Oleh : Abu Aisyah
Tidak terasa hari ini kita telah memasuki hari-hari terakhir bulan
ramadhan, tepatnya hari ke-23 dari Ramadhan 1433 H. Sudah selayaknya kita untuk
merenung sejenak, berintospeksi diri dan bermuhasabah “Sudah berapa banyak
amalan yang kita lakukan pada hari-hari sebelum ini?’. Sebuah pertanyaan yang
hanya kita yang bisa menjawabnya. Jawabannya sendiri bukanlah sebuah teori,
namun bagaimana aplikasi yang selama ini terjadi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bisa jadi selam awal-awal ramadhan ini
kita masih disibukan dengan berbagai aktifitas dunia, yang PNS masih sibuk
dengan pekerjaannya, yang pedagang makin sibuk di tempat perdagangannya dan
semua masih sibuk dengan segala aktifts keduniaannya. Pada dasarnya hal itu
tidaklah mengapa, selama senantiasa diiringi dengan amal-amal ukhrawi, apalagi
di bulan yang mulia ini. Namun akan lebih berarti jika hari-hari ini kita isi
dengan berbagai amalan ukhrawi sebagai bentuk pengagungan terhadap ramadhan
tahun ini.
Jika manusia hanya memiliki tiga hari dalam hidupnya yaitu kemarin,
hari ini dan besok. Maka ramadhan ini kita juga memiliki tiga hari tersebut,
maksudnya adalah bahwa jika kita ingiin bermuhasabah maka lihatlah amalan apa
yang telah kita lakukan kemarin, amalan apa yang bisa kita kerjakan hari ini
dan amalan apa yang akan kita kerjakan untuk esok. Jika selama ini kita lalai
mengisi ramadhan, maka hari ini kita harus bisa beramal untuk memperbaikinya,
dan esok kita telah memiliki planning untuk menyiapkan amalan-amalan yang bisa
kita lakukan. Tidak sulit untuk membuat sebuah blue print amal kebaikan, hanya
bisa jadi dengan sejuta alasan semuanya tinggal rencana.
Selanjutnya, apa yang bisa kita lakukan saat ini? Jawabnya mudah
dan mengamalkannyapun mudah bagi orang-orang yang dimudahkan Allah ta’ala. Pada
hari-hari akhir ramadhan ini kita masih memiliki kesempatan untuk mendulang
kebaikan, adanya malam lailatul qadar adalah anugerah bagi mereka yang
bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Jika selama ini malam lailatul qadar
seolah-olah turun begitu saja dari langit, maka ini tidak tepat. Hal ini
dikarenakan malam yang lebih bak dari seribu bulan ini adalah sebuah hidayah
yang hanya diberikan kepada orang-orang yang senantiasa bermujahadah di bulan
penuh barakah ini. Sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk
mendapatkannya. Selain itu, adanya syariat zakat juga menjadi amalan yang bisa
kita lakukan untuk menutup ramadhan ini sebagai bentuk ketaatan kepada
Ar-rahman dan solidaritas sesame insan. Setelah ramadhan selesai kita juga
disunnahkan untuk puasa enam hari di bulan syawal sebagi penyempurna ramadhan. Rasulullah
bersabda bahwa barang siapa yang berpuasa pada enam hari di bulan syawal
setelah berpuasa di bulan ramadhan maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun
secara sempurna. Masya Allah, inilah di antara kemuliaan ramadhan yang kita
sering lupa atau melupakan… Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...