Rabu, 03 November 2021

SURAT UNTUK SAHABAT: SEMANGAT, SEMANGAT DAN SEMANGAT

 Oleh: Abd Misno



Saya menulis artikel ini untuk seorang sahabat di seberang samudera sana, sebuah surat yang menggambarkan sebuah persahabatan yang penuh dengan lika-liku dunia; suka dan duka, bahagia dan sengsara bahkan dosa dan pahala silih berganti mewarnai persahabatan ini. Sebuah persahabatan yang entah dari mana dimulai, media sosial, pertemanan atau memang takdir yang menentukan. Bisa jadi ini adalah persahabatan yang lillah, walaupun terkadang berubah menjadi toxic relationship karena sifat manusia yang selalu salah dan lupa. Waktu yang akan memberikan jawabannya dari persahabatan ini.

Sahabat, dunia ini memang penuh dengan pesona, seringkali ia hadir dan menjadi sebuah karunia. Namun tidak jarang menjadi bala dan nestapa bagi para penghuninya. Ketampanan rupa, kecantikan raga dan indahnya jasad manusia adalah satu di antara pesona dunia. Ia memang indah dalam pandangan manusia, karena fitrahnya memang menyukai semua hal yang nyaman di mata. Tentu saja, pesona raga ini tidak selamanya menjadi anugerah, bahkan banyak fakta menjadi bala dan musibah. Tidak hanya bagi yang salah dalam memaknainya, namun juga bagi para pemiliknya.

Banyak cerita dari kawan dan kolega, yang memiliki raga “sempurna” namun menjadi fitnah dan cobaan dalam hidupnya. Karena sebab pesonanya ia mengalami berbagai bencana yang biasanya karena hawa manusia. Kita memandang seolah-olah Bahagia Ketika memiliki raga memesona, padahal nyatanya mendatangkan bala dan ketidaknyamanan bagi yang empunya. Belum lagi sifat durjana pemiliknya yang lupa bahwa hakikatnya raga yang memesona itu adalah milik dari Sang Pencipta semesta. Maka bersyukurlah dengan raga “sempurna” yang ada, menggunakannya untuk selalu dalam lindungan syariahNya.

Setelah raga sempurna, keluarga menjadi karunia yang luar biasa. Pasangan yang sholeh atau sholehah, anak keturunan yang selalu berbakti pada orang tua hingga tetangga yang selalu melaksanakan hak-haknya dalam beragama. Semua itu adalah karunia yang tidak semua orang dapat merasakannya.

Pekerjaan yang layak dengan pendapatan yang cukup juga merupakan karunia tidak terhingga, rizki yang telah ditetapkanNya pada kita mengalir atas kehendakNya. Hingga kita tidak merasakan lagi kekurangan atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan, beryukur adalah kuncinya. Karena di luar sana banyak sekali orang yang dengan susah payah mencari pekerjaan, kekurangan pendapatan karena gaji yang tidak dapat mencukupi kebutuhan dirinya serta keluarganya. Banyak di luar sana orang-orang yang dengan terpaksa mengais makanan di tempat sampah, atau makan-makanan yang haram karena kurangnya pendapatan.

Sahabat, rupa yang memesona, keluarga sejahtera dan pendapatan yang ada adalah sebagian dari karunia Allah ta’ala yang harus kita syukuri. Tidak semua orang dapat merasakan ketiganya secara bersama, sehingga Kembali memikirkan atas segala nikmat tersebut adalah hal yang harus dilakukan selalunya. Jika kemudian muncul rasa gundah gulana, rasa tidak nyaman di dada atau rasa malas menghampiri di jiwa maka segeralah mengingat Kembali semua karunia yang ada, bersyukur atasnya dan memanfaatkan di jalanNya.

Jika rasa malas melanda, maka ingatlah banyak di luar sana orang yang akhirnya sengsara hidupnya karena kemalasannya. Mereka rugi, tidak hanya di dunia namun juga di akhirat sana. Penyakit malas telah menjadikan seseorang itu menajdi pencundang yang terkalahkan oleh para pemenang, bahkan oleh dirinya sendiri. Maka, Kembali luruskan niat kita, nikmati prosesnya dan fokus pada tujuan yang ada. Jika rasa malas karena lelahnya raga, maka beristirahatlah sejenak, kumpulkan tenaga untuk kembali membuat sebuah maha karya. Tapi bila malas itu karena hawa dan godaan sang durhaka, maka segeralah berdoa kepadaNya “Ya Allah.. aku berlindung dari sifat malas… “ kemudian kuatkan keinginan, bulatkan Azzam, melangkah ke depan dan yakin masa depan tidak akan diraih dengan kemalasan.

Sahabat, tetaplah bersemangat karena akhirat itu sangat dekat, bahkan dunia ini sudah mulai sekarat, hingga kita lihat begitu banyak menyebar dosa dan maksiat. Terus perbaiki diri, walau itu berat di hati, tapi teruslah berlari hingga sampai di ujung negeri, di sana menanti tempat abadi yaitu surga dan keridhaan Ilahi.

Aku bukan pemberi nasehat yang baik, karena mungkin aku juga sering lupa, tapi marilah bersama bergandengan tangan menuju negeri ampunan semoga di sana kebahagiaan akan menjelang. Sahabatmu, Bogor 03 Nopember 2021.  

1 komentar:

  1. MasyaAllah...semoga kita bisa berjiran di syurga kelak sahabat seberangku 🥰

    BalasHapus

Please Uktub Your Ro'yi Here...