Oleh : Abu Aisyah
Dialog dan sharing memang menyenangkan, inilah yang menjadi kesukaan saya. Dialog dalam arti membicarakan hal-hal yang selama ini barangkali belum kita ketahui. Dialog sendiri semakin menarik manakala para pesertanya memiliki pandangan yang berbeda atau memiliki background masing-masing. Ajang dialog menurut saya menjadi tempat sharing bagi saya yang masih banyak memerlukan pengetahuan, sekaligus menguki sejauh mana wawasan saya terhadap kehiidupan ini.
Namun dialog akan tidak nyaman bagi beberapa kalangan ketika itu menyangkut pada hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Menurut saya sendiri tetap saja hal itu menarik karena akan mengetahui sebuah ilmu dari sudut pandang yang berbeda, dari sinilah kita akan lebih bijaksana dalam menghadapi suatu masalah.
Dialog saya kali ini adalah mengenai menuliskan sesuatu yang tidak bisa dituliskan, menarik? kata seorang teman bahwa tidak semua yang ada di dunia ini dapat dituliskan apalagi jika itu berkaitan dengan keimanan. Maksudnya adalah tulisan seringkali tidak bisa mewakili hakikat dari sesuatu. Misalnya rasa asin, apakah anda bisa menuliskan apa itu rasa asin? Ia hanya bisa dirasa dan tulisan tidak bisa mendeskripsikan istilah asin tersebut. Demikian pula tulisan tidak bisa menerangkan tentang apa itu keyakinan. Mungkin kita akan menuliskan bahwa keyakinan itu adalah keteguhan dalam hati yang menghujam di lubuk hati. Hanya proses dalam meneguhkan keyakinan ini hanya dapat dituliskan sebatas teori dan praktik dari keyakinan ini hanya ada pada praktek dan tidak dapat diwakili oleh tulisan. Sehingga di sinilah letaknya sebuah tulisan, bagaimana cara mengatasinya?
Menjadi sebuah keniscayaan bagi para penulis untuk dapat menghidupkan kata-kata yang disusunnya. ia bukan hanya menyusun kalimat-kalimat mati, namun seharusnya kalimat-kalimat itu berbicara dan menjadi wakil bagi fenimena yang ada. Seperti apa kalimat-kalimat yang hidup?
Kalimat-kalimat yang hidup adalah setiap kalimat yang tersusun dalam sebuah tulisan yang dapat mewakili setiap kejadian secara nyata dan para pembaca dapat merasakan serta memahami makna yang ada padanya. Kalimat ini di susun sesuai dengan logika manusia dengan sentuhan rasa jiwa. Bisa memahaminya? Saya pernah membaca buku fenomenal Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyyah, tulisan beliau benar-benar hidup dan dapat membangkitkan kita, ia merasuk ke dalam jiwa hingga setiap orang yang membacanya larut di dalamnya.
Lantas bagaimana caranya agar dapat membuat kalimat yang hidup? Jawabannya hanya satu yaitu menulis, menulis dan menulis. Dengan latihan terus menerus kita akan menemukan kalimat-kalimat hidup yang dapat membangkitkan pembaca...... Silahkan dicoba....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...