Pertama, beriman kepada Allah ta’ala tanpa dicampuri kesyirikan dan kemunafikan Kemudian beramal sholih sebagaimana tuntunan Rasulullah Shalala Alaihi Wasalam dan istiqomah (teguh pendirian) di atas keshalihan tersebut sampai matinya. Ini adalah seagung-agungnya sebab keselamatan seseorang di dunia dan di akhirat kelak.
Kedua, membaca surat Al Mulk ( surat ke 67 dalam Al Qur’an )
قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – (سورة تبارك هي المانعة من عذاب القبر
Rasulullah Saw bersabda : “Surat Tabaarok adalah pencegah/penghalang dari adzab kubur.” Shohihul Jaamie n. 3643 )
Ketiga, meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ »
Dari Abdullah bin Amr ra dari Nabi Saw bersabda : “Tidaklah seorang muslim meninggal di hari Jum’at atau di malam Jum’at melainkan Allah Swt akan melindunginya dari fitnah kubur.” ( HR. Ahmad dan Tirmidzi dihasankan Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Ahkaamul Janaaiz )
Keempat, meninggal karena sakit perut.
عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ السَّبِيعِىِّ قَالَ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ صُرَدٍ لِخَالِدِ بْنِ عُرْفُطَةَ أَوْ خَالِدٌ لِسُلَيْمَانَ أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ قَتَلَهُ بَطْنُهُ لَمْ يُعَذَّبْ فِى قَبْرِهِ ». فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ نَعَمْ.
Dari Abu Ishaq as-Sabie’ie, ia berkata : Sulaiman bin Shurod berkata kepada Kholid bin ‘Urfuthoh atau sebaliknya, “Bukankah engkau telah mendengar Rasulullah Saw bersabda : ‘Barangsiapa yang meninggal karena sakit perut, ia tidak di adzab di kuburnya’? Maka salah seorang berkata kepada temannya, “Betul”. HR. Tirmidzi
Kelima, ribath (berjaga-jaga) di jalan Allah Subhaanahu wa Ta’aala
عَنْ سَلْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِى كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِىَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ ».
Dari Salman al-Farisi rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Berjaga-jaga sehari semalam di jalan Allah adalah lebih baik dari puasa dan shalat malam selama sebulan penuh. Dan jika ia mati pada saat itu, ia akan diberi pahala atas amalnya, ditetapkan baginya rizki dan aman dari siksa kubur.” HR. Muslim dalam Shohihnya no. 5047
Keenam, mati syahid di medan pertempuran.
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِى أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِى سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ »
Dari al-Miqdam bin Ma’die kariba, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Bagi orang yang syahid, ia memiliki enam bagian kebaikan di sisi Allah ; Ia diampuni sejak pertama kali tetesan darahnya mengalir, ia melihat tempatnya di Surga, ia dilindungi dari adzab kubur, ia merasa aman di hari kebangkitan, diletakkan di atas kepalanya mahkota dari yakut yang lebih baik dari dunia dan apa yang di atasnya, ia dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari bermata jeli dan ia diizinkan memberikan syafa’at kepada tujuh puluh anggota keluarganya.” ( HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 1764 dishohihkan syaikh al Albani rohimahulloh dalam shohiehut targhieb wat tarhieb no. 1375 )
Ketujuh, bersuci dari kencing ( menjaga kebersihan dan kesucian diri dari najis )
عن ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “عامة عذاب القبر في البول فاستنزهوا من البول”
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Kebanyakan adzab kubur disebabkan oleh air kencing. Maka bersucilah dari air kencing!” ( HR. al-Bazar, Thobronie dalam al Kabier, al Hakim dan Daraquthnie. Syaikh al-Albani rohimahulloh menilainya ‘Shohieh lighoirihi’ dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 158 )
Kedelapan, berwasiat kepada keluarganya untuk tidak meratapinya ketika ia meninggal dunia.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِى قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ ».
Dari Abdullah bin ‘Umar dari Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Mayit itu di adzab dalam kuburnya disebabkan ratapan keluarganya.” ( HSR. Bukhori dan Muslim )
Adapun jika sewaktu hidup ia telah berwasiat kepada keluarganya untuk tidak meratapinya kalau ia mati dan dikubur, kemudian keluarganya tidak menggubris wasiatnya maka ancaman yang diberitakan ‘Rasulullah Saw itu tidak akan diberlakukan kepadanya. Wallohu a’lam.
Kesembilan, tidak menjadi orang yang menebar permusuhan di kalangan manusia ( pengadu domba )
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ . ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ، ثُمَّ غَرَزَ فِى كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً . فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau melewati dua buah kubur yang penghuninya sedang diadzab. Beliau bersabda : “Kedua penghuni kubur ini sungguh sedang diadzab dalam kuburnya. Dan mereka tidak di adzab karena perkara besar. Adapun seorang di antara mereka tidaklah bersuci dari kencing. Sedang yang satunya, adalah mengadu domba ( menebar permusuhan ) di kalangan manusia. ( HSR. Bukhori dan Muslim )
Kesepuluh, menjaga Al-Qur’an dan tidak melalaikan sholat wajib. Dari Samuroh bin Jundab rodhiyallohu ‘anhu, dari Rasulullah Saw (dalam hadits yang panjang) ;
..أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ
Adapun orang pertama yang engkau datangi yang remuk kepalanya dengan batu adalah orang yang membaca Al Qur’an lalu ia tidak mengamalkan isinya dan tidur di kala waktu shalat wajib ( melalaikannya ) HR. Bukhori no. 7047
..أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ
Adapun orang pertama yang engkau datangi yang remuk kepalanya dengan batu adalah orang yang membaca Al Qur’an lalu ia tidak mengamalkan isinya dan tidur di kala waktu shalat wajib ( melalaikannya ) HR. Bukhori no. 7047
Kesebelas, tidak menjadi penebar kedustaan ( kebohongan ) di tengah-tengah masyarakat. Apalagi menjadi penebar kedustaan dengan kemasan agama seperti para penyebar hadits-hadits palsu atas nama Rasulullah Saw untuk menguatkan faham, amalan dan eksistensi kelompoknya.
..وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ
Adapun orang yang engkau datangi sedang digergaji mukanya hingga mulut, tenggorokan dan matanya tembus ke tengkuknya adalah orang yang keluar dari rumahnya lalu berdusta dengan kedustaan yang tersebar ke pelosok. HR. Bukhori no. 7047
Kedua belas, menjauhi perbuatan zina
وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِى مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمُ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِى
Adapun lelaki dan wanita telanjang yang berada di atas tungku api maka mereka adalah para pezina (orang yang berhubungan badan tanpa ikatan nikah yang sah menurut Islam) HR. Bukhori no. 7047
Ketiga belas, tidak memakan riba.
وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِى النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا
Adapun orang yang engkau datangi sedang berenang di sungai dan dijejali batu maka ia adalah pemakan riba. HSR. Bukhori no. 7047
Keempat belas, memohon perlindungan kepada Alloh dari adzab Neraka dan adzab kubur ketika tasyahud akhir di dalam sholat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud maka berlindunglah dari empat perkara dengan mengucapkan : “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan kejahatan fitnah Dajjal” (HR. Muslim no. 1361, dalam hadits lain disebutkan bahwa tasyahud di maksud adalah tasyahud akhir lihat HR. Muslim no. 1354)
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu ia mengatakan : Rasulullah Saw bersabda ; “Jika salah seorang di antara kalian selesai bertasyahud akhir maka berlindunglah kepada Alloh dari empat perkara ; dari adzab Jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan kematian dan fitnah kejahatan Dajjal.” ( HR. Muslim no. 1354)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...