Rabu, 22 Maret 2023

Trend Saling Meminta Maaf di Awal Ramadhan

Oleh: Misno Mohamad Djahri

 


Salah satu fenomena yang terjadi di awal Ramadhan adalah sebagian masyarakat yang meminta maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja atau tidak. Trend ini semakin meluas seiring dengan perkembangan media sosial, sehingga menjadi semcam keharusan bagi umat Islam untuk saling meminta maaf ketika akan memasuki bulan mulia ini.

Sejatinya tidak jauh berbeda dengan tradisi lainnya yaitu saling bermaaf-maafan di hari Raya Idhul Fitri dan terkadang ada juga di Idhul Adha. Sebagai sebuah trend yang berkembang di masyarakata tentu saja kita sebagai muslim tidak dengan mudah mengikutinya tanpa adanya ilmu. Ini sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. QS. Al-Isra: 36.

Merujuk pada ayat ini maka kita sebagai muslim tidak boleh sembarangan mengikuti suatu amalan yang belum kita ketahui ilmunya. Apalagi itu terkait dengan syiar-syiar agama yang telah dijelaskan secara sempurna oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dan dilaksanakan oleh para shahabatnya.

Terkait dengan saling meminta maaf di awal Ramadhan, maka ini didasarkan pada salah satu riwayat yang banyak beredar di masyarakat, yaitu riwayat “Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah. Do’a Malaikat Jibril itu adalah “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: pertama, Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada). Kedua, Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri; ketiga, Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Sayangnya riwayat ini tidak ada sumbernya sama sekali, khususnya lafadz ““Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: pertama, Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada). Kedua, Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri; ketiga, Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya”. Sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk saling meminta maaf di awal Ramadhan, apalagi meyakini riwayat tersebut dan mengamalkannya serta menjadikan seolah-olah menjadi syiar agama Islam.

Riwayat yang shahih terkait dengan hadits tersebut adalah:

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”. HR. Al Mundziri, Adz Dzahabi dan Ibnu Hajar Al Asqalani.

Riwayat ini berbeda dengan riwayat sebelumnya yang menambahkan lafadz saling meminta maaf, sehingga saling meminta maaf di awal Ramadhan merupakan sesuatu yang tidak ada sandarannya dan tidak pernah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, para shahabat dan generasi Islam terdahulu.

Adapun apabila kita melakukan kesalahan, baik yang disengaja atau tidak maka hendaknya segera untuk meinta maaf tanpa menunggu awal Ramadhan atau hari raya Idhul Fitri. Sebagaimana dasar yang sudah jelas dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS. Al-A'raf: 199)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda "Barangsiapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". HR. Bukhari.

Oleh karena itu mari sebagai muslim kita beramal dalam agama sesuai dengan apa yang ada di dalam al-Qur’an dan al-Hadits yang shahih serta dilaskanakan oleh para shahabat. Karena hanya dengan beragama menghikuti manhaj merekalah keselamatan dan kebahagiaan akan didapatkan. Wallahu a’lam. Malam Awal Ramadhan 1444 H (22032023).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...