Oleh : Abu Aisyah
Memberikan komentar, mengritik dan menyalahkan pemain adalah kebiasaan buruk para penonton. Entah itu penonton pertandingan sepak bola, voli, basket dan permainan lainnya. Sudah menjadi kebiasaan jika pemain tidak sesuai yang diharapkan atau penampilannya mengecewakan para penonton akan segera mengritiknya. “Masa' seperti saja tidak bisa” begitu kurang lebih ucapan mereka. Paling mudah memang menjadi penonton, melihat dari segala sudut dan membayangkan ia akan dengan mudah mematahlan serangan lawan. Benarkah demikian?
Perbedaan keadaan antara seorang penonton dan pemain sangat jauh berbeda, jika penonton hanya duduk di kursi, konsentrasi tanpa keluar keringat kalau perlu sambil bawa makanan ringan dan hanya bisa teriak-teriak. Sementara para pemain mengejar bola ke sana ke mari, berkeringat, banting tulang dan mengerahkan semua potensinya untuk bekerjasama mengalahkan lawan. Sangat jauh berbeda antara penonton dan pemain.....
Dalam dunia dakwahpun demikian, para penonton dakwah dan ahli teori sering sekali melontarkan pendapat, kritik, hujatan dan sering menyalahkan para da'i (juru dakwah) yang terjun langsung ke medan dakwah. Mereka hanya bisa mengritik dan memberikan ide-idenya, hanya sebaga penonton yang duduk manis di pinggir lapangan, tidak lebih dari itu. Sementara para da'i dengan segala kemampuannya mengajak umat yang memiliki berbagai karakter kepada jalan Islam. Jelas jauh berbeda antara para da'i yang terjun ke lapangan dakwah dengan mereka yang hanya uncang-uncang di kursi malas dengan pendingin udara yang setia menemani mereka.
Dalam dunia tulis-menulis pun demikian, para pembaca seringkali hanya bisa mengritik, memberi komentar, dan menyalahkan padahal dia sendiri hanya bisa menonton tidak lebih dari itu.
Menjadi penonton adalah profesi yang semua orang bisa melakukan, duduk di balkon sambil menikmati makanan ringan mengomentari para pemain yang berjuang di tengah lapangan dan menyalahkan jika terjadi kekalahan.
Akankah kita selalu menjadi penonton dalam lapang dakwah, dalam dunia penulisan dan dalam menyebarkan Islam? Jangan hanya jadi penonton !!! jadilah pemain yang berjuang, bekerjasama dengan tim menggali seluruh potensi diri untuk mengalahkan lawan dan meraih kemenangan yang membawa kepada kebahagiaan. Saatnya kita menjadi pemain yang tidak hanya bisa berkomentar, kita bisa melakukannya tanpa perlu banyak berteori, jadilah pemain di medan dakwah yang senantiasa menyeru kepada jalan Ar-Rahman. Jadilah pemain di dunia penulisan yang akan menggoreskan pena kebajikan untuk kejayaan Islam. Jangan hanya jadi penonton !!! jadilah pemain....... kerahkan potensi diri kita untuk mendapatkan keridhanNya. Jangan banyak kata, banyaklah bekerja karena yang menjadi kontribusi kita adalah amalan bukan hanya perkataan. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...