Oleh : Abdurrahman MBP
Al-Mizah dalam bahasa Arab berarti bercanda atau bergurau, dan sebagaimana kita tahu bahwa bergurau atau bercanda adalah melakukan suatu perbuatan atau mengucapkan suatu perkataan dengan maksud main-main bukan dengan sebenarnya tujuannya agar orang lain tertawa atau merasa terhibur dengannya , bila kita melihat di TV maupun di berbagai surat kabar maka gurauan ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat sampai-sampai banyak sekali acara-acara di TV yang membawakan acara gurauan ini, begitu juga dimajalah dan surat kabar sehingga ada majalah yang khusus membahas tentang gurauan ini.
Islam sendiri sebagai Dien (agama) yang mengatur seluruh kehidupan manusia, sangat memahami manusia dan memberikan waktu untuk bercanda atau bergurau, namun bedanya semua gurauan dan canda dalam Islam diatur sehingga hal ini tidak membawa mudhorot bagi pelakunya, hal ini dilakukan karena apabila kita terlalu banyak berguraupun tidak baik dalam pandangan agama ini, karena Islam adalah agama yang memandang bahwa hidup ini adalah serius , karena itu seorang muslim akan berhati-hati menjalani hidup ini , selalu bersikap cermat dan bersungguh-sungguh, bukan dengan santai dan terlalu banyak bercanda.
Nabi sendiri sebagai seorang yang termulya diantara manusia beliau melakukan seluruh aktivitas kehidupannya dengan serius, akan tetapi beliaupun sekali-kali bercanda untuk menyegarkan suasana, dan itupun atas dasar kebenaran artinya walaupun beliau bercanda akan tetapi itu adalah benar.
Tertawa itu racun.
Dalam sebuah kesempatan beliau Abu Dzar, seorang Shahabat Rosul pernah datan kepada Nabi dan meminta nasihat darinya , maka Nabi bersabda :
إياك وكثرة الضحك فإنه يميت القلب
“ …jauhilah olehmu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan ( melumpuhkan ) hati….”
Hati adalah raja bagi seluruh anggota badan , maka jika raja ( hati ) ini mati maka akan rusaklah seluruh anggota badan sebagaimana sabda Nabi , dari Nu’man bin Basyir ia berkata aku pernah mendengar Rosul bersabda :
ألا وإب فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الججسد كله وإذافسدت فسد الجسد كله ألآ وهي القلب
….ketahuilah bahwasanya pada tubuh kita akan segumpal daging , maka apabila daging ini baik maka akan baiklah seluruh tubuh dan apabila daging ini rusak maka akan rusaklah seluruh tubuh semuanya ketahuilah segumpal daging itu adalah hati” HR Bukhory dan Muslim. Dari hadits diatasa kita dapat mengetahui bahwa dengan banyak tertawa maka hal itu dapat mematikan hati kita, dan ini adalah racun bagi diri kita baik fisik maupun mental kita, itulah sebabnya mengapa Rosul tidak pernah berlebihan dalam tertawa, karena itu apabila Rosul tertawa maka beliau hanya tersenyum sebagaimana haits yang diriwayatkan oleh Aisyah :
عن عائشة قالت : ما رايت رسولالله مستجمعا قط ضاحلا حتى ترى منه لهواته إنما كان يتبسم
“ dari Aisyah ia berkata : aku tidak pernah sama sekali melihat Rosul tertawa secara berlebihan sehingga terlihat anak lidahnya , sesungguhnya apabila Rosul tertawa beliau hanya tersenyum, HR Bukhory dan Muslim.
Karena itu hendaklah bagi kita untuk mencontoh beliau dalam tertawa ini,dimana beliau tidak pernah tertawa sampai berlebihan ( ngakak ) sampai terbuka lebar mulutnya, beliau hanya tersenyum dan memperlihatkan giginya.
Gurau dan hidup santai
Seseorang yang terlalu banyak bercanda akan mati hatinya, demikianlah yang disabdakan oleh Rosul, apabila seseorang telah mati hatinya maka dia akan sulit sekali untuk menerima kebenaran karena hatinya telah mati, karena itu juga seseorang yang hatinya mati maka dia tidak lagi mempunyai ghirah ( semangat ) dalam beragama ini sehingga apabila dia melihat kemungkaran-kemungkaran atau syariat Alloh banyak dilanggar maka hatinya tertutup untuk mencegahnya.
Seseorang yang hatinya mati juga hidupnya tidak pernah disiplin , dia tidak bisa mengatur waktu , dan sering menyia-nyiakan kewajiban ibadahnya, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya, ia menganggap waktu tidak punya arti sama sekali maka ia membiarkan waktu itu berlalu begitu saja tanpa memenfaatkannya untuk hal-hal yang positif.
Hati yang mati juga akan mengakibatkan tidak adanya kesungguhan dalam segala hal, kareana ia memandang bahwa hidup ini adalah main-main belaka , biasanya dia tidak suka diserahi pekerjaan yang berat-berat , dia malas berfikir otaknya cepat capai tubuhnya cepat layu dan dan sebagainya karena ia tidak pernah berlatih untuk hidup lebih serius.
Hati yang mati yang disebabkan karena banyak tertawa dan bersenda gurau memang hanya menghendaki hidup santai yang selanjutnya akan berakibat kerugaian besar bagi dirinya dan bagi masyarakat disekitarnya.
Bergurau dan Taqwa
Rosululloh pernah bersabda bahwa taqwa itu tempatnya didalam hati, karena itu jika seseorang terlalu banyak tertawa dan matilah hatinya maka hal ini akan berakibat lumpuhnya ketaqwaan seseorang , dan bila ketaqwaannya sudah rusak dan tidak sehat lagi maka hidup ini akan tidak sehat lagi dan ketaqwaanpun perlahan-lahan pudar dan hilang.
Bergurau dan Pergaulan.
Memang bergurau bisa menjadikan hubungan diantar kita semakin dekat, namun hal ini harus tetap dalam batas-batas syariat, karena jika sudah melanggar syariat maka tidak jarang gurauan itu menjadikan orang lain merasa tersinggung dan sakit hati sehingga timbulah dendam, sering kali kita temui perkelahian yang disebabkan karena gurauan yang keterlaluan, dan bahkan dengan gurauanyang keterlaluan ini juga terkadang terputuslah pesaudaraan antara sesame muslim , karena telah melewati adab dan kesopanan yang berlaku, karena itu apabila kita hendak bercanda hendaklah difikirkan terdahulu akibatnya.
Gurauan Nabi.
Tidak semua gurauan dan canda itu berakibat buruk , bergurau akan berakibat posotif apabila dilakukan dalam batas-batas tertentu dan ditempatkan pada tempat yang semestinya atau ada waktu yang sesuai, sebagaimana disebutkan diatas Nabi sendiri pernah bercanda dengan para shabatnya, namun semua canda beliau mempunyai maksud dan makna, bukan canda yang sia-sia dan tanpa arti :
عن أبى هريرة قال : قالوا : يا رسولالله إنك تدعبنا قال إنى لاأقول إلا حقا
“ Dari Abu Hurairoh ia berkata , Wahai Rosululloh ! sesungguhnya engkau juga bergurau dengan kami , Rosul bersabda : sesungguhnya aku tidak berkata melainkan hak ( benar ) HR Thirmidzi.
Dari hadits diatas kita dapa melihat bahwa Rosul juga bercanda dengan shahabat-shahabatnya akan tetapi semua yang dijadikan bahan gurauan beliau itu adalah benar, dan jelas tidak melanggar syariat.
Boleh bercanda tapi jangan berdusta.
Sebagaiman Nabi bercanda dan bergurau dengan para shahabatnya , kitapun dibolehkan melakukannya akan tetapi tidak boleh bercanda yang mengandung unsure dusta didalamnya sebagaimana Nabi melarangnya :
عن بخز بن حكيم عن أبيه عن جده قال سمعت رسولالله يقول : ويل للذين يحدث بالحديث ليضحك به القوم فيكذب ,ويل له ويل له
“ Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari Kakeknya ia berkata Rosululloh bersabda : celakahlah bagi orang yang becerita ( dengan maksud ) agar orang lain tertawa, tetapi dia berdusta, celakalah dia, celakalah dia… HR Thirmidzi.
Berdusta ( berbohong ) dalam Islam sangat dilarang, dan pada hadits diatas juga melarang kit berdusta kepada orang lain walaupun hanya bercanda , karena hal itupun termasuk berdusta, hal ini seharusnya menjadi perhatian kita dimana saat ini kita lihat banyak sekali para pelawak yang berbicara dusta agar orang lain tertawa: “ Dari Sufyan bin Asid Hadhramy ia berkata : aku pernah mendengar Rosul bersabda :
كبرت خيانتة أن تحدث أخاك حديثا هو لك به مصدق و أنت له به كاذب
besar pengkhianatanmu, engkau berkata sesuatu perkataan kepada saudaaaramu dan dianggap benar olehnya padahal engkau berdusta HR Abu Dawud.
Jangan menakut-nakuti
Diantara bentu Canda ( gurau ) yang banyak dilakukan oleh anak-anak dan remaja adalah melakukan sesuatu yang membuat temannya terkejut atau merasa takut, misalnya berpakaian seperti pakaian mayat di malam hari agar teman ynag melihatnya mejadi takut dan lain sebagainy, bercanda semacam ini dilarang oleh Rosul :
عن عبد الرحمن بن أبى ليل قال حدثنا أصحاب محمد أنهم كانوا يسرون مع النبى فنام رجل منهم فأنطلق بعض هم إلى حبل معه فأخذه ففزغ فقال النبى : لا يحل لمسلم أن يروع مسلما
“ Dari Abdur-rahman bin Abi Lailaia berkata : Shahabat-shahabat Nabi pernah bercerita kepada kami bahwa mereka pernah berjalan ( dimalam hari ) bersama Rosul lalu salah seorang diantara mereka tidur, lalu seorang diantara meeka pergi mengambil tali yang dibawanya ( oleh yang sedang tidur ) iapun terkejut, maka Nabi bersabda : tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya HR Abu Dawud.
Jangan menyembunyikan barang orang lain
Kebiasaan lain dari cara bergurau adalah menyembunyikan barang-barang milik temannya, seperti menyembunyikan sandal, sepatu jam yangan, pensil, pena dll, cara gurau seperti ini tidak dibenarkan oleh Islam sebagaimana larangan Nabi :
لا ياخذن أحدكم متاع أخيه لاعبا ولاجادا
janganlah salah seorang diantar kamu mengambil barang saudaranya dengan maksud main-main atau benar-benar HR Abu Dawud.
Itulah beberapa larangan dalam bercanda yang diajarkan oleh Islam, dan jika kita praktekan maka hal ini tidak akan membawa mudhorot bagi kita bahkan menjadikan persaudaraan kita semakin erat.
Beberapa contoh canda Rosululoh
Canda-canda Rosul selalu membawa hikmah dan makna yang agung, dan selalu sesuai denga syariat Islam, berikut ini kami bawakan sedikit tentang canda Rosul :
عن الحسن البصرى قال أتت عجوز إلى النبى فقالت : يا رسول الله أدع الله أنيدخلنى الجنة فقال يا أم فلان إن الجنة لايدخلوها عجوز قال : فولت وهى تبكى فقال النبى أخبزوها أنها لاتدخلوها وهى عجوز إن الله تعالى إنا أنشأنا هاإنشاء فجعلنهن أبكار عربا أتراب
Dari Hasan Al-Basry ia berkata telah datang wanita tua kepada Rosul lalu iapun memohon : wahai Rosul do’akanlah aku agar dapat masuk surga , maka Rosul menjawab : wahai ibu fulan ! sesungunya surga itu tidak dimasuki oleh perempuan tua ( seperti kamu ) “ Hasan Al-Basri berkata “ kemudian wanita tua itupun pergi dan menangis, lalu Rosul bersaabda : katakanlah kepadanya bahwa ( yang kumaksudkan ) ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua usia ( seperti sekarang ini) sesungguhnya Alloh berfirman : yang kami jadikan mereka itu perawan-perawan yang penuh percintaan lagi sebaya HR Thurmudzi.
Perhatikanlah canda rosul diatas , jawaban Nabi bahwa surga tidak dimasuki oelh perempuan tua itu membuat wanita tersebuut menangis karenamerasa dirinya tidak akan masuk surga, wanita tadi rupanya kutrang cepat berfikir sehingga Rosul perlu menjelaskan bahwa yang dimaksud adaah seperti firman Alloh dalam suratAl-Waqi’ahayat 35-36, yakni disurga nanti tidak akan dijumpai orang-orang tua karena semuanya akan dikembalikan dalam keadaan muda belia.
Dalam canda diatas tidak ada perkataan dusta atau hal yang sia-sia, jawaban beliau justru berdasarkan ayat Al-Qur’an yang ternyata belum diketahui oleh wanita tua tadi.
Dari Anas bahwasanya seorang laki-laki datang menemui Nabi lalu berkata : wahai Rosululloh naikanlah aku diatas kendaraan ( onta ), maka Nabi menjawab:
إنا حاملك على ولد ناقة قال : وما أصنع بولد الناقة ؟ فقال النبى وهل تلد الإبل إلا النوق ؟
sesungguhya kami akan menaikan anda deiatas anak onta , orang itu berkata lagi : apa yang dapat kubuat dengan anak onta tersebut ? maka Nabi menjawab : bukan onta itu tidak beranak kecuali onta ( juga ) HR Abu Dawud
Bagi orang yang kurang cepat berfikir memang jawanban nNabi itu akan memberi makna seperti yang ditangkap oleh laki-laki dalam hadits iatas, ia mengira bahwa yang akan diberikan adalah seekor anak onta yang masih kecil, yang tentu saja tidak dapat ditungganginya seperti yang dimaksudkan, orang itu baru mengerti maksud Nabi setelah dijelaskan bahwa semua onta ituadalah anak onta.
Dari Auf bin Malik Al-Asja’I ia berkata :
عن عوف بن مالك الأشجعى قال أتيت رسول الله فى غزوة تبوك وهو فى قبة من أدم فسلمت فرد فقال أدخل فقلت أكلى يا رسول الله ؟ قال كلك فدخلت
Aku pernah mendatangi Rosul pada waktu peperangan Tabuk dan beliau sedang berada di dalam kemah yang terbuat dari kulit lalu aku memberi salam kepada beliau dan beliau menjawabnya seraya berkata “ masuklah “ kemudian aku bertanya semuaku ya Rosululloh ? beliau menjawab ya semuamu maka akupun masuk HR Abu Dawud.
Auf bin Malik bertanya semuaku ? itu maksudnya apakah aku harus masuk dengan semua tubuhku ? ia bertanya demikian karena kemah Nabi waktu itu sangat kecil sehingga sulit untuk dimasuki , tetapi Nabi yang mempunyai rasa humor yang tinggi langsung memberikan jawaban dan mengerti apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.
Dalam canda –canda diatas kita tidak mendapati hal-hal yang negatif dan tidak pula kita jumpai kata-kata dusta atau pelanggaran terhadap syariat Islam, dan canda yang demikianlah yang beliau contohkan dan yang sehat dan dibenarkan oleh Islam.
Semoga kita dapat menghindarkan diri dari canda-canda serta gurauan-gurauan dan lawak-lawak yang tidak bermanfaat yang hanya membuang-buang waktu serta akan mematikan hati kita , semogalah kita dijauhkan dari hal-hal yang akan merusak ketaqwaan kita melalui gurauan dan canda yang tidak bermanfaat, dan agar kita menjadi muslim yang yang baik seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits :
من حسن الإسلام المرء تركه ما لايعنيه
“ Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya, HR Thurmudzi.