Jumat, 17 Februari 2023

Dengki yang Menutupi Hati

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Salah satu sifat yang dicela oleh Islam adalah dengki dengan orang lain, sinonimnya adalah hasad, iri serta rasa tidak suka orang lain memiliki kelebihan dari dirinya. Dengki bermakna kebencian yang mendalam pada orang lain karena adanya sebab-sebab yang menjadikan seseorang membenci orang lainnya. Secara spesifik dengki berarti rasa tidak suka ketika melihat orang lain memiliki kelebihan dibandingkan dengan dirinya. Jadi dengki terkait dengan rasa benci yang disebabkan adanya kelebihan pada orang lain.

Islam menyebut iri dan dengki dengan istilah hasad yaitu ketidaksukaan pada orang lain karena orang lain tersebut mendapatkan nikmat yang lebih dari dirinya. Musthafa Al-‘Adawi mendefinisikan hasad dengan:

الحَسَدُ هُوَ تَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ عَنْ صَاحِبِهَا

Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain.

Sementara Ibnu Taimiyah mendefinisikannya dengan:

الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ

Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad.

Merujuk pada dua pengertian (definisi) ini maka jelas sekali bahwa hasad atau dengkia adalah perasan benci kepada orang lain karena adanya keadaan yang lebih baik bagi dirinya khususnya terkait dengan kenikmatan yang ada pada orang yang dihasadi tersebut. Misalnya tidak suka melihat orang lain lebih kaya, lebih gagah, lebih cantik, lebih bahagia dan kelebihan-kelebihan lainnya.

Sifat hasad sangat berbahaya bagi manusia karena ia akan menjadi penutup dari kebaikan hati, seseorang yang memiliki sifat hasad (dengki) akan terus-menerus membenci orang tersebut sehingga tidak ada lagi bagi dirinya kebaikan orang yang dibencinya. Seseorang yang dengki dengan orang lain akan mencari-cari kesalahannya sebagai senjata untuk mejatuhkannya. Bahkan pada tahap yang paling berbahaya adalah bahwa sifat dengki ini akan menutupi hati sehingga apa yang dilakukan orang yang ia dengki tidak akan pernah ada kebaikannya.

Sifat dengki diharamkan dalam Islam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam:

«لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ».

Janganlah kalian saling hasad (mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. HR. Muslim.

Jangan saling mendengki, karena sifat ini akan menjadikan seseorang tidak bisa berbuat adil sebagaimana firman Allah ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. QS. Al Maidah: 8.

Ayat ini secarta jelas melarang kebencian atau dengki yang ada di dalam hati menyebabkan ia tidak berbuat adil, misalnya dengan selalu berfikir negatif tentangnya. Tidak mempercayai selama-lamanya serta memandang buruk semua yang dilakukannya.

Dengki yang menutupi hati terkadang memang mengakibatkan seseorang buta mata dan buta hati sehingga melakukan apa saja untuk melampiaskan dengki-nya tersebut. Padahal ini jelas sekali diharamkan dalam Islam, di mana kita diharamkan untuk membenci dan dengki kepada orang lain secara berlebihan apalagi jika tanpa adanya alasan atau argumentasi yang kuat.

Maka, semoga Allah Ta’ala sentiasa memberikan hidayahNya sehingga kita dapat terhindar dari segala bentuk dengki kepada orang lain. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. 16022023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...