Jumat, 17 Februari 2023

Perjalanan Masih Panjang, Bekal Harus Maksimal

Oleh: Lukman Hidayat, S.Pd., M.Pd

 


Semua kita adalah musafir di dunia ini. Status kita hanya orang yang numpang lewat di suatu tempat, singgah sebentar, duduk untuk sekadar minum dan istirahat sebentar kemudian pergi lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju ke kampung halaman yang sesungguhnya yaitu akhirat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:

مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَ تَرَكَهَا

“Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” HR. At Tirmidzi

Jadi, tempat tinggal kita yang sesungguhnya bukanlah dunia yang fana ini. Tempat tinggal kita yang sesungguhnya adalah akhirat yang kekal abadi. Di akhirat kelak, tempat tinggal manusia hanya ada dua, yaitu surga atau neraka. Tidak ada pilihan ketiga.

Hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa perjalanan menuju ke kampung akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Ada fase-fase yang harus kita lewati; setelah fase kehidupan dunia yang fana ini, manusia akan melewati fase alam barzakh, hari akhir, hari kebangkitan, hari ditimbangnya amalan, hingga sebelum nantinya sampai pada terminal akhir kehidupan yaitu surga atau neraka.

Seseorang yang akan menempuh perjalanan yang jauh dan panjang tentunya memerlukan bekal yang sangat banyak agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan bahagia. Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk beramal, tempat untuk mengumpulkan bekal menuju kampung akhirat. Maka hendaknya kita mencari bekal yang sebanyak-banyaknya untuk mengiringi perjalanan yang panjang tersebut. Bekalnya harus maksimal, harus cukup dan tidak boleh kurang.

Apa jadinya jika seseorang akan menempuh sebuah perjalanan yang sangat jauh tapi bekalnya kurang? Mungkinkah dia akan sampai ke tempat yang ia tuju? Belum lagi dalam perjalanan itu tidak selalu mulus jalannya, akan tetapi penuh dengan aral, penuh rintangan dan syarat akan ujian. Allah Subhanahu wa ta'ala telah membimbing kita dengan firman-Nya:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” QS. Al-Baqarah: 197.

 Visi kita sebagai manusia tentunya adalah ingin hidup bahagia di dunia dan juga di akhirat, ingin hidup aman dan selamat di dunia dan juga di akhirat. Di dunia ingin hidup enak, dan di akhirat ingin menjadi penghuni surga. Jika kita ingin sampai pada tujuan tersebut, maka kita harus berbekal dengan sebaik-baik bekal yaitu TAKWA.

Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua.

Tulang Bawang, 17 Februari 2022

Luqman Hidayat, S.Pd.I., M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...