Kamis, 02 Juni 2022

Memahami Kekurangan Orang Lain

Oleh: Dr. Misno, MEI

 


Setiap orang memiliki kekurangan, dan hanya orang-orang pintar yang bisa memahami kekurangannya sendiri. Lalu bagaimana dengan kekurangan orang lain? Apakah kita mampu untuk menerima dan memahaminya?

Manusia tercipta dengan segala kelebihan dan kekurangan, kelebihan yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Demikian pula kekurangan yang tidak sama dengan kekurangan orang lainnya. Banyaknya orang lain di sekitar kita dengan berbagai kelebihan dan kekurangan sudah selayaknya memberikan banyak hikmah kepada kita, termasuk memahami kekurangan setiap orang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekurangan orang lain sering kali mengganggu kita, orang yang pendengarannya kurang tentu akan membuat orang lain di sekitarnya merasa tidak nyaman. Demikian pula seseorang yang banyak berbicara akan membuat orang lain di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Bagaimana dengan orang yang pendiam dan tidak banyak bicara? Setali tiga uang, sama saja akan membuat orang lain di sekitarnya menjadi serba salah. Maka menyikapi dan memahami setiap kekurangan orang lain adalah satu hal yang harus dipelajari oleh setiap orang.

Kekurangan orang lain akan semakin nampak apabila kita bersamanya dalam waktu yang cukup lama, pada momen tertentu bisa saja kita bisa memahami kekurangan orang lain karena memang nampak. Misalnya dalam sebuah acara, maka kita akan lihat bagaimana setiap orang akan nampak kelebihan dan kekurangannya. Dari mulai yang tidak sabaran dalam menghadapi masalah, hingga tidak peduli denga napa yang terjadi. Dari yang rajin membantu acara tersebut, hingga yang cuek dan tidak peduli dengan acara itu. Pada momen seperti ini sejatinya akan kelihatan siapa yang memang sejak awal akan membantu acara, sekadar mencari momen jalan-jalan atau hanya mengisi waktu luang. Sebagian yang lainnya memang sejak awal ingin membantu sehingga kekurangan dalam konteks acara ini tidak kelihatan.

Apakah kita akan diam saja, ketika melihat setiap kekurangan ini? Tentu saja dalam konteks dan waktu yang singkat kita diamkan tidak masalah, namun jika berkepanjangan tentu tidak bisa dibiarkan. Mengajaknya untuk menyukseskan acara dengan membantu beberapa teknis pelaksanaan acara menjadi hal yang menarik. Namun jika dia tetap cuek yang tidak peduli, maka berarti memang karakter dari orang tersebut demikian adanya. Kekurangan dalam konteks bahwa memang masing-masing memiliki keperluan, namun dengan kepedulian dan sikap membantu selayaknya tidak diperlihatkan pada momen yang singkat semacam ketika ada acara. Apalagi jika ternyata pemilik acara memang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Secara lebih spesifik jangan sampai kekurangan seseorang menghalangi untuk berbuat baik kepada orang lain. Misalnya kalau dia pemalu bukan berarti harus selalu di kamar dan tidak membantu orang lain yang membutuhkan, demikian pula orang yang mungkin tidak biasa kerja keras (kasar) bukan berarti dia tidak bisa berkontribusi dalam satu pekerjaan.

Kembali ke judul tulisan ini, bahwa memahami kekurangan orang lain memang sangat penting, jangan sampai kemudian kita buruk sangka dengan seseorang karena ia tidak membantu pekerjaan kita. Mungkin karena dia memang tidak terbiasa dengan pekerjaan tersebut, atau tidak bisa melakukannya. Sebagian yang lainnya merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang akan dilakukan sehingga memilih diam dan tidak melakukan apa-apa. Kita sebagai tuan rumah harus paham dengan hal tersebut, ya memahami kekurangan orang lain dalam konteks yang lebih luas memang memikirkan bagaimana latar belakang dari seseorang, sehingga mampu menyikapinya dengan bijak. Memang perlu kedewasaan dalam menyikapinya, apalagi jika kita tahu bahwa dia bisa membantu dan melakukan sesuatu untuk kita tapi dia tidak mau melakukannya. Semoga kita mampu untuk memahami kekurangan orang lain, sedangkan bagi orang lain hendaknya memperhatikan apa yang bisa dilakukan untuk orang lainnya.

Bogor, Kenangan Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...