Oleh: Misno Mohammad
Ahad, 10 Mei 2020 adalah hari
special buatku, hari ini 41 tahun sudah diri ini hadir di dunia fana ini. Terlalu
banyak cerita hidup yang tak bisa diungkapkan, mungkin ke depan akan semakin
banyak seiring dengan bertambahnya waktu. Suka dan duka, derita dan bahagia
menjadi bagian hari-hari penuh dengan warna-warni. Memang hidup ini begitu
berwarna, hingga sering kali sulit untuk diterka. Inilah kehidupan, penuh
dengan misteri, harapan dan kenyataan seringkali tidak sesuai dengan apa yang
kita inginkan.
Memasuki usia 41 tahun ini,
fitnah itu masih ada pada diri ini. Sulit memang untuk meninggalkannya tapi
saya yakin pasti bisa. Hanya perlu keyakinan yang mendalam, usaha yang
terus-menerus dan tentu saja doa yang tidak pernah putus. Anugerah yang ada
hingga saat ini tentu begitu banyak hingga memang tak akan pernah dapat
dihitung. Tingkat pendidikan yang paripurna hingga di strata tiga, istri yang
sholehah serta keturunan yang juga sholehah. Harta yang Inshaallah berkah
hingga jabatan di kantor yang lebih dari cukup. Semua itu adalah anugerah dan
karunia yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Namun, selalu terus kuingat bahwa
semakin tinggi pohon maka angin yang meniupnya semakin kencang. Itulah fakta
yang ada pada diri ini, dan tidak banyak orang yang mau mengerti atau sekadar
memahami diri ini. Bahkan keluarga terdekat sendiri seringkali tak bisa
memahami, demikian juga anak dan istri. Mungkin mereka bukan tidak memahami,
karena pengertian memahami pun akan berbeda. Ya... memahami dalam makna
menerima apa adanya diri ini. Tentu saja hal ini sangat tidak mungkin, karena
itu berarti harus berkompromi dengan kekurangan diri ini.
Ya jujur, aku harus mengatakannya
bahwa “rasa” ini memang beglum bisa pergi. Hingga hari ini, bahkan malam
kemarin peristiwa itu terjadi kembali. Sengaja terjadi, bahkan direncanakan
sepekan sebelumnya. Ya... entahlah gelimang rasa ini memang begitu merasuk ke
sukma hingga sulit sekali untuk meninggalkannya. Rasa yang memang hanya aku dan
tuhanku yang memahaminya. Sulit diungkapkan dengan kata-kata dan tidak ada yang
tahu semuanya hingga keluarga pun juga.
“Nanti saja taubatnya” itu
mungkin yang ada di kepala. Entah sampai kapan, ketika usia di atas 45 atau 50
tahun. Tapi siapa yang bisa menjami kita akan sampai di sana. Bahkan kita pun
tidak tahu apakah esok masih bernafas atau tidak? Tapi sekali lagi memang susah
untuk mengatakan segera berhenti dari semuanya.
Hingga hari ini, bahkan sejak
tiga bulan yang lalu seseorang kembali mewarnai kehidupan ini. Hingga penuh warna,
gelak tawa, suka cita ada di antara kami berdua. Walaupun mungkin itu adalah
fatamorgana tapi faktanya apa yang aku rasa adalah bahagia. Ya, lagi-lagi hanya
penilaian nafsu belaka.
Tentu saja keinginan untuk
menyudahinya selalu ada, ketakutan yang sangat akan mengganggu kehidupan dan
karir tentu menjadi alasan utama. Walaupun hingga hari ini belum ada
tanda-tanda, semoga saja tidak akan pernah terjadi selamanya. Aameen.
Banyak hal yang ada dalam jiwa
ini, mungkin tidak pernah bisa terungkapkan. Tulisan ini sekadar motivasi dan
pengingat diri bahwa kejayaan ini pasti akan mendapatkan berbagai cobaan. Ya,
salah satunya adalah rasa ini, ia hadir bahkan begitu dekat hingga melekat
sangat kuat. Semoga ia menjaditerus lebih baik, hingga nanti ketika diri ini
kembali menghadap Ilahi rasa ini telah tiada lagi. Aameen Ya Allah... Pasirtengah,
23.13 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...