Laksana bahtera di lautan, diriku butuh seorang teman. Teman mengayuh biduk bahtera, agar sampai di nirwana. Kiranya dinda masih mengharap kanda? Izinkan.........
Izinkan kanda merangkai kata, biarkan angin berhembus ke barat. Ia tak akan membawa hatiku yang terhambat. Dalam dekap sang penyedap. Tunggu kanda....
Tunggu kanda di tepi harapan, duhai kiranya sang pujaan di hadapan. Tak ada yang bisa kanda ucapkan, sekadar bisikan “Mari hati kita satukan, dalam kelambu kedamaian”.
Ibarat mentari, hati ini tak pernah mati. Menanti sang belahan hati, kembali semerbak mewangi. Kekasih hati, lihatlah diri ini dalam sepi sunyi, tetap menanti dikau kembali.
Lembah duka di depan mata, jurang sengsara di pelupuk jiwa. Duhai dinda, sekian lama kanda merana. Telah tiba masanya kita bersama. Wahai purnama sampaikan salam tuk dinda….
Kiranya dinda kian dewasa, bawalah kanda ke angkasa. Agar tak ada makhluk di sana yang mampu memisahkan kita berdua. Dinda, Kanda merasa bahwa kita kan bersua.....
Kita kan bersua..... dalam suka penuh cinta. Tak ada lagi duka, luka dan nestapa. Mari sambut esok penuh ceria, semoga ada buah hati di sana. Mari kembali kita bina.......
Kala malam makin kelam, ketika angin kian dingin. Mentari tak bersinar lagi. Kulit ini serasa mati, hati tak lagi peduli. Raga rasa tak bernyawa lagi, Dinda penyembuh lara......
Ilahi...........perpisahan bukan pilihan, kebersamaan adalah harapan. Sayang......terlalu susah tuk dilupakan, terlalu indah untuk diubah. Satu pintaku “Satukan kami dalam ridhoMu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...