Oleh
: Abu Aisyah
Tradisi mudik saat ini telah menjadi semacam ritual menyambut hari
raya Idhul Fitri bagi masyarakat muslim di Indonesia. Kembali ke kampung
halaman menjadi klangenan tersendiri bagi masyarakat yang merantau dan
tinggal di kota-kota besar. Saya sendiri juga menikmati ritual ini, karena
memang saat-saat lebaran inilah kita bisa bertemu dengan seluruh keluarga dan teman-teman lama di kampung. Tidak ada waktu
lain selain hari raya ini, semua keluarga bisa berkumpul dan saling menikmati
nostalgia masa lalu.
Lebih dari itu saya lebih memaknai mudik ini sebagai bentuk berbuat
baik kepada orang tua, setiap kali lebaran tiba saya memang selalu pulang ke
kampung. Saya hanya ingin melihat orang tua bahagia karena seluruh keluarga
bisa berkumpul. Jadi mudik dalam hal ini lebih saya maknai sebagai bentuk
berbuat baik kepada orang tua. Tentu saja ini menjadi ritual yang penuh dengan
kebahagiaan dan lebih dari itu lebih bernilai ibadah. Saya hanya ingin
membahagiakan kedua orang tua, jadi yang memang setiap tahun menikmati ritual
ini.
Bagi sebagian orang bisa jadi memaknai mudik dengan cara yang
berbeda, mereka akan pulang ke kampung dengan menampakan segala prestasi selama
tinggal di kota, atau sebagian lagi akan menampakan gaya hidup kota yang sering
sekali tidak sesuai dengan norma dan budaya desa. Ini jelas tidak sesuai dengan
tujuan utama dari hari raya. Walaupun secara syar’i bisa jadi ritual ini tidak
pernah ada pada masa Nabi, apalagi jika dikaitkan dengan tradisi muslim
Indonesia ketika hari raya tiba. Saya melihat bahwa pada dasarnya budaya ini
sah-sah saja selama tidak menyelisihi nash-nash shahih, tentu saja yang paling
penting dari semua itu adalah meluruskan niat kita untuk melakukan ritual mudik
ini. Mari jadikan segala aktifitas kita adalah lillah (karena Allah ta’ala)
wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...