Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Salah satu sifat yang dicela oleh
Islam adalah dengki dengan orang lain, sinonimnya adalah hasad, iri serta rasa
tidak suka orang lain memiliki kelebihan dari dirinya. Dengki bermakna kebencian
yang mendalam pada orang lain karena adanya sebab-sebab yang menjadikan
seseorang membenci orang lainnya. Secara spesifik dengki berarti rasa tidak
suka ketika melihat orang lain memiliki kelebihan dibandingkan dengan dirinya.
Jadi dengki terkait dengan rasa benci yang disebabkan adanya kelebihan pada
orang lain.
Islam menyebut iri dan dengki
dengan istilah hasad yaitu ketidaksukaan pada orang lain karena orang lain
tersebut mendapatkan nikmat yang lebih dari dirinya. Musthafa Al-‘Adawi
mendefinisikan hasad dengan:
الحَسَدُ هُوَ تَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ
عَنْ صَاحِبِهَا
Hasad adalah menginginkan hilangnya
nikmat yang ada pada orang lain.
Sementara Ibnu Taimiyah
mendefinisikannya dengan:
الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ
لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ
Hasad adalah membenci dan tidak
suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad.
Merujuk pada dua pengertian
(definisi) ini maka jelas sekali bahwa hasad atau dengkia adalah perasan benci
kepada orang lain karena adanya keadaan yang lebih baik bagi dirinya khususnya
terkait dengan kenikmatan yang ada pada orang yang dihasadi tersebut. Misalnya
tidak suka melihat orang lain lebih kaya, lebih gagah, lebih cantik, lebih
bahagia dan kelebihan-kelebihan lainnya.
Sifat hasad sangat berbahaya bagi
manusia karena ia akan menjadi penutup dari kebaikan hati, seseorang yang
memiliki sifat hasad (dengki) akan terus-menerus membenci orang tersebut
sehingga tidak ada lagi bagi dirinya kebaikan orang yang dibencinya. Seseorang
yang dengki dengan orang lain akan mencari-cari kesalahannya sebagai senjata
untuk mejatuhkannya. Bahkan pada tahap yang paling berbahaya adalah bahwa sifat
dengki ini akan menutupi hati sehingga apa yang dilakukan orang yang ia dengki
tidak akan pernah ada kebaikannya.
Sifat dengki diharamkan dalam
Islam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam:
«لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا،
وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ،
وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ،
وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ
إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ».
Janganlah kalian saling hasad
(mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah
saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual
di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim
adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim,
menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau
memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia
menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram
darahnya, hartanya, dan kehormatannya. HR. Muslim.
Jangan saling mendengki, karena
sifat ini akan menjadikan seseorang tidak bisa berbuat adil sebagaimana firman
Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى
أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
Wahai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. QS. Al Maidah: 8.
Ayat ini secarta jelas melarang
kebencian atau dengki yang ada di dalam hati menyebabkan ia tidak berbuat adil,
misalnya dengan selalu berfikir negatif tentangnya. Tidak mempercayai
selama-lamanya serta memandang buruk semua yang dilakukannya.
Dengki yang menutupi hati terkadang
memang mengakibatkan seseorang buta mata dan buta hati sehingga melakukan apa
saja untuk melampiaskan dengki-nya tersebut. Padahal ini jelas sekali
diharamkan dalam Islam, di mana kita diharamkan untuk membenci dan dengki
kepada orang lain secara berlebihan apalagi jika tanpa adanya alasan atau
argumentasi yang kuat.
Maka, semoga Allah Ta’ala sentiasa
memberikan hidayahNya sehingga kita dapat terhindar dari segala bentuk dengki
kepada orang lain. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. 16022023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...