Oleh: Abdurrahman
Kematian, sebuah kata yang akan datang
pada setiap insan. Ia adalah sebuah kepastian yang telah ditakdirkan oleh
Ar-Rahman. Adanya kematian adalah bentuk kesempurnaan dari kehidupan, sehingga
keduanya merupakan “dua sisi uang” yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu,
tidak akan ada kehidupan jika tidak ada kematian. Ia datang tidak diundang…
Sebagai sebuah kepastian, kematian
datang kapan saja, di mana saja dan dengan cara bagaimana saja. Setiap manusia
dan seluruh makhluk tidak pernah mengetahui kapan ia akan meninggal. Bisa jadi
seseorang mengetahui ciri-ciri dari kematiannya tetapi untuk memastikannya
tidak ada satu makhluk-pun yang mengetahuinya. Sebatas perkiraan dan
tanda-tanda akan datangnya kematian mungkin bisa dilihat bahkan seratus hari
sebelum kematiannya, namun lagi-lagi hal tersebut hanya bisa diungkapkan dan
disadari ketika kematian tersebut sudah terjadi. Sebelum itu tidak ada orang
yang berfikir kematian itu akan datang. Sakit, kecelakaan dan kejadian lain
yang mengakibatkan kematian hanyalah sebagai sebab, hakikatnya adalah “jatah”
kehidupan bagi orang tersebut sudah selesai. Sehingga kematian itubisa saja
datang ketika seseorang itu berada pada kondisi sehat dan prima. Hal ini sudah
sering sekali kita dengar, bagaimana seseorang yang sehat dan segar bugar
meninggal tanpa adanya penyebab sebelumnya. Bisa jadi juga kematian itu datang
ketika seseorang sedang melakukan aktifitas keseharian, bekerja, belajar,
mengajar, mengaji, berjalan, berdiri, tidur dan aktifitas lainnya. Kematian juga
tidak memandang umur, pangkat, jabatan dan kedudukan seseorang, semua akan meninggalkan
dunia yang fana ini.
Selanjutnya kematian juga akan datang di
mana saja, ia tidak memandang tempat. Banyak kejadian kematian di medan perang,
di jalanan, dalam rumah, dan sering pula terjadi kematian itu ketika di tempat
tidur. Tempat hanyalah lokasi yang telah ditentukan oleh Ar-Rahman untu
mengambil nyawa seseorang, sehingga lagi-lagi tempat penyebab utama sebuah
kematian. Seseorang yang berjihad di jalan Allah ta’ala bukan berarti ia
mendekati lokasi kematian, karena kematian itu tidak bisa dimajukan dengan
adanya jihad demikian pula tanpa mengikuti jihad bukan berarti ia menjauhi
tempat kematian. Apabila suatu tempat sudah ditakdirkan sebagai tempat kematian
maka tidak ada yang bisa menggantikannya. Berapa banyak kita saksikan seseorang
yang terjatuh dari tebing yang tinggi ke jurang yang dalam namun kematian itu
tidak datang, atau seseorang yang jatuh dari gedung yang tinggi namun tidak
juga mati. Itulah salah satu dari rahasia Ar-Rahman
Kematian juga akan datang dengan
berbagai bentuknya, maksudnya adalah bahwa kematian itu datang dengan berbagai
penyebabnya. Ada yang meninggal di tempat tidur karena penyakit jantung,
adapula yang meninggal karena tertabrak mobil. Pada kesempatan yang lain ada
yang meninggal karena terjatuh dari sebuah gedung, adalagi yang meninggal
karena tenggelam. Semua itu adalah “wasilah” akan datangnya sebuah kematian. Bisa
jadi di antara kita akan merasa ngeri menyaksikan seseorang yang meninggal
karena terlindas kereta, atau seseorang yang meninggal karena terkena bom. Sejatinya
itu hanyalah pemdangan dhahir yang tampak oleh manusia yang masih hidup,
padahal bisa jadi ruh dari orang tersebut sudah berpindah ke alam lainnya. Maksud
saya di sini adalah bahwa kematian dengan beraneka bentuknya tersebut sama
sekali tidak mempengaruhi hakikat dari kematian tersebut. Apalagi jika
dikaitkan dengan keyakinan kita sebagai seorang muslim, yaitu penyebab dan
bentuk kematian hanyalah bisa disaksikan oleh orang yang masih hidup, sedangkan
orang yang sudah meninggal akan sangat tergantung dengan amalannya selama di
dunia.
Intinya adalah bahwa segala bentuk
kematian yang dianggap oleh manusia sangat mengerikan sejatinya adalah
ketentuan dari Ar-Rahman yang terkait erat dengan amalan kita selama dunia. Rasulullah
memberiakn satu harapan bahwa kematian yang sangat mengerikan itu seringkali
adalah tanda-tanda dari syahid di jalanNya, misalnya orang yang meninggal
karena tenggelam, terbakar, terbentur benda keras, meninggal karena melahirkan,
dalam jihad di jalan Allah, sakit perut dan lain sebagainya. Intinya adalah
bahwa bagaimanapun bentuk kematian yang akan kita rasakan akan sangat
tergantung dengan amalan kita di dunia, kalau kita baik dan senantiasa
menjalankan amal sholeh maka kematian itu akan datang dengan penuh kenikmatan,
sedangkan bila kita senantiasa berbuat jahat maka kematian itu akan datang
dengan sangat mengerikan.
Kejadian ini masih terjadi di dunia,
bagaimana dengan nanti setelahnya? Wallahu a’lam…
makasih atas infonya sangat membantu, kunjungi http://bit.ly/2RpidHn
BalasHapus