Kamis, 01 September 2016

Doa yang Diberkahi

Oleh: 
Aisyah As-Salafiyah


Bismillahirrahmanirrahim..
Bulan dan umur yang diberkahi, Insya Allah.
Semuanya dimulai saat siang itu, Zaenab dan Afifah berlarian ke kamarku dan membangunkanku (yang saat itu sedang qoilulah),
“kakak, kakak.. kok tadi kakak nggak ke aula? Tadi ada pengumuman hadiah tau buat yang hafidzah” ujar Zaenab tersengal-sengal,
“hadiah apa?” tanyaku dengan kesadaran yang belum sepenuhnya,
“hadiah buat yang hafidzah, umrah kak..”
“eh, umrah?” aku tersentak, tidak percaya,
“iya.. ada 18 orang, mereka sampai pada nangis terharu coba, soalnya kata syaikh nya insya Allah mereka akan diberangkatkan satu atau dua pekan lagi, tadi nama kakak juga disebut, sama kak Aisyah Humaidi juga. Ya Allah, semoga beneran ya kak..”
Aku terdiam, oh ya aku baru ingat, tadi setelah pulang sekolah, seluruh santriwati diperintahkan untuk berkumpul di aula karena syaikh Fawwaz dan syaikh Jasim akan datang, biasanya akan ada pembagian snack, hadiah atau kuis, tapi karena Qadarullah saat itu aku merasa agak demam, akhirnya aku dan Naura memutuskan tidak ikut dan langsung pulang saja, tapi ternyata Zaenab dan Afifah tidak, mereka ikut menghadiri acara itu.
“hehe, iya..” rasa kantukku seolah hilang tiba-tiba, kemudian aku bangun dan menuju ruang tamu, sedangkan Zaenab keluar menemui teman-temannya, saat itu aku masih belum percaya sepenuhnya, apakah semudah itu mendapat hadiah umrah? Ah, tapi kalau memang rezeki, tak akan kemana, kan?
Aku berangkat sekolah siang, tapi hei, tak ada yang memberitahuku apapun, benarkan perkataan Zaenab itu? Tapi kulihat semua hafidzah di kelasku membawa Al-Quran, padahal siang ini tidak ada pelajarannya, aku mulai curiga, jangan-jangan mereka akan di-tes hafalannya?
“Aisyah, anti sudah tau belum, nanti yang hafidzah semuanya akan di tes sama syaikh Fawwaz?” sapa Habibah, temanku,
“umm, belum.. di tes?”
“iya, tadi awalnya kita kira semua yang hafidzah akan diberangkatkan umrah, tapi ternyata setelah tes dahulu..”
“30 juz? Kapan?”
“iya, kata ust. Hariyanto (mudir pesantren kami) insya Allah syaikh Fawwaz akan datang lagi bulan Ferbuari, tapi tadi di akhir beliau bilang kita siap-siap aja, bisa jadi satu-dua pekan lagi di tesnya..”
‘hm’ gumamku, tersenyum dan mengangguk, pantas saja mereka membawa mushaf dan mulai memurajaah, rupanya ada kemungkinan terburuk di tes satu-dua pekan lagi.
Sejak hari itu, kami semua amat semangat memurajaah lebih dari biasanya, tentu saja, siapa yang tidak mau mendapat pahala, mutqin Al-Quran dan mendapat hadiah umrah bersama mahram gratis sekaligus hanya dengan memurajaah hafalan? Tapi saat itu, kabar tentang kapan waktu tes-nya masih simpang siur, ada yang bilang Februari tapi ada juga yang bilang satu-dua pekan lagi, ya Allah, jika yang benar itu kemungkinan terburuknya bagaimana? 30 juz dalam waktu satu-dua pekan, bisakah aku?
Tapi, no pain no gain, kan? Bagaimanapun kami tetap memurajaah semaksimal kemampuan kami, yang penting usaha, hasilnya tawakkalkan pada Allah.
Pagi hari, tanggal 18 Oktober 2015, kak Zahro, mas’ul tahfidz MA mengumpulkan kami (18 orang) dan mengabarkan kami bahwa kekhawatiran kami bukan tanpa sebab, kemungkinan terburuk itu menjadi kenyataan, tes Al-Qurannya akan diadakan 2 pekan tepat sejak hari itu, yaitu tanggal 31 Oktober 2015. Whoaaa, bagaimana ini? Aku saja baru memurajaah 4 juz saja, masih kurang 26 juz lagi!
Tapi kini aku bisa mengambil hikmahnya, karena saat itu hampir semua hafidzah memurajaah dengan sungguh-sungguh setelah sebelumnya santai saja, di kelasku sendiri yang memiliki 10 orang hafidzah (Alhamdulillah, I’m proud to be part of Geni-us2 ^^), tak pernah sepi dari lantunan ayat Al-Quran dimanapun dan kapanpun, bahkan di saat istirahat ataupun menunggu guru yang belum masuk-pun digunakan untuk murajaah, rasanya 1 detik saja begitu berharga untuk kami.
Ok, waktu sudah ditentukan, namun siapa yang akan menge-tes kami? Nah, tersebar lagi-lah kabar simpang siur berikutnya, ada yang bilang ustadz Musni (Mas’ul Tahfidz Ibnu Taimiyah) sendiri, ada yang bilang beliau dengan ditemani beberapa ustadz lain, ada yang bilang ustadz Zawawi (pimpinan yayasan Ihya At-Turats) dan ada pula yang bilang syaikh Fawwaz langsung.
Perasaan gugup tiba-tiba menyeruak ke dalam hatiku, rasanya aku hapir putus asa saja, sampai akhirnya ummi menguatkanku, dengan segala lemah lembutnya, ummi berkata terisak,
“jangan takut nak, jangan pernah takut.. karena Allah selalu bersamamu, kedua malaikat-Nya selalu di sisimu, dan doa ummi selalu menyertaimu”. Subhanallah, mendengar motivasi kuat dari umi, aku-pun bangkit, aku tak akan menyerah, seorang muslim apabila melakukan sesuatu, ia akan memaksimalkannya, maka begitupula aku.
6 hari sebelum hari H, aku dan Hilyah memutuskan untuk latihan tes-tesan hafalan setiap hari 6 juz, hari pertama juz 26-30, hari kedua juz 1-5, hari ketiga juz 6-10, hari keempat juz 11-15 dan hari kelima juz 16-20, sisanya dibaca sendiri di hari keenam (hari Jumat). Tapi, karena memang waktunya memang tidak lama, aku belum sempat memurajaah juz 13-20, jadi di hari kelima, aku hanya di tes juz 11 dan 12 saja, begitupun Hilyah. Pada hari Jumat, kuusahakan memurajaah juz 13-15, namun aku tidak bisa, sampai malam hari, aku hanya mendapat 1 juz saja yaitu juz 13 karena memang surat Ar-Ra’d dan Al-Hijr agak sulit, tapi aku memohon kemudahan kepada Allah, akhirnya aku-pun hanya bisa bertawakkal saja.
Keesokan harinya, kurang lebih pukul 6 pagi, kak Zahro menelpon, ummi yang menerima, ternyata ia mengabarkan bahwa tes-nya dilaksanakan di masjid banat pukul 07.15 pagi! Ya Allah, cepat sekali.. hatiku berdegup seketika, Ya Allah, permudahlah aku..
Dengan segenap kekuatan, aku berangkat ke banat, setelah menunggu beberapa saat, tes Al-Quran pun dimulai pukul 08.00 dengan ustadz Musni sendiri! Alhamdulillah. Saat pengocokan urutan maju, aku mendapat no. 10 dari 18 orang, berikut urutannya kalau aku tak salah :
1.   Kak Aisyah KS
2.   Hilyah
3.   Hasna
4.   Sasa
5.   Sofi
6.   Aisyah Humaidi
7.   Kak Irnis
8.   Habibah (Adinda)
9.   Kak Athifah
10.                Aisyah As-Salafiyah
11.                Kak Nurfatria
12.                Dhifya
13.                Mutiara
14.                Kak Zahro
15.                Kak Mubasyiroh
16.                Zaki Zahro
17.                Aisyah Rohimah
18.                Rosyida

Di tes itu, kami mendapat 5 soal, aku sendiri mendapat :
1.   Juz 2 surat Al-Baqarah (lancar)
2.   Juz 7 surat Al-An’am (lancar tapi ada yang salah)
3.   Juz 15 surat Al-Isra (aku menjawab tapi tersendat-sendat dan banyak salah, he.. juz 15 kan belum sempat kumurajaah meski sudah dibaca)
4.   Juz 26 surat Muhammad (lancar tapi ada yang salah)
5.   Juz 29 surat Nuh (lancar)

Aku sadar aku tidak selancar teman-teman yang lain, tapi bismillah.. paling tidak aku sudah mencoba semampuku, soal lulus atau tidak, aku tawakkalkan pada Allah.
Oya, saat itu aku tidak sadar bahwa ummiku menyimakku saat aku maju. Seselesainya, ummi baru mengatakannya padaku.
Saat itu ummi memberitahuku, bahwa sebelum jiddah (nenek)ku meninggal beberapa bulan lalu, beliau sempat mendoakan agar anak-anak dan cucu-cucunya menjadi juara dan bisa umrah semua. Tabarakallah, insya Allah di akhir tahun ini 3 orang anggota keluarga besar St. Sjamsuddin (kakekku) akan umrah, ummi berharap aku menjadi orang keempatnya. Ummi juga mengingatkanku bahwa bulan depan (November) aku akan menginjak usia 17 tahun, aku akan menjadi semakin dewasa.. ummi meminta maaf karena beliau bilang beliau belum bisa memberi apa yang dapat membuatku senang, saat itu yang kupikirkan hanyalah, ‘Ya Allah.. apa yang ummi katakan? Bukankah seharusnya aku yang meminta maaf padanya?’. Ummi melanjutkan, ummi hanya bisa mendoakan semua yang terbaik untukku. Ummi sangat ingin usia 17 tahunku ini akan dimulai dengan kebaikan, yaitu dengan mutqinnya hafalan Al-Quranku, Aamiin ya Allah..
1 November 2015, aku mengawali pagi dengan riang, Masya Allah, benar kata ummi.. dalam kurang dari sebulan ini, aku akan semakin dewasa, ajalku akan semakin dekat, waktuku akan semakin berkurang. Pagi itu, aku datang ke halaqah (aku membimbing halaqah 4) dan disambut dengan ceria oleh semua anak-anak (halaqah)ku, mereka menanyakan tentang tes-ku kemarin dan mendoakan kelulusanku.. selain itu, salah satu dari mereka yang bernama Ayu yang tanggal dan bulan lahirnya sama denganku menyapaku, “kakak, 25 hari lagi kita naik umur, kak..” ia tersenyum begitu indah, ah ya.. 25 hari lagi, bulan November ini akan diberkahi, insya Allah.
Malam harinya, kak Zahro mengabari kami bahwa setelah Isya’ kami (18 orang) akan berkumpul karena insya Allah ustadz Musni akan mengumumkan kelulusan kami. Aku gemetar, Ya Allah.. luluskanlah aku.. ijabahkanlah doa nenekku dan orang-orang tersayang di sekitarku, Ya Allah.. izinkanlah aku mengunjungi Baitulllah Ya Rabb..
Setelah Isya, aku datang kembali ke masjid, aku bertemu dengan Aisyah Humaidi (kami sama-sama non asrama), kami berbincang sebentar sampai teman-teman yang lain berkumpul. Tak berapa lama, ustadz Musni datang dan memulai pengumumannya dengan bismiilah dan salam lalu membagikan snack agar kami tidak tegang, kemudian beliau mengingatkan kami tentang Iman pada takdir, tentang rezeki Allah, tentang kesungguhan, dan banyak hal. Selesai itu semua, beliau mulai mengumumkan siapa saja yang lulus, aku tertunduk.
Beliau mengatakan ada 4 orang yang lulus, yaitu kak Zahro, kak Aisyah KS, Hilyah dan Rosyida.. aku langsung lemas, ‘ya, aku tau mereka semua jauh lebih lancar daripadaku..’ ujarku akhirnya.
“dan setelah melobi-lobi ustadz Zawawi, akhirnya kami memutuskan menambah 3 orang lagi.. yaitu Sasa, Athifah dan Aisyah As-Salafiyah”
Aku mendongak, kaget. “e, eh.. namaku?” aku terperangah tak percaya, benarkah yang barusan disebut itu namaku? Apakah aku tidak salah dengar? Aku bahkan tak terlalu memperhatikan apa saja yang dikatakan ustadz Musni selanjutnya,
“Sasa, siapa 3 orang tadi?” tanyaku pada Sasa yang kebetulan ada di samping kananku,
“anti, ana sama kak Athifah..” jawabnya mantap,
Yasmin (Mutiara) yang ada di sebelah kiriku, tiba-tiba menggenggam tanganku,
“Ais, selamat ya.. nanti ana nitip doa ya..” ujarnya,
“i..iya..” balasku salah tingkah.
Setelah bubar, aku mengejar Sasa lagi, sungguh aku masih belum percaya..
“Sa, tadi.. itu benar namaku? Barangkali Aisyah yang lain..”
“bener kok, iya kan, kak Aisyah?” iya menoleh pada kak Aisyah KS,
“hu-um..” kak Aisyah KS mencubit pipiku.
Aku pulang bersama Aisyah Humaidi, sesampainya di rumah, aku hanya diam, lemas, aku tak tau harus bilang apa..
“gimana, Syah?” tanya ummi,
Aku hanya bisa menceritakan semuanya, kemudian ummi memelukku, menangis di bahuku, “Masya Allah, doa jiddah terkabul, Syah..” ujar ummi lirih.
Masya Allah, Tabarakallahu Ta’ala.
Sungguh amat benar perkataan-Nya, bahwa Ia mampu memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Aku sendiri tak pernah menyangka bahwa aku dapat melaksanakan umrah di awal usia 17 tahunku nanti, Subhanallah. Siapa yang menyangka, doa jiddahku akan terkabul begitu cepat? Insya Allah yang akan menemaniku sebagai mahram nanti adalah pamanku, itu berarti 5 anggota keluarga besar kami akan umrah di penghujung tahun 2015 ini, semoga yang lain dapat menyusul.

Ini adalah karunia dari Rabb-ku dan aku tak akan menyia-nyiakannya, Insya Allah. Aku akan terus berusaha memutqinkan hafalan Al-Quranku, bukan.. bukan untuk mendapat ganjaran duniawi. Meski aku percaya, siapapun yang mengejar akhirat, dunia akan mengerjarnya, tapi demi meraih keridhaan Allah agar aku mendapat nikmat terbesar, yaitu melihat wajah-Nya, Aamiin Allahumma Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...