Oleh:
Abdurrahman
Hari ini Selasa
11 Juni 2013, Kampung Naga berduka. Salah satu dari sesepuh lembur yaitu
Bapak Ateng selaku Lebe Kampung Naga sekitar puku 11.30 WIB meninggal dunia. Berita ini cukup mengagetkan karena pekan yang
lalu beliau rencananya akan segera pulang ke rumah setelah kurang lebih 10 hari
dirawat di rumah sakit Kartini Tasikmalaya. Setelah menjalani operasi sebanyak dua kali,
keadaan beliau pada kamis malam jumat mulai membaik. Beberapa saudara dan warga
Kampung Naga secara bergiliran menemani beliau di rumah sakit. Sakit yang
beliau derita memang sudah cukup lama, hari-hari terakhir beliau diisi dengan
kegiatan di sekitar rumah. Untuk berjalan jauh beliau memang sudah tidak mampu,
bahkan pada beberapa acara ritual lembur tidak bisa beliau ikuti.
Saya mendengar
kabar ini dari Kang Entang salah satu warga Kampung Naga yang menelepon saya
kirang lebih pada pukul 12.40 WIB tadi siang. Seperti tidak percaya akan
kejadian ini karena kedatangan saya pada Kamis-Jum’at kemarin ke Kampung Naga
adalah sebenarnya memang untuk menengok keadaan beliau, namun ternyata beliau
masih di rumah sakit. Muncul penyesalan dalam hati karena perkenalan saya
dengan beliau yang hanya sekitar 6 bulan ternyata tidak bisa berlanjut karena
beliau telah dipanggil lebih dulu ke sisiNya.
Muncul rasa
bersalah dan “penyesalan” karena sebelum beliau dirawat di rumah sakit saya
sempat berbincang dan merekam pembicaraan tersebut. Tepatnya pada 25 Mei 2013
saya berbicara panjang lebar dengan beliau pada teras rumahnya. Pembicaraan berkisar
tentang tata cara pengurusan jenazah, shalat jenazah, daun pisang emas yang
dijadikan sasarap bagi imam dalam shalat jenazah hingga saya minta
didiktekan niat shalat dan tata cara shalat jenazah di Kampung Naga. Pembicaraan
melebar hingga mengenai sejarah Baduy versi Kampung Naga yang beliau dengar
dari sesepuh.
“Penyesalan” itu
muncul karena cerita tersebut belum
selesai dan beliau berjanji akan melanjutkan ceritanya di lain waktu. Beliau juga
sempat memberikan izin bagi saya untuk menginap di rumah beliau dan bisa
mendengarkan kisah berikutnya. Sebuah kesempatan yang luar biasa untuk saya
yang telah melakukan penelitian selama 6 bulan di Kampung Naga. Selama ini saya
menginap di rumah warga dan di rumah Punduh Ma’un.
Namun, ternyata
Allah ta’ala sayang dengan beliau sehingga memberikan hal yang terbaik hari ini
untuk lebih dulu menghadapNya. Semoga Allah ta’ala memberikan jalan terang bagi
beliau dan mengampuni seluruh dosa-dosanya…. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...