Sabtu, 02 Februari 2013

Khalifah Harun Ar-Rasyid

Oleh : Andi Sabrina


Harun Ar-rasyid lahir di Rayy, Iran pada tahun 766, Harun Ar-rasyid adalah khalifah kelima dari kekhalifahan abbasiyah dan memerintah dari tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdikhalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah khalifah yang keempat. Ibunya bernama Jurasyiyah wanita mantan Al-Khayzuran, Beliau sangat memilik pengaruh yang besar terhadap Harun Ar-rasyid.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-rasyid dikenal dekat dengan keluarga Bermakid dari Persia (Iran). Dimasa mudanya Harun Ar-rasyid banyak belajar dari Yahya Ibn Khalid Al-Barmak, Beliau termasuk salah seorang pendukung setia Jurasyiyah, Ibu dari Harun Ar-rasyid.
            Ketika Harun berusia 18 tahun, ia sudah menunjukkan rasa keberaniannya dan keterampilannya sebagai seorang prajurit. Ayahnya saat itu menjadi khalifah islam yang memungkinkan dirinya menjadi salah seorang pasukan melawan musuh-musuh Islam hingga ia memenangkan banyak pertempuran. Dalam kisah 1001 Malam, Harun Ar-rasyid digambarkan sebagai sosok pemuda yang pemberani yang memenangkan banhyak pertempuran.
            Ketika Harun memasuki usia remaja, Harun Ar-rasyid banyak memipin  pertempuran melawan Kekaisaran RomawiTimur, karna selalu menjadi pemimpin dalam setiap pertempuran dan keberhasilannya beliau berhasil memperoleh gelar Jendral dengan sebutan `Al-Rasyid` (yang mengikuti jalan yang benar, atau orang yang benar). Dia juga tunjuk sebagai Gubernur Armenia, Azerbaijan, Suriah dan Tunisia, yang diberikan yahya untuknya. Kemudian Harun Ar-rasyid diangkat menjadi khalifah pada tanggal 14September ( 15 Rabi’ul Awal 170 H) tepat pada bulan kematian saudaranya `Hadi` yang meninggal secara misterius di tahun  786.
Setelah diangkat menjadi khalifah, Harun Ar-rasyid langsung menunjuk Yahya dari Makid sebagai Wazirnya, memasang kader bermakid sebagai administrator.
            Harun Ar-rasyid menjadi khalifah ketika ia hampir mencapai usia 21 tahun. Harun membangun istana di kota Bagdad, ia membangun istana jauh lebih megah dan indah dari khalifah yang ada pada saat itu. Disana lah ia membangun istananya dan hidup ddalam kemuliaan besar yang memiliki ratusan abdi dan budak.
            Harun  dikenal sebagai sosok yang adil dan sangat peduli kepada rakyatnya hal ini dibuktikan dari tindakan beliau yang selalu ingin tahu keadaan rakyatnya, terkadang ia menyamar dimalam hari dan berada di pasar atau jalanan untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang yang lewat disekitar dan bertanya pada penduduk mengenai keadaan kepemimpinannya dengan cara ini lah ia dapat mengetahui apakah rakyatnya puas atau tidak atas kpemimpinannya.
             Meskipun masa pemerintahan khalifah Harun Ar-rasyid membawa kondisi yang aman dan tidak ada pemberontakkan besar, ada juga pemberontakan lokal. Diawal pemerintahan Harun Ar-rasyid timbul masalah di Mesir, Suriah, Mesopotamia, Yaman, dan Daylam (selatan Laut Kaspia).
             Ada beberapa kejadian pada masa kepemimpinan Harun Ar-rasyid yaitu: Pada tahun 795M Harun meredam pemberontakkan Syiah dan memenjarakan Musa Al-Kazim, Pada tahun 796M Harun memindahkan Istana dan pusat pemerintahan dari bagdad ke Ar-raqqah, Pada tahun 800M Harun mengangkat Ibrahim Ibnu Al-Aghlab sebagai Gubernur Tunisia, Pada tahun 802 M Harun menghadiahkan dua gajah albino ke Charlemagne sebagai hadiah diplomatik, Pada tahun 803 M Harun memecat Yahya Bin Khalid sebagai Perdana Mentri karna korupsi.
            Harun Ar-rasyid juga membagi kerajaan antara putranya Al-Amin dan Al-Ma’mum, yang menjadi penerus Harun Ar-rasyid melawan musuh Islam. Harun Ar-rasyid wafat pada tanggal 24 Maret 809 (3 Jumada Tsani 193 H) yang  kemudian digantikan oleh putranya Muhammad Bin Harun Al-Amin,

Kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid


           Ketika tumbuh menjadi seorang remaja, Harun Ar-Rasyid sudah mulai diterjunkan ayahnya dalam urusan pemerintahan. Kepemimpinan Harun ditempa sang ayah ketika dipercaya memimpin ekspedisi militer untuk menaklukkan Bizantium sebanyak dua kali. Ekspedisi militer pertama dipimpinnya pada 779 M - 780 M. Dalam ekspedisi kedua yang dilakukan pada 781-782 M, Harun memimpin pasukannya hingga ke pantai Bosporus, Turki.  Dalam usia yang relatif muda, Harun Ar-Rasyid yang dikenal berwibawa sudah mampu menggerakkan 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal veteran.  Dari mereka pula, Harun banyak belajar tentang strategi pertempuran. Sebelum dinobatkan sebagai khalifah, Harun didaulat ayahnya menjadi gubernur di As-Siafah tahun 779 M dan di Maghrib pada 780 M. Dua tahun setelah menjadi gubernur, sang ayah mengukuhkannya sebagai putera mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya, Al-Hadi. Pada 14 Septempber 786 M, Harun Ar-Rasyid akhirnya menduduki tahta tertinggi di Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.

          Harun Ar-Rasyid berkuasa selama 23 tahun (786 M - 809 M). Selama dua dasawarsa itu, Harun Ar-Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke peuncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad ke-21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman. Ia kerap mengundang para tokoh informal dan profesional itu keistana untuk mendiskusikan berbagai masalah.

        Harun Ar-Rasyid begitu menghagai setiap orang. Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan dan status amat menghormati, mengagumi, dan mencintainya. Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin yang mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Terkadang Beliau menyamar di malam hari dan berada di jalanan atupun pasar, mendengarkan pembicaraan orang-orang yang bertemu dengannya dan bertanya kepada mereka. Dengan cara ini dia mengetahui apakah orang puas atau tidak atas kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim yang taat, Harun Ar-Rasyid sangat rajin beribadah. Konon, dia terbiasa menjalankan shalat sunah hingga seratus rakaat setiap harinya. Dua kali dalam setahun, Beliau kerap menunaikan ibadah haji dan umrah dengan berjalan kaki dari Baghdad ke Makkah. Ia tak pernah lupa mengajak para ulama ketika menunaikan rukun Islam kelima tersebut.  Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harus Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Pemerintahan yang bersih dari korupsi menjadi komitmennya.
         Di masa kepemimpinannya, Abbasiyah menguasai wilayah kekuasaan yang terbentang luas dari daerah-daerah di Laut Tengah di sebelah Barat hingga ke India di sebelah Timur. Meski begitu, tak mudah bagi Harun Ar-Rasyid untuk menjaga keutuhan wilayah yang dikuasainya. Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat terjadi di era kepemimpinannya. Pemberontakan yang sempat terjadi di masa kekuasaannya antara lain: Pemberontakan Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M), Pemberontakan Musa Al-Kazim (799 M), serta Pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M).
         Salah satu puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi awal kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah, perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada zamannya.

         Harun Ar-Rasyid juga berupaya dengan keras memajukan perekonomian serta perdagangan. Pertanian berkembang dengan begitu pesat, lantaran khalifah begitu menaruh perhatian yang besar dengan membangun saluran irigasi. Langkah tersebut mendapat dukungan rakyatnya. Kemajuan dalam sektor perekonomian, perdagangan dan pertanian itu membuat Baghdad menjadi pusat perdagangan terbesar dan teramai di dunia saat itu. Dengan kepastian hukum serta keamanan yang terjamin, berbondong-bondong para saudagar dari berbagai penjuru dunia bertransaksi melakukan pertukaan barang dan uang di Baghdad. Negara pun memperoleh pemasukan yang begitu besar dari perekonomian dan perdagangan itu serta tentunya dari pungutan pajak. Pemasukan kas negara yang begitu besar itu tak dikorup sang khalifah. Harun Ar-Rasyid menggunakan dana itu untuk pembangunan dan menyejahterakan rakyatnya. Kota Baghdad pun dibangun dengan indah dan megah. Gedung-gedung tinggi berdiri, sarana peribadatan tersebar, sarana pendidikan pun menjamur, dan fasilitas kesehatan gratis pun diberikan dengan pelayanan yang prima. Sarana umum lainnya seperti kamar mandi umum, taman, jalan serta pasar juga dibangun dengan kualitas yang sangat baik. Khalifah pun membiayai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang penerjemahan dan serta penelitian.  Negara menempatkan para ulama dan ilmuwan di posisi yang tinggi dan mulia. Mereka dihargai dengan memperoleh gaji yang sangat tinggi. Setiap tulisan dan penemuan yang dihasilkan ulama dan ilmuwan dibayar mahal oleh negara.

Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun al-
Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan dokter dan farmasi didirikan. Tingkat kemakmuran paling tinggi terwujud pada zaman Khalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi (Yatim, 2003:52-53). Dengan demikian telah terlihat bahwa pada masa Khalifah Harun al-Rasyid lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah yang memang sudah luas. Pengganti al-Rasyid dikenal sebagai Khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Ia juga mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Baitul-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.

Perkembangan Ilmu pengetahuan
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid , kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting dibidang pemerintahan. selain itu mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemah-terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.
2. Gerakan Terjemah
Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat
sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dari gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu pengetahuan, antara lain ;
a. Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Sina, al-
Ghazali,Ibnu Rusyid.
b. Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan , Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra ,Ar-Razi.
c. Bidang Matematika: Umar al-Farukhan , al-Khawarizmi.
d. Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Ilmu Umum
a.Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
2) Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
3) Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
4) Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
5) Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa,
Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
6) Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al
Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lainlain
7) Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah 
b. Bidang Kedokteran
1) Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2) Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai
penterjemah bahasa asing.
3) Thabib bin Qurra (836-901 M)
4) Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c. Bidang Matematika
1) Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
2) Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :
1) Al Farazi : pencipta Astro lobe
2) Al Gattani/Al Betagnius
3) Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4) Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni musik,
seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan lain-lain
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465 H).
Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkanfaham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam, Imam Ahmad bin Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).

Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upayaupaya
dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan
pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini
merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan
ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh KhalifahMansyur.


Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah


Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada pengeluaran. Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan negara. Dia mencontohkan Khalifah Umar bin Khattab dalam menguatkan Islam.
Dan keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam :
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali.
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-industrinya.
3. Perdagangan, Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan seperti:
a) Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang dilewati kafilah dagang.
b) Membangun armada-armada dagang.
c) Membangun armada : untuk melindungi parta-partai negara dari serangan bajak
laut.
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan perdagangan
dalam dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum muslimin melintasi segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh lautan. Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
1. Istana Qarruzzabad di Baghdad
2. Istana di kota Samarra
3. Bangunan-bangunan sekolah
4. Kuttab
5. Masjid
6. Majlis Muhadharah
7. Darul Hikmah
8. Masjid Raya Kordova (786 M)
9. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
10. Istana Al Hamra di Kordova
11. Istana Al Cazar, dan lain-lain (Ma’ruf,1996:39-40).


Baitul Hikmah


Latar Belakang Berdirinya Baitu Hikmah
Peradaban Islam mencapai puncak kejayaanya pada masa Dinasti Abbasiyah. Di masa ini, Islam menjadi kiblat peradaban dunia. Ketika Barat dan belahan dunia lainnya masih dirundung konflik dan penderitaan yang tidak kunjung berakhir, Baghdad telah menjelma menjadi kota yang sangat metropiltan di dunia. Taman-taman indah menghiasi setiap sudut kota, lampu penerang bertebaran,serta bangunan-bangunan cantik dengan arsitektur mengagumkan berdiri di sekeliling kota. Penyebabnya bukan karena luas wilayah kerajaan yang mencapai dua per tiga dunia,akan tetapi karena penguasaan ilmu pengetahuan yang tidak ada tandingannya.
Pada masa ini, seniman,teknokrat,ilmuwan,pujangga,filsuf,dan para saudagar berkontribusi terhadap perkembangan di bidangnya masing-masing,sehingga Ilmu agama,kesenian,industri,hukum,literatur,navigasi,filsafat, sains,sosiologi,dan teknik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada masa ini juga, lahir sebuah institusi keilmuan modern pertama di dunia yang menjadi cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan yakni  Baitul Hikmah.
Nama Baitul Hikmah diambil dari kata ha-ka-ma- yang artinya bijaksana. Dari kata ini juga keluar isitlah Hakim (orang yang bijaksana). Menurut Prof. Dr. Nazeer Ahmed,hal itu dikarenakan dalam Islam, seorang ilmuan bukan hanya orang yang melihat alam dari luar, tetapi dia adalah orang bijak (man of wisdom) yang melihat alam dari dalam dan menyatukan antara ilmu pengetahuan yang dia dapat ke dalam pokok-pokok dasar segala sesuatu. Jadi inti dari seorang ilmuan bukanlah terpaku pada pengetahuan untuk mencari ilmu pengetahuan, tetapi realisasi dari dasar-dasar pokok itu untuk menyerap ciptaan Tuhan dan keteraturan alam yang menunjukkan kebijaksanaan Tuhan.
Baitul Hikmah pertama kali dibangun oleh Harun Ar-Rasyid. Usaha Ar-Rasyid tersebut kemudian diteruskan oleh anaknya, Al-Makmun. Pada waktu itu, Baitul Hikmah adalah bangunan yang terdiri dari berbagai ruangan. Setiap ruangan terdiri dari tempat buku (khazanah) yang diberi nama sesuai nama pendirinya seperti Khazanah Ar-Rasyid dan Khazanah Al-Makmun. Bangunan yang menyatu dengan istana khalifah itu pun memiliki berbagai divisi, ada divisi untuk menyimpan buku, menerjemah, mencetak, menulis, menjilid, dan meneliti. Singkatnya, Baitul Hikmah benar-benar menjadi tempat ilmu pengetahuan yang sangat berharga. Bahkan, dalam perjalanannya, tempat tersebut bukan hanya berupa gudang buku sebagaimana terjadi pada perpustakaan zaman sekarang, tetapi berubah menjadi universitas (al-jami’ah). Dari tempat tersebut, lahir berbagai riset dan karya ilmiah yang sangat berharga. Bahkan, tempat tersebut pun menjadi tempat observasi bintang.
Baitul Hikmah menjadi pusat pertemuan ilmu-ilmu pengetahuan dari Barat (Yunani) dan dari Timur (India, Persia dan China) yang selanjutnya dikembangkan oleh para cendekiawan Islam menjadi berbagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, filsafat, astronomi, kedokteran, fisika bahkan juga metafisika. Di tempat ini, buku-buku dari Barat dan Timur dikaji, didiskusikan, dikritisi, diterjemakan dan dan kemudian ditulis ulang.
 Dari India misalnya, berhasil diterjemahkan buku-buku Kalilah dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim. Berbagai dalil dan dasar matematika juga diperoleh dari terjemahan yang berasal dari India. Selain itu juga diterjemahkan buku-buku filsafat dari Yunani, terutama filsafat etika dan logika. Sedangkan karya-karya satra diambil dari Persia.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang ilmu eksakta saja, ilmu-ilmu Naqli seperti Tafsir, Teologi, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh dan sebagainya, juga mengalami perkembangan signifikan. Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, seperti Al-Kindi, Al-Khwarizmi, Muhammad Jakfar bin Musa, Ahmad bin Musa, Abu Tammam, Al-Jahiz, Ibnu Malik At-Thai, Abul Faraj, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Biruni, Ibnu Misykawaih, hingga sejarawan besar Ibnu Khaldun. Mereka adalahorang-orang yang belajar di Baitul Hikmah dan mereka sangat berpengaruh besar terhadap perkembagan ilmu pengetahuan selanjutnya, bukan hanya untuk Islam tapi juga Barat dan Eropa.
Setelah meninggalnya Harun Ar-Rashid, pemeliharan Baitul Hikmah kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Al-Ma’mun. Perkembangan dan kemajuan yang dilakukannya tidak kalah dengan pendahulunya, di masa Al-Makmun, Baitul Hikmah terus mengalami kemajuan. Al-Makmun mengundang para ilmuwan di seluruh dunia Islam untuk berbagi ide, informasi, dan pengetahuan di perpustakaan ini. Ketertarikannya terhadap filsafat juga mendorongnya melakukan terjemah besar-besaran terhadap karya-karya dari Yunani.
Baitul Hikmah terus mengalami perkembangan baik di masa Al- Makmun maupun Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq. Namun mengalami kemerosotan di masa Al-Mutawakkil, dan kemudian musnah pada masa Al-Musta’shim akibat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, pada tahun 1258. Hal tersebut ditandai dengan kehancuran Baitul Hikmah. Bangunannya diratakan dengan tanah, dan buku-bukunya dibuang ke sungai. Konon, warna air Sungai Tigris yang melalui Bagdad, berubah menjadi merah dan hitam selama seminggu. Merah dari darah para ilmuwan dan filsuf yang terbunuh, sedangkan hitam dari tinta buku-buku berharga koleksi Baitul Hikmah yang luntur setelah dibuang ke sungai itu.*

4 komentar:

  1. boleh minta buku referensinya kah?

    BalasHapus
  2. Tlng kirimi contoh bangunan peninggalan khalifah harun arrosyid

    BalasHapus
  3. Ko gak adha 7 bngunan terkenal di bagdag yah

    BalasHapus
  4. kok gak ada Daftar Pustaka nya ya

    BalasHapus

Please Uktub Your Ro'yi Here...