Rabu, 02 April 2014

Sulitnya Menerima Ketidaksempurnaan

Oleh: Abdurrahman

Semua orang tahu bahwa tidak ada satu orangpun yang sempurna di dunia ini, sehingga kita harus siap untuk menerima kekuarang-kekurangan tersebut. Jika orang tersebut adalah orang yang tidak kita sukai mungkin wajar saja, namun jika orang yang tidak sempurna itu adalah pasangan kita maka membutuhkan energy ekstra untuk menerimanya.
Pasangan hidup yang kita cintai memang kita pilih karena memiliki banyak kelebihan. Namun, di balik kelebihannya terdapat banyak kekurangan yang akan semakin tampak ketika semakin lama kita membina rumah tangga bersamanya. Ketidaksempurnaan itu sudah kita ketahui ada pada setiap manusia, demikian pula ada pada pasangan kita. Maka, jika ketidaksempurnaan ada di depan mata seharusnya kita dengan mudah menerimanya. Itu teorinya, dalam praktek tetap saja sebagai manusia sering sekali kita sulit untuk menerima ketidaksempurnaan tersebut.
Menerima ketidaksempurnaan itu memang sulit dilakukan, walaupun itu kepada pasangan hidup kita yang amat kita cintai. Tetap saja ia akan mengundang rasa tidak suka ketika ketidaksempurnaan itu kembali terulang di depan mata. Haruskah kita menerima ketidaksempurnaan itu selamanya? Mungkin jawabannya harus ya. Tentunya dengan terus mencoba menasehatinya agar bisa meminimalisir ketidaksempurnaannya. Jika ia terus berulang dan menjadi sebuah kebiasaan? Tentu saja kesabaran kita harus semakin ditingkatkan. Lagi-lagi itu teorinya. Kenyataannya, rasa tidak suka dan sulit menerima ketidaksempurnaan pasangan kita sering sekali kembali terasa. Muncul pikiran-pikiran negatif pada pasangan kita karena ketidaksempurnaannya yang kembali terulang.
Sejatinya semua itu adalah godaan syaithan, ia menggoda manusia dengan hal-hal yang tidak disukainya. Ketidak sukaan kita terhadap pasangan sejatinya selalu dihembuskan oleh syaithan dan bala tentaranya. Sehingga ketika ketidaksempurnaan pasangan kita kembali ada, maka diamlah sejenak pikirkan hal-hal positif yang ada pada pasangan kita. Tidak banyak mungkin hal positif itu tapi minimal bisa sedikit menyeimbangkan rasa tidak suka kita dengan ketidaksempurnaan tersebut. godaan syaitan dan bala tentaranya memang sangat luar biasa pada setiap pasangan. Ia ingin agar pasangan tersebut terpisah dan saling membenci, walaupun sebenarnya secara naluri mereka saling mencintai.
Ketidaksempurnaan pasangan sering kali hanya pada hal-hal sepele yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para suami biasanya istri yang tidak pandai memasak, istri lebih mengutamakan orang tuanya dan keluarga besarnya dibandingkan suaminya atau keluarga besar suaminya, mengeluh ketika suami baru pulang kerja, mengucapkan kata-kata omelan yang terus-menerus diucapkan dan masalah kecil lainnya. Kelihata sepele namun bagi seorang suami akan merasa bahwa itu adalah ketidaksempurnaan istrinya. Bisa jadi jika sekali atau dua kali masih biasa, namun jika terus-menerus maka suami sendiri pasti akan tidak suka.
Bagi seorang istri tindakan perilaku suami yang kecil-kecil seperti meletakan pakaian kotor sembarang, tidak menyahut ketika diajak bicara, lebih mengutamakan pekerjaan dari pada urusan keluarga, tidak memperhatikan keluarga istrinya, selalu mencela masakan istrinya, mengungkit-ungkit peristiwa masa lalu dan lain sebagainya. Semua itu menjadikan sang istri akan kecewa dan merasa bahwa suaminya terlaly banyak kekurangannya.
Pada kenyataannya sulit memang menerima ketidaksempurnaan pasangan, namun bukan berarti tidak bisa. Ia harus terus dicoba agar bahtera rumah tangga bisa kembali melanjutkan pelayarannya. Anggap saja itu adalah gelombang yang menerpa bahtera itu, ia segera reda ketika angin kembali bertiup mesra. Selalu berkomunikasi dengan pasangan karena ini adalah kunci sukses bahtera rumah tangga itu, jika ketidaksempurnaan itu kembali ada, berabarlah karena kesabaran itu  indah rasanya. Kemudian jangan lupa untuk kembali mengayuh dayung kebersamaan karena pelabuhan harapan ada di ujung pandangan. Wallahu a’lam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...