Seorang kawan pernah mengeluh kepada saya "Pak saya ini dulu terkena stroke karena kurang bersyukur" saya hanya bisa menjawab "Bisa jadi itu betul, tapi hanya salah satu dari penyebab stroke bapak, karena sykur sendiri bukan hanya dengan ucapan tapi juga dengan perbuatan dan hati yang penuh ddengan keyakinan". Memang benar bisa jadi seseorang itu mengalami suatu musibah yang kemudian Allah ta'la menyembuhkannya namun tidak dengan segera. Ketika jasadnya sembuh namun hatinya masih mengalami sakit. Ini barangkali yang menimpa teman saya ini, karena setelah ia melewati masa-masa kritis terkena stroke dan dia sembuh, namun rasa khawatir, takut, merasa keyakinannya kurang dan merasa dirinya kurang bersyukur masih menggelayut dalam hatinya, "Saya itu dulu memiliki masa depan yang gelap pak" begitu katanya.
Benarkah ia kurang bersyukur? Bersyukur adalah kolaborasi antara keyakinan, ucapan dan tindakan, ketiganya tidak dapat dipisah-pisahkan. Dimensi syukur yang pertama yaitu keyakinan, ini berarti setia[ kita haraus yakin bahwa segala nikmat yang ada adalah berasal dariNya, Allah-lah yang memberikan semua kenikmatan itu, ini adalah pondasi dasar kita dalam bersyukur. Dimensi kedua yaitu ucapan : ketika seseorang bersyukur maka secara otomatis ia akan mengucapkan "Alhamdulillah", itu adalah ucapan syukur kepada Allah ta'ala. tidaklah salah ketika masayarakat memahami syukur hanya dengan ucapan ini saja, namun ada yang lebih bermakna jika syukur itu juga memiliki dimensi yang ketiga yaitu syukur dengan tindakan. Maksudnya adalah syukur adalah menggunakan kenikmatan tersebut untuk hal-hal yang sesuai dengan perintahNya. maka ketika seseorang hanya bersyukur dengan lisannya sementara tindakannya tidak sesuai maka tidaklah seseorang dikatakan bersyukur. Di antara tindakan sebagai aplikasi dari syukur adalah mengggunakan kenikmatan tersebut untuk menyebarkan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.
Maka ketika teman tadi menganggap diribnya kurang bersyukur, itu bisa saja terjadi karena syukur yang selama ini dilakukan hanya sebatas ucapan saja, sedangkan hatinya terkadang lali bahwa semua kenikmatan tersebut adalah berasal dari Allah ta'ala. Selain itu ia juga tidak menggunakan segala kenikmatan tersebut untuk sesuatu yang dapat mendatangkan keridhanNya. Marilah kita bersyukur dengan hati, lisan dan perbuatan kita..... Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...