gagasan yang sudah ada sehingga mood menulis akan muncul. Memancing
mood juga bisa dilakukan dengan membaca ulang bagian sebelumnya dari sebuah
tulisan, ini jika tulisan tersebut sudah pernah ditulis pada bagian awalnya.
Mood dalam menulis memang terkadang sulit untuk dihadirkan,
tapi dengan keyakinan mendalam dan usaha terus-menerus maka proses menulis akan
menjadi mudah sehingga dengan berjalannya waktu kita akan mampu mengatasinya
dan menghasilkan Maha Karya Besar. Selamat menulis...
Suatu Pagi di Kota Hujan, 15 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...