Selasa, 30 November 2021

PESAN UNTUK WISUDAWAN

Oleh: Abdurrahman

Perjalanan sepanjang perkuliahan membawa kenangan tak terlupakan, susahnya memahami ide dan gagasan dosen dalam bimbingan, hingga pembiayaan yang tidak jarang mengganggu siklus keuangan. Niat yang seringkali mengalami perubahan, juga memberi warna tentang makna sebuah keberhasilan. Hal yang tidak bisa dilupakan adalah ketika harus berkelindan dengan tesis yang penuh coretan, dan perbaikan yang menyita masa serta pemahaman. Belum lagi, tagihan yang bertubi dilayangkan dari bagian keuangan, yang membuat kepala tak lagi bisa memikirkan intisari dari tesis yang selalu dipersalahkan, khususnya dari dosen pembimbing yang seperti tidak memahami perasaan. Ah… mungkin yang terakhir ini hanya sangkaan.

Perjuangan menyelesaikan kuliah dan karya ilmiah benar-benar bersimbah darah dan air mata yang memerah. Keluh kesah sering kali menghampiri dari berbagai arah, yang akhirnya membawa pada satu kata untuk menyerah. Tapi, perjuangan tak boleh patah di tengah, semuanya pasti memiliki hikmah, entah sampai kapan ianya berakhir renyah, hanya keyakinan yang membuat semangat ini terus mereunah.

Kini, perjuangan itu telah berakhir, dengan sebuah nama yang telah terukir, pada selembar kertas hasil olah pikir, ijazah yang menjadi hasil perjuangan akhir. Wisudapun telah berakhir, gegap gempita dan riuh rendahnya diiringi dengan dzikir. Tak perlu lagi berfikir, karena semuanya telah berakhir dan gelar sudah tersemat di nama akhir.

Namun, teringat dengan pesan dari dosen terhormat, bahwa wisuda bukanlah akhir sebuah matlamat, justru ini adalah awal menuju akhir tingkat, memberi manfaat bagi umat, serta dapat selamat di dunia dan akhirat. Ya, bahwa wisuda memang sebuah awal penuh nikmat, tapi setelahnya cobaan akan segera mendarat membuktikan apakah kita betul-betul belajar dan memiliki kebaikan niat, atau sekadar ingin mendapatkan ijazah serta gelar sesaat.

Wisuda menjadi awal dalam sebuah perjalanan, tentang kelimuan yang sudah didapatkan, apakah memberi manfaat dalam kehidupan, atau sekadar bangga dan penuh kesombongan, ada gelar di belakang nama yang dibanggakan. Masa yang akan membuktikan, bahwa anda sebagai wisudawan bukan hanya jago di kandangan, tapi memang memiliki keistimewaan, berpandangan luas dan siap menghadapi berbagai perubahan. Memberi solusi bagi problematikan kehidupan, yang banyak dihadapi oleh setiap insan.

Menjadi wisudawan hanya sehari, setelah itu sudah tak ada lagi, mungkin masih ada gelar di nama diri, tapi hakikatnya ianya akan terbukti. Apakah memiliki kualitas tinggi, atau berhenti dan tidak mau belajar lagi?. Inilah yang banyak terjadi, di mana menjadi wisudawan sehari, kemudian tak mau lagi membuka ayat-ayat Ilahi untuk ditafakuri, tak mau lagi membaca ayat-Nya di semesta ini, hingga akhirnya tenggelam dalam kesibukan yang tak ada lagi korelasi dengan ilmu dan pengetahuan hakiki.

Jadilah wisudawan sepanjang hidupmu, karena itulah ciri sejati para penuntun ilmu, semakin digali semakin terpaku, seperti padi yang tertunduk malu, karena ilmu yang menjadikannya semakin tawadhu. Setelah hari wisuda itu, kembali bersemangat untuk membuka setiap lembar buku, jurnal yang berbahasa baku hingga karya para ulama kini dan terdahulu. Bila ilmu telah mulai ada di kalbu, maka mengamalkannya menjadi sesuatu yang harus berlaku, jangan seperti perdu yang tumbuh di sela-sela batu, nampak syahdu namun tanpa memiliki bunga ataupun buah yang bermutu. Apalagi setelah itu? Mendakwahkan ilmu dan memberikan pengajaran kepada seluruh manusia di berbagai penjuru, tentu dengan meluruskan niatmu dan hanya mengharap keridhaan dari Rabb-Mu.

Itulah pesan bagi para wisudawan yang telah dilantik, ini adalah sebuah amanah akademik, yang harus dipertanggungjawabkan hingga akhir titik, ketika manusia berdiri di hadapan al-Maalik. Ilmu yang telah didapatkan menjadi pemantik, bahwa setiap kita memiliki kepribadian dan keistimewaan yang unik.  Menjadi mahkluk terbaik, ketika mampu memahami dan mengamalkan aturan dari Sang Pemilik, tak ada kata tidak apalagi menampik. Syariat terbaik dari Yang Maha Baik, pasti memberi manfaat dan mashlahat terbaik.  

Akhirnya adalah bahwa hendaknya setelah wisuda, setiap kita terus memperbaiki keyakinan di dada, niat yang harus terus diperhatikan adanya, agar apa yang lakukan memiliki makna di sisi-Nya. Setelah itu nikmati setiap prosesnya, niatkan semuanya sebagai bentuk ibadah kepada-Nya inilah yang membuat jiwa kita akan selalu bahagia, baik ketika anugerah ada ataupun musibah melanda. Selanjutnya fokus pada akhir tujuan hidup di dunia, keridhaan Allah Ta’ala dan masuk ke dalam surga, itulah sejatinya kesuksesan yang sebenarnya. Semoga kita mampu untuk mencapainya… Semoga. Bogor, 301121.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...