Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Manusia dengan segala potensi yang
ada selalu melakukan hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya, baik
kebutuhan material dan spiritual. Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terkadang
tidak memedulikan aturan agama dan budaya, sehingga yang terjadi adalah
kerusakan baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lainnya. Bagaimana jika
kerusakan yang terjadi karena pemenuhan kebutuhan terkait dengan hasrat dan gejolak
raga manusia?
Sebagaimana disebutkan sebelumnya
bahwa manusia selalu berupaya memenuhi semua kebutuhannya, termasuk kebutuhan hasrat
biologis yang begitu kuat bergejolak di raga. Ia akan mencari obyek yang dapat
memenuhi kebutuhannya, dan agama telah memberikan solusi yang sangat mulia
yaitu memiliki pasangan dari jenis manusia lainnya. Sayangnya ada seribu satu
sebab yang menjadikan kadang-kadang salah
satu dari pasangan memenuhi kebutuhan biologisnya di luar yang sudah
ditetapkan. Apalagi dengan media sosial yang menyediakan semaunya, maka dengan
mudah setiap orang untuk mencari apa yang dia inginkan.
“Jangan Cari Penyakit”, adalah
sebuah kata yang menggambarkan nasehat seorang teman yang memahami kekurangan
kita karena terkadang masih mencari kepuasan lain di luar sana khususnya melalui
media sosial. Sayangnya saat ini memang banyak manusia baik muda maupun tua yang
telah terjerat ke dunia media sosial, sehingga mereka sangat betah berlama-lama
di sana. Apalagi jika apa yang dia cari memang ada di sana, tersedia kapan
saja, dan berbagai sajian yang memberikan kepuasan jiwa dan raga.
“Jangan Cari Penyakit”, bermakna
mencari-cari hal-hal yang dapat memuaskan raga tanpa melihat efek negatif
darinya. Berbagai penyakit lahir ataupun batin adalah sebab dari upaya yang
dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya tanpa melihat etika agama dan
budaya. Belum lagi candu yang mengakibatkan ia terjerat dengan kepuasan
sementara padahal masih banyak hal lain yang bisa dilakukannya. Belum lagi
membuang waktu sia-sia di depan media sekadar memuaskan segala keinginannya.
“Jangan Cari Penyakit”, gunakanlah
media sosial sesuai dengan fungsinya, melandasinya dengan iman dan takwa serta
menjadikannya sebagai media dalam menyebarkan kebaikan dan mencegah perbuatan
yang mungkar secara agama dan budaya. Faktanya, walaupun kita tidak berniat
mencari-cari sesuatu yang tidak baik di media sosial, faktanya ia juga datang
tanpa diundang apalagi dengan rumus al-goritma setiap yang kita klik akan
diperhitungkan dan menjadi analisis untuk menghadirkan berbagai tayangan yang
diprediksi sesuai dengan selera kita. Maka berhati-hatilah dan menyukai (like)
atau mengklik sesuatu karena akan menjadi boomerang bagi kita.
“Jangan Cari Penyakit”, karena
tanpa dicaripun ia akan datang di media sosial kita. Maka solusinya adalah
kuatkan iman dan takwa serta berdoa agar kita mampu menggunakan media sosial
dengan bijak sehingga dapat menghantarkan kita ke dalam surgaNya. Wallahu a’lam,
01022023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...