Oleh: Lukman Hidayat, S.Pd., M.Pd
Semua kita adalah musafir di dunia
ini. Status kita hanya orang yang numpang lewat di suatu tempat, singgah
sebentar, duduk untuk sekadar minum dan istirahat sebentar kemudian pergi lagi
untuk melanjutkan perjalanan menuju ke kampung halaman yang sesungguhnya yaitu
akhirat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:
مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ
كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَ تَرَكَهَا
“Tidaklah aku tinggal di dunia
melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu
musafir tersebut meninggalkannya.” HR. At Tirmidzi
Jadi, tempat tinggal kita yang
sesungguhnya bukanlah dunia yang fana ini. Tempat tinggal kita yang
sesungguhnya adalah akhirat yang kekal abadi. Di akhirat kelak, tempat tinggal
manusia hanya ada dua, yaitu surga atau neraka. Tidak ada pilihan ketiga.
Hal yang harus selalu kita ingat
adalah bahwa perjalanan menuju ke kampung akhirat adalah perjalanan yang sangat
panjang. Ada fase-fase yang harus kita lewati; setelah fase kehidupan dunia
yang fana ini, manusia akan melewati fase alam barzakh, hari akhir, hari
kebangkitan, hari ditimbangnya amalan, hingga sebelum nantinya sampai pada
terminal akhir kehidupan yaitu surga atau neraka.
Seseorang yang akan menempuh
perjalanan yang jauh dan panjang tentunya memerlukan bekal yang sangat banyak
agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan bahagia. Allah telah menjadikan
dunia ini sebagai tempat untuk beramal, tempat untuk mengumpulkan bekal menuju
kampung akhirat. Maka hendaknya kita mencari bekal yang sebanyak-banyaknya
untuk mengiringi perjalanan yang panjang tersebut. Bekalnya harus maksimal,
harus cukup dan tidak boleh kurang.
Apa jadinya jika seseorang akan
menempuh sebuah perjalanan yang sangat jauh tapi bekalnya kurang? Mungkinkah
dia akan sampai ke tempat yang ia tuju? Belum lagi dalam perjalanan itu tidak
selalu mulus jalannya, akan tetapi penuh dengan aral, penuh rintangan dan
syarat akan ujian. Allah Subhanahu wa ta'ala telah membimbing kita
dengan firman-Nya:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa.” QS. Al-Baqarah: 197.
Semoga Allah senantiasa memberikan
taufiq dan senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua.
Tulang Bawang, 17 Februari 2022
Luqman Hidayat, S.Pd.I., M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...