Oleh: Abu Aisyah As-Silasafi
Bahasa Arab adalah bahasa dengan perkembangan sangat signifikan, ia telah
melintasi pedalaman Afrika sampai ke jantung Eropa, ia juga telah menembus Asia,
Cina hingga ke timur jauh yaitu Indonesia. Bahasa Arab telah dikuasai oleh
berbagai suku bangsa di dunia. Dari suku Persia hingga suku Papua, dari
masyarakat metropolis London hingga masyarakat Agraris Nomaden. Semua
mempelajari bahasa Arab dan mereka tidak merasakan kesulitan dalam
mempelajarinya.
Ada beberapa “mukjizat” kenapa bahasa Arab dapat dengan mudah
dipelajari dan dipahami oleh masyarakat Ajam (Non Arab) : Pertama, keajegan
tata bahasanya. Bahasa Arab memiliki tata bahasa (grammar) yang paling
lengkap di antara bahasa yang ada di dunia ini, sifatnya yang ajeg
memudahkan bagi setiap orang untuk mempelajarinya.
Kedua, bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam, maka dorongan dan semangat keagamaan
sangat mendominasi dalam proses pembelajaran, hal ini memacu setiap muslim untuk
bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.
Ketiga, metode pembelajaran bahasa Arab terus berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman. Jika dulu cara belajar bahasa Arab di dominasi dengan dengan
hapalan matan dan kaidah-kaidah bahasa Arab yang njlimet, kini pembelajaran
bahasa Arab dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan, misalnya dengan
multi media dan tekhnologi modern.
Metode
pembelajaran Bahasa Arab
Secara general dapat disebutkan bahwa metode pembelajaran bahasa
Arab terbagi menjadi dua jenis, Pertama : Metode pembelajaran bahasa Arab klasik
dan Kedua : Metode pembelajaran bahasa Arab Modern.
Di antara metode pembelajaran bahasa Arab klasik adalah metode yang masih
dipraktekkan oleh pesantren-pesantren salafiyah di Indonesia. Metode ini menitikberatkan
pada penguasaan mufrodat (kosa kata). Dalam metode ini setiap peserta
didik diharuskan untuk menghapal setiap kosa kata yang diberikan setiap hari,
dalam satu pekan (minggu) mereka
diharuskan menyetor hapalan kosa kata tersebut. Selain menghapal kosa kata,
mereka juga diberikan beberapa contoh kalimat yang tersusun dari mufrodat yang
mereka hapalkan.
Di beberapa pesantren seperti Pesantren Modern Gontor pembelajaran bahsa
Arab lebih ditekankan kepada tathbiq atau praktek langsung. Dalam hal
ini bahasa Arab menjadi bahasa keseharian yang wajib dipraktikkan oleh setia
santri. Pada awalnya kekurangan mufrodat menjadikan bahasa arab versi Indonesia
tersebar di kalangan santri, sehingga muncul istilah kata-kata “Arab-Indonesia”
semisal “La madza-madza” atau “namsyi-namsyi”. Para perkembangan
tahun-tahun berikutnya para santri telah mampu mempraktekan bahasa Arab secara
lancar. Dan kini pesantren ini telah diakui tidak hanya secara nasional tapi
juga dunia internasional.
Keunggulan dari metode klasik adalah jumlah kosa kata siswa yang terus
bertambah setiap hari sehingga menjadi modal dasar untuk menyusun sebuah
kalimat dalam bahasa Arab. Metode ini cocok diterapkan bagi anak-anak usia
sekolah. Karena menekankan hapalan kosa kata maka metode ini kurang cocok untuk
orang dewasa. Kelemahan dari metode ini adalah memerlukan waktu yang cukup lama
dan berkesinambungan dalam arti diperlukan adanya continouity dalam
proses pembelajarannya.
Secara substantive metode ini menggunakan model syafawi yaitu
siswa diberikan contoh cara mengucapkan suatu kata atau kalimat, setelah itu
secara bersama-sama mereka mengulangi apa yang telah diucapkan oleh ustadznya.
Metode pengulangan seperti ini cukup efektif diterapkan bagi anak-anak. Target
utama dari metode adalah agar siswa mampu berbicara dan membaca kitab-kitab
dalam bahasa Arab.
Adapun metode pembelajaran bahasa Arab modern meliputi model pembelajaran
yang difokuskan pada keahlian tertentu, misalnya hanya untuk penguasaan tata
bahasa dengan target mampu untuk membaca kitab-kitab berbahasa Arab atau hanya
menekankan pada muhadatsah (percakapan) sehari-hari. Saat ini berkembang
pula bahasa Arab yang difokuskan pada satu bidang saja seperti bahasa Arab
untuk TKW (tenaga kerja wanita), Turis, Pelajar, Penguasaha dan lain-lain.
Model pembelajaran bahasa Arab modern telah menggunakan multimedia
sebagai sarana berinteraksi antara ustadz dan santrinya. Pembelajaran bahasa
Arab menggunakan multimedia seperti dikembangkan oleh metode Aflat yang
menghadirkan pembelajaran bahasa Arab dengan tekhnologi modern. Metode yang
digunakan meliputi tasmi’ yaitu mendengarkan dan melihat langsung ke
layar, melatih pendengar dilakukan secara langsung dengan melihat gerak dalam
film yang mereka tayangkan. Sedangkan untuk pengucapan dibantu oleh ustadz yang
mengajarkannya.
Metode pembelajaran bahasa Arab modern juga dititik beratkan pada waktu
yang lebih dipersingkat dengan materi yang dipadatkan sesuai dengan kebutuhan
khusus peserta didik. Misalnya saat ini berkembang Arabic For Understanding
The Holy Qur’an atau Al-Arabiyyah li fahmil qur’an yaitu
pembelajaran bahasa Arab yang difokuskan untuk memahami Al-Qur’an atau
al-hadits. Selain itu kini juga berkembang model pembelajaran bahasa arab
dengan waktu hanya 30 jam, 24 jam dan 8 jam.
Ahik Ahik
BalasHapus