Rabu, 27 Juli 2022

Citayam Fashion Week: Budaya Anak Muda yang Perlu Bimbingan

Oleh: Misno Mohamad Djahri

 




Berita mengenai Citayam Fashion Week hingga pekan ini masih mendominasi dunia sosial media (sosmed), sebut saja tiktok, reel instagram, reel di youtube dan saluran lainnya seolah-olah menjadikannya sebagai tema utama. Berbagai content creator bahkan menjadikannya sebagai obyek baru content mereka. Dari mulai wawancara dengan anak muda yang ada di sana hingga semua hal terkait dengan topik ini.  Bagaimana sebenarnya menyikapi hal ini?

Ada banyak hal yang bisa dibincangkan dari fenomena ini, dari mulai kemunculannya, para tokohnya hingga “sesuatu” yang ada di balik viralnya topik ini. Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah terkait dengan para pelaku dan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya yang sebagian adalah anak-anak dari Citayam, Bojonggede dan Depok. Tentu saja kenyataannya mereka banyak juga dari Bekasi, Tangerang, Bogor dan wilayah Jabodetabek lainnya.

Tokoh-tokoh viral yang ada di berita viral ini ada; Bonge, Kurma, Jeje, Mami dan anak-anak muda yang lainnya. Sebagian besar dari mereka menggunakan outfit yang “heboh” khas anak muda, yang justru menjadi icon bagi berita ini. Sebagian dari mereka adalah anak-anak kalangan ekonomi menengah ke bawah dengan pendidikan yang juga hanya sampai di tingkat dasar atau menengah atas. Tentu saja latar asal-usul, budaya, ekonomi dan Pendidikan bukan menjadi suatu masalah, masalah terbesar bagi penulis adalah beberapa dari mereka yang mengususng gaya hidup yang tidak sesuai dengan agama dan budaya bangsa.

Mamih, Minho dan Bella adalah tigha contoh dari anak muda yang cukup viral di Citayam Fashion Week karena sering menjadi obyek wawancara dan content. Video wawancara mereka bersliweran di social media, dengan gayanya masing-masing. Dari ketiga tokoh tersebut tentu saja ada kesamaan di mana mereka sedang mengalami krisi kepribadian. Bahkan duan ama terakhir mengaku secara terbuka bahwa pekerjaannya adalah “Pekerja Malam”, yaitu melayani om-om dengan tarif tertentu. Tentu saja bukan hanya mereka bertiga, masih banyak lagi remaja-remaja seperti mereka yang terbawa dalam arus budaya yang tidak sesuai dengan agama dan budaya bangsa.

Ketiga remaja tersebut adalah laki-laki namun memakai pakaian perempuan dan dengan gaya kemayu perempuan. Terlihat jelas dalam banyak video viral mereka memakai pakaian perempuan dengan bagian perut terbuka serta aksesoris khas perempuan. Ditambah lagi dengan gaya bicara, gerak tubuh yang jelas mereka adalah remaja putra yang bergaya seperti remaja putri. Sebagian menganggapnya lucu dan sebagai hiburan, Sebagian lagi mungkin cuek saja dengan gaya mereka karena memang sudah banyak di sekitar kita. Bagaimana dengan anda para pembaca? Apakah anda juga “menerima” keadaan mereka? Atau mengaanggap ini adalah sebuah ancaman generasi di masa depan?

Islam sebagai agama yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia telah memberikan pedoman dalam bertingkah laku bagi laki-laki dan perempuan. Demikian pula Islam melarang bagi mereka uuntuk menyerupai lawan jenisnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” HR. Bukhari.

Dalam lafazh Musnad Imam Ahmad disebutkan,

لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” HR. Ahmad.

Demikian pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki”. HR. Ahmad.

Berdasarkan Riwayat-riwayat tersebut jelas sekali bahwa Allah Ta’ala dan RasulNya telah melaknat dalam makna menjauhkan dari segala bentuk kebaikan bagi laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.

Kembali ke fenomena Mami, Minho dan Bella serta beberapa yang lainnya di Citayam Fashion Week, maka kita sebagai seorang muslim harus punya keberanian untuk menyampaikan kebenaran bahwa fenomena tersebut tidak sesuai dengan syariah Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia. Sedangkan budaya bangsa sendiri tidak memperkenankan hal ini karena tidak sesuai dengan budaya leluhur kita. Sehingga hal ini harus diberikan peringatan, himbauan, penyampaian dan tahdzir dari semua pihak.

Tentu saja caranya harus sesuai dengan aturan Islam, jangan dengan kekerasan atau penyampaian yang justru menjadikan mereka menjauh dari Islam. Sebarkan dakwah dan keramahan Islam kepada mereka, sadarkan mereka bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan syariah Islam dan akan menghancurkan kehidupannya sendiri. Ini menjadi tugas kita semua, sebagai muslim dan seluruh komponen bangsa. Bahwa perilaku yang menyimpang ini akan semakin menyebar apabila kita tidak menghentikan dan melakukan Tindakan amar ma’ruf nahi mungkar. Tentu saja sekali lagi dengan cara yang elegant.

Bagi adik-adik remaja yang sering nongkrong di SCBD, silahkan berkreasi, namun jangan melanggar dari fitrah insani (manusia). Jika kalian laki-laki maka bergaya-lah sebagai laki-laki dan jika kalian perempuan maka berpakaianlah layaknya perempuan. Jika kalian mengalami trauma masa kecil atau ada perasaan dalam hati yang tidak sesuai dengan fisik sendiri maka itu adalah cobaan dari Allah Ta’ala. Teruslah berusaha menghilangkan perasaan yang tidak sesuai dengan jati diri dan fisik yang telah Allah Ta’ala anugerahkan baik sebagai laki-laki atau perempuan.

Namun, jika gaya yang ditampilkan hanya sekadar sensasi atau karena mencari keuntungan duniawi atau untuk mendapatkan uang. Maka berhati-hatilah, pertama bahwa usaha untuk mencari uang atau materi jangan sampai mengorbankan hati Nurani sebagai laki-laki atau perempuan hingga harus merubah penampilan. Kedua, jika uang itu menentukan memang terkadang itu benar, tapi uang bukan segalanya sehingga harus melakukan apa saja tanpa melihat halal atau ahram dalam mendapatkannya. Ketiga, kembalilah kepada Islam yang telah mengajarkan umat manusia untuk memiliki uang tapi tidak menjadikannya sebagai tujuan utama dalam kehidupan hingga tidak melihat dari mana sumbernya.

Citayam Fashion Week adalah satu fenomena yang bukan viral dengan sendirinya, budaya urabn, perubahan di masyarakat hingga kehidupan konsumerisme telah membentuk fenomena ini. Selain itu banyak komunitas yang menumpang viralnya, misalnya dari kalangan LGBT dan yang lainnya. Sehingga mari kita peduli dengan bangsa ini, mari peduli dengan generasi negeri ini, caranya dengan Kembali memahami agama Islam yang menjadi ruh bagi insani. Wallahu a’lam, menjelang tengah malam 27072022. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...