Senin, 13 April 2015

Teori Persepsi adalah...


Manusia sebagai makhluk induvidu pada hakekatnya memiliki berbagai dimensi dalam hidupnya seperti misalnya susunan syaraf, bentuk tubuh, sifat dan kepribadian yang berbeda satu sama lainnya. Faktor-faktor ini menimbulkan adanya berbagai macam perbedaan antar manusia.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya kesamaan sikap dan perilaku yang akan berarti mempersempit variasi antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhadapan dengan berbagai macam rangsangan ( stimulus ) baik yang menyangkut dirinya sebagai individu maupun berkaitan dengan kakekatnya sebagai makhluk sosial. Stimulus ini dapat berupa stimulus fisik, tetapi juga bisa berupa stimulus non-fisik. Reaksi yang ditimbulkan dari suatu stimulus bisa berbeda bagi seseorang dengan orang lain karena adanya perbedaan individu. Secara individual manusia menangkap kesan yang berbeda atas suatu stimulus yang sama. Perbedaan penangkapan ini bisa disebabkan oleh faktor neorologik yang berbeda bagi seseorang dengan orang lain. Akibatnya si penerima stimulus menangkapnya secara berbeda, terutama terhadap stimulus yang bersifat fisik dimana reaksinya lebih bersifat neorologik. Disamping itu kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman, pikiran dan harapan pada diri masing-masing. Hal ini terutama pada stimulus yang bersifat non-fisik. Dengan kata lain bahwa perbedaan reaksi ini disebabkan adanya perbedaan persepsi bagi individu.
Persepsi seseorang dapat timbul dari pengalaman yang telah diperolehnya, baik yang dilakukan sendiri maupun kesan dari orang lain. Akumulasi dari persepsi akan mampu membentuk suatu opini asumsi atau kesimpulan tentang sesuatu yang telah dialaminya.
Kotler ( 2003 ) mendefinisikan persepsi sebagai perception is the process by which an individual selected, organized and interprets information inputs to create a meaningful picture of the world. Sementara wells dan prenskey ( 2000 ) mendefinisikan persepsi sebagai perception is the process consumers use to select stimuli or object in their environment, gather information about them and interpret the meaning of the information.
Pengertian persepsi itu sendiri dapat dilihat dari beberapa defenisi persepsi berikut ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 ) persepsi adalah : (1) tanggapan ( penerimaan ) langsung dari sesuatu, serapan dan (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Definisi persepsi menurut Michael W. Levine & Shefner ( 2000 ) yaitu : “persepsi merupakan cara dimana kita menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan ( di proses ) oleh indera “.
Dalam Ensiklopedi Indonesia (1984) di jelaskan bahwa persepsi menunjukan proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada sesuatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera perabaan dan sebagainya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari.
Menurut Chaplin ( 2001 ) dalam kamus lengkap Psikologi, persepsi adalah :
1. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera.
2. Kesadaran dari proses-proses organik
3. Satu kelompok dari pengeinderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pangalaman di masa lalu.
4. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang.
5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.
Persepsi merupakan suatu proses seseorang menafsirkan stimulus yang diterimanya dan juga merupakan suatu proses seseorang mengorganisasikan pikirannya dengan menafsirkan dan mengalami serta mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Persepsi dapat juga diartikan sebagai proses kognetif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya, baik dengan penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dengan kata lain, persepsi dapat dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran tentang kenyataan yang sangat berbeda dengan kenyataan sebelumnya.
Dalam hal stimulus yang kompleks maka persepsi merupakan suatu reaksi terhadap situasi keeluruhan dari suatu lingkungan atau keseluruhan stimulus. Menurut Mozkowits dalam penelitian Desriani ( 1993 ), persepsi memiliki hirarki sebagai berikut : (1) Gambaran dasar, (2) Bentuk dan pola, (3) Konteks, (4) Identifikasi, (5)
Bersifat motivasi.
Dalam hirarki pertama persepsi hanya bersifat fisiologi dan dalam prosesnya banyak berhubungan dengan sistem syaraf sedangkan hirarki kedua, proses terjadinya persepsi telah mengaitkan unsur perkembangan dengan memperhatikan kematangan seeorang dan juga pengalaman hail belajar di samping unsur neural sebagai dasarnya.
Hirarki selanjutnya yaitu konteks yang merupakan suatu proses yang sudah mengaitkan berbagai macam pengalaman dan hasil belajar sehingga bisa terjadi proses neuro psikologik seperti pembedaan terhadap gerak, kedalaman dan konstansi.
Pada hirarki identifikasi atau rekognisi yang merupakan suatu proses dimana didalamnya sudah banyak terkait rangkaian berbagai kejadian dan pengalaman serta pembentukan konsep. Hirarki terakhir bersifat motivasi atau nilai yang menunjukan bahwa suatu persepsi telah merupakan aplikasi dari berbagai pengalaman individu. Dalam hal ini dikatakan bahwa pengalaman, pengharapan serta penilaian terhadap sesuatu hal bisa menjadi penentu terjadinya persepsi. Dengan demikian hal tersebut akan mempengaruhi individu dalam memberikan bentuk dan arti atas apa yang dilihatnya.
Dengan hirarki tersebut maka dalam kehidupan sosial yang melibatkan banyak individu akan banyak terjadi proses motivasi atau penilaian pada proses persepsi ini. Berbicara mengenai motivasi, jelas bahwa motivasi selalu berurusan dengan perilaku. Mengapa seseorang berperilaku tertentu tergantung pada motivasinya dan bagaimana ia berperilaku tergantung pada persepsinya mengenai situasi lingkungannya. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku.
Menurut Chaplin (2001) persepsi kedalaman dimungkinkan lewat penggunaan isyarat fisiologis seperti akomodasi, konvergensi dan disparitas selaput jala dari mata dan juga disebabkan oleh isyarat-isyarat yang dipelajari dari perspektif linear dan udara, interposisi atau meletakkan di tengah-tengah, ukuran relatif dari objek dalam penjajaran, bayang-bayang dan ketinggian tekstur / susunan.
Menurut David Krech ( 1998 ) mendefinisikan persepsi adalah peta kognitif individu bukanlah penyajian potografik dari suatu kenyataan fisik, melainkan agak bersifat konstruksi pribadi yang kurang sempurna mengenai objek tertentu, diseleksi sesuai dengan kepentingan utamanya dan di pahami menurut kebiasaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...